logo Kompas.id
OlahragaSekjen Baru PSSI Perlu...
Iklan

Sekjen Baru PSSI Perlu Perbaiki Komunikasi

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Ratu Tisha mengukir sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat sekretaris jenderal di PSSI. Ia dinilai memiliki pengetahuan dan pengalaman mumpuni di sepak bola. Namun, itu tidak cukup tanpa didukung keterbukaan dan kemampuan komunikasi dengan para pemangku kepentingan. Tisha, yang malang melintang di manajemen sepak bola, resmi ditunjuk menjadi Sekjen PSSI, Jumat (7/7). Sarjana Matematika Institut Teknologi Bandung yang berusia 31 tahun itu menyisihkan 29 kandidat lainnya. Tisha menggantikan Ade Wellington yang mundur sebagai Sekjen PSSI pada April lalu. Penunjukan Tisha, yang juga menjabat Direktur Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), mengundang berbagai reaksi. Tommy Apriantono, pengamat sepak bola dari ITB, mengatakan, Tisha merupakan figur tepat dan berbeda dari para pendahulunya. "Dia punya passion (minat besar) di sepak bola. Tidak seperti para Sekjen (PSSI) terdahulu, seperti Tri Gustoro dan Nugraha Besoes, dia (Tisha) murni memiliki pengetahuan dan kompetensi mendalam di sepak bola. Sekjen era-era sebelumnya lebih banyak berlatar belakang politik," ujar Tommy, Senin (10/7). Tommy mengenal baik rekam jejak Tisha. Ia bercerita, saat kuliah, Tisha telah menunjukkan minat besar, khususnya soal manajemen dan statistika, sepak bola. Salah satu pendiri LabBola itu memperkaya keilmuannya lewat studi program FIFA Master. "Kami dulu sering berdiskusi tentang sepak bola. Suatu ketika, ia berkata kepada saya bahwa ia siap dan berani hidup dari sepak bola sepenuhnya. Untuk itu, ia rela meninggalkan pekerjaan lamanya di Slumber Sea," ujar Tommy. Kehadiran Tisha di PSSI, menurut Tommy, diharapkan juga dapat menghadirkan suasana lebih harmonis di PSSI. "Dia bisa melengkapi Ketua Umum PSSI (Edy Rahmayadi) yang karakternya cenderung keras. PSSI butuh karakter lainnya yang bisa saling melengkapi," tuturnya. Dihubungi terpisah, Tisha berkata, ditunjuk sebagai Sekjen PSSI adalah sebuah kehormatan baginya. Ia kemarin langsung bekerja di PSSI. "Saya merasa bersyukur sekaligus juga tertantang untuk bekerja sebaik-baiknya," ujarnya seusai rapat panjang di PSSI, kemarin malam. Dalam rapat Komite Eksekutif PSSI, Jumat lalu, Tisha diminta meninggalkan jabatannya sebagai direktur di PT LIB jika menerima pekerjaan Sekjen PSSI. Itu agar ia lebih fokus. Ia juga diminta proaktif dan komunikatif dengan para pemangku kepentingan di sepak bola, termasuk wartawan. "Kami berharap ia (Tisha) bisa menjalin komunikasi yang baik dengan kami, awak media. Artinya, ia bisa cukup komunikatif sebagai penyambung organisasi (di PSSI). Bagaimanapun, itu satu hal yang penting dari sekian banyak tugasnya sebagai Sekjen PSSI," tutur Ketua Koordinatoriat PSSI Pers Decky Jasri. Wellington, Sekjen PSSI sebelumnya, sempat terganjal masalah terkait komunikasi dengan insan media itu. Karena acap kali sulit dikontak berbagai awak media, Wellington lantas "dikudeta" pers. Sejumlah wartawan mengajukan petisi kepada Edy Rahmayadi untuk mengevaluasi Wellington, April lalu. Itu berujung ke pengunduran dirinya. (JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000