logo Kompas.id
OlahragaBersuara Lantang dan...
Iklan

Bersuara Lantang dan Berpenglihatan Tajam

Oleh
· 3 menit baca

Wasit, hakim garis, serta anak-anak pemungut bola (ball boys/ball girls) menjadi salah satu penentu lancarnya setiap pertandingan tenis di Wimbledon. Seperti atlet, yang harus menjalani kompetisi ketat untuk menjadi juara, mereka juga harus bersaing untuk dipilih tampil di All England Club, London, hingga bisa bertugas di final.Di Wimbledon 2017 terdapat 369 ofisial, 345 di antaranya wasitdan hakim garis, serta 24 staf di luar lapangan. Mereka bertugas di lebih dari 650 laga di 18 lapangan di All England Club. Laman resmi Wimbledon menyebutkan, setiap hari ada 42 wasit yang bertugas, dan setiap wasit biasanya memimpin dua laga per hari. Sementara hakim garis bekerja per tim, dan dibutuhkan dua tim yang bekerja bergantian, setiap 75 menit, per laga. Tim dengan 9 orang bertugas di Lapangan Utama, 1, 2, 3, dan 18, sementara lapangan lain terdiri atas 7 hakim garis.Untuk menjadi wasit dan hakim garis di Wimbledon, seperti disyaratkan Asosiasi Tenis Lapangan (LTA) di Inggris, harus punya suara lantang, penglihatan tajam, dan konsentrasi tinggi. Bernadette Halton, yang pernah menjadi wasit di Wimbledon 2014, bercerita, saat menjalani tes menjadi wasit, dia diminta berteriak saat bola jatuh di luar lapangan. Tugas itu sepertinya mudah. Namun, saat dia berteriak "Out!", yang terdengar justru seperti gerutuan. Respons saat menilai jatuhnya bola harus tepat, tak boleh lambat atau terlalu cepat. Penilaian terhadap jatuhnya bola hanya boleh dilakukan hakim garis dan wasit. Jika ada petenis yang bertanya kepada anak pemungut bola, mereka diharuskan menjawab, "Maaf, saya tidak berhak memberi komentar apa pun".Syarat lain yang harus dipenuhi, tentu saja, mengetahui peraturan tenis. "Bermain tenis tak menjadi keharusan. Beberapa wasit terbaik bahkan tak pernah bermain tenis," kata Halton dalam The Guardian. Sebagian wasit punya berbagai macam latar belakang profesi, seperti dokter, profesor di universitas, pendeta, dan insinyur di NASA.Asosiasi Tenis AS (USTA) memiliki petunjuk setebal 230 halaman yang berisi pertanyaan bagi calon wasit/hakim garis tentang pertandingan tenis. Mereka harus tahu di mana atlet menyimpan handuk di lapangan, apa yang akan dilakukan jika atlet emosional, atau mencederai lawan.Khusus untuk tugas di Wimbledon, wasit dan hakim garis juga harus menguasai peraturan yang dirangkum dalam buku 30 halaman. Hakim garis, misalnya, harus berjalan memasuki lapangan dengan cara sesuai aturan. Saat melepaskan jaket ungu, yang menjadi ciri khas wasit dan hakim garis Wimbledon, harus bersama-sama. Tidak boleh menggulung lengan baju, tidak boleh minum kecuali saat jeda permainan. "Kami harus memasuki lapangan mengenakan jaket dengan kancing tengah dikancingkan. Di lapangan kecil, kami tak boleh membawa tas. Saat hari panas, kami boleh membuka jaket yang dibawa di lengan kiri agar badge terlihat. Wasit juga diwajibkan mengenakan jaket jika diminta berfoto," kata Halton.Menguasai aturanSelain tahu peraturan untuk diri sendiri, wasit juga wajib mengetahui peraturan yang harus ditaati pemain, seperti tidak mengenakan ikat kepala dan tali sepatu berwarna (harus putih), serta tidak menempatkan logo sponsor yang terlalu besar. Mereka juga harus tahu pengucapan nama pemain yang benar.Kinerja wasit dinilai oleh penilai independen, sementara kinerja hakim garis dipantau wasit. Mereka yang tampil paling bagus berkesempatan bertugas di final. "Kompetisinya sangat ketat," kata Adrian Wilson, ketua tim wasit Wimbledon. Selain tampil tegas dan menguasai peraturan, wasit juga harus memiliki ketenangan saat menghadapi berbagai situasi, seperti menghadapi petenis yang emosional. Untuk mengantisipasi sikap petenis yang emosional, wasit dibekali pengetahuan kata makian dalam berbagai bahasa. "Saya pernah dimarahi pemain yang mengatakan agar saya pulang dan mencuci piring, mungkin karena saya telah memberinya peringatan karena dia melempar raket," kata Halton. Peraturan yang ketat juga harus dipatuhi anak-anak pemungut bola. Mereka yang bertugas paling bagus sejak babak awal memiliki peluang bertugas di final. (BBC/IYA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000