CHONBURI, SELASA — Kans tim nasional sepak bola Indonesia U-16 lolos ke babak gugur Piala AFF U-15/2017 di Thailand menipis setelah tunduk 0-1 dari tuan rumah, Selasa (11/7) malam WIB. Mereka belum menang sekali pun. Namun, tim ”Garuda Muda” belum mau menyerah. Mereka membidik tiga kemenangan di tiga laga tersisa penyisihan grup.
Timnas Indonesia U-16 harus mengakui keunggulan favorit juara, Thailand, dalam laga di Stadion 1 Universitas Chonburi, kemarin. Gol semata wayang Thailand dicetak pemain andalannya, Suphanat Mueanta, di pengujung laga atau tepatnya menit ke-73.
Akibat kekalahan itu, Indonesia menempati peringkat kelima alias terbuncit kedua di Grup A Piala AFF U-15. Indonesia sejauh ini baru mengemas satu poin dari hasil imbang 2-2 atas Myanmar, Minggu (9/7) lalu.
Adapun tuan rumah Thailand mengemas nilai sempurna, yaitu enam angka dari dua laga. Myanmar naik ke peringkat kedua dengan empat poin seusai menaklukkan Laos 2-0. Persaingan di grup ini kian sengit seusai Australia mencukur Singapura 8-0.
Australia, yang takluk 1-2 dari Thailand Minggu lalu, akan menjadi lawan Indonesia berikutnya, pada Kamis (13/7) malam. ”Garuda Muda” tak punya pilihan selain harus memenangi laga itu jika ingin menjaga kans lolos ke fase gugur alias semifinal.
Hanya dua tim teratas di setiap grup yang berhak lolos ke babak empat besar. ”Masih ada tiga laga tersisa (melawan Australia, Laos, dan Singapura). Sembilan poin bakal kami rebut nanti. Saya yakin anak-anak mampu bangkit di pertandingan-pertandingan berikutnya,” ujar Pelatih Indonesia U-16 Fakhri Husaini dalam keterangan persnya di Chonburi.
Diakui Fakhri, kekalahan dari Thailand sangat menyesakkan baginya dan para pemain. Ia sebelumnya menargetkan kemenangan atas Thailand. Meski sempat tertekan di hampir sepanjang babak pertama, Indonesia mampu berkembang seusai jeda turun minum.
Sempat merepotkan
Brylian Dwiki dan kawan-kawan sempat merepotkan para pemain bertahan tim "Gajah Perang" di 30 menit terakhir laga itu. Perubahan drastis itu terjadi setelah dimainkannya striker Amiruddin Bagus Al-Fikri pada menit ke-52.
Ia menggantikan striker Rendy Juliansyah yang minim pergerakan maupun kreativitas di laga itu. Masuknya Bagus, pemain asal Jawa Tengah, membuat serangan "Merah Putih" lebih hidup.
Bagus, yang rajin berlari maupun mengoper bola akurat, bahkan nyaris menjebol gawang lewat akselerasi cepatnya dua menit setelah ia diturunkan.
Sayang, bola sepakan jarak jauhnya masih membentur mistar gawang Thailand. Di menit ke-57, ia lagi-lagi menciptakan peluang emas gol berkat dribel cepatnya yang melewati dua bek Thailand. Sayang, tendangannya gagal menembus gawang lawan.
Pertahanan Indonesia sebetulnya cukup baik di laga ini. Kiper Ahludz Dzikri Fikri tampil sigap dan tidak jarang berani mengambil risiko keluar dari zona nyamannya di depan gawang untuk menghalau serangan Thailand.
Bek tengah Reza Fauzan, yang melakukam blunder di laga versus Myanmar, juga sempat menyelamatkan gawangnya dari peluang emas Thailand di pertengahan babak kedua. Ia mengeblok bola yang nyaris melewati garis gawang Indonesia.
Sayangnya, memasuki 10 menit terakhir laga, para pemain Indonesia mulai lengah. Mereka membiarkan Mueanta, striker Thailand, menggiring bola ke area kotak penalti Indonesia, tanpa terkawal. Ia pun menjebol gawang Indonesia.
Gol itu sekaligus menjadi pembuktian janji Mueanta. Pemain bernomor punggung 10 yang juga menjebol gawang Australia itu sebelumnya berjanji mengalahkan Indonesia. ”Ini (kemenangan) berkat kolektivitas kami,” ujarnya, tetap merendah.
Meski kecewa karena kalah tipis dari Thailand, Fakhri mengatakan, timnya masih percaya diri menghadapi tiga laga ke depan, termasuk melawan juara bertahan Australia.
Tim itu memiliki keunggulan, yaitu postur tinggi dan fisik yang tangguh. ”Kami kalah dengan cara terhormat (dari Thailand). Saya tadi melihat anak-anak tetap optimistis,” ujar Fakhri. (JON)