logo Kompas.id
OlahragaMimpi Buruk Lendldi All...
Iklan

Mimpi Buruk Lendldi All England Club

Oleh
· 3 menit baca

Grand Slam Wimbledon menjadi turnamen paling bergengsi bukan saja karena tradisinya yang kuat. Hadirnya anggota Kerajaan Inggris, keharusan petenis menggunakan pakaian serba putih, dan tata cara berpakaian wasit adalah salah satu ciri yang dipertahankan selama puluhan tahun. Wimbledon juga menjadi yang paling agung karena mereka punya tradisi menghargai sang juara.Menjadi juara di lapangan All England Club adalah pencapaian seumur hidup. Wimbledon punya kebiasaan menghadirkan mereka kembali di lapangan dalam berbagai bentuk acara. Penghargaan kepada juara ini bukan saja kepada mereka yang telah memenangi Wimbledon berkali-kali. Bahkan, yang hanya sekali juara pun mendapatkan penghargaan yang sama.Tak hanya legenda, seperti Bjorn Borg atau Pete Sampras dan Martina Navratilova atau Chris Evert, yang sudah tentu mendapat tempat istimewa. Petenis "sekali tembak", seperti Pat Cash atau Goran Ivanisevic, pun mendapatkan posisi yang sangat terhormat.Kenangan yang melekat erat kepada para juara itu jugalah yang membuat pencinta tenis mengenang para legenda yang gagal menjadi yang terbaik di Wimbledon. Pada era terbuka, barangkali yang paling diingat adalah Ivan Lendl, legenda Ceko pemegang delapan gelar Grand Slam yang kini menjadi pelatih petenis nomor satu Andy Murray.Di sepanjang kariernya yang menawan, Lendl telah memenangi gelar di Melbourne, Paris, dan New York, tetapi tak punya momen memikat di London. Petenis yang dikenal berpenampilan sedingin es ini dua kali mencapai final di All England Club, 1986 dan 1987, pada puncak masa jayanya. Sayang, dalam dua penampilan di center court itu, dia gagal di tangan Boris Becker dan Cash.Banyak analisis mengapa petenis sehebat Lendl gagal juara di Wimbledon, padahal statistik dia di lapangan rumput luar biasa. Lendl mengukir rekor menang-kalah 81-25 di lapangan rumput dengan persentase kemenangan 76 persen, lebih bagus daripada kebanyakan juara Wimbledon. Lendl juga mencapai semifinal tujuh kali. Di Australia Terbuka saat masih permukaan rumput, Lendl jadi finalis 1983 dan semifinalis 1985.Lendl tipe baseliner sejati, sama seperti Borg yang memenangi lima gelar Wimbledon. Saat tampil di Wimbledon, mereka sama-sama mencoba gaya servis dan voli yang sering menjadi kunci sukses di lapangan rumput. Lantas apa bedanya? Berbeda dengan Borg, Lendl bersaing dengan bintang-bintang kategori master gaya permainan servis dan voli di lapangan rumput, seperti John McEnroe, Becker, atau Stefan Edberg. Borg mampu beradaptasi dengan baik saat menyerbu ke jaring, sementara Lendl tidak terlalu nyaman bermain dengan gaya ofensif itu. Upaya Lendl untuk memenangi satu-satunya gelar yang menghantui itu juga luar biasa. Dia dua kali sengaja absen di Roland Garros (meski masih favorit kuat juara) untuk berlatih di lapangan rumput. Lendl meminta jasa Tony Roche untuk meningkatkan permainannya menyerbu ke jaring dan menamatkan poin dengan voli dan berhasil meningkatkan kualitasnya. Dia juga semakin percaya diri menyerbu ke jaring meski dengan servis keduanya. Sayangnya, dia harus berhadapan dengan para master yang juga mendapatkan keuntungan dengan kemajuan teknologi raket dan senar sehingga mampu melakukan pukulan terobosan (passing shot) dengan baik.Salah satu analisis mengatakan, berbeda dengan Borg yang tidak memaksakan menyerbu ke jaring pada servis keduanya, Lendl kaku dengan rencana permainnya, tetap approaching pada servis kedua yang tidak sesolid servis pertama. Itulah mengapa petenis dengan pengembalian servis yang baik, seperti Becker dan Edberg, mampu mengalahkannya dengan pukulan terobosan atau menyerang kakinya. Kekalahan Lendl melawan Pat Cash pada 1987 juga banyak disebabkan pada kekakuannya dalam menerapkan strategi net approaching. (Anton Sanjoyo)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000