logo Kompas.id
OlahragaKala Uang Tak Lagi Segalanya
Iklan

Kala Uang Tak Lagi Segalanya

Oleh
· 4 menit baca

Olahraga sejatinya hiburan. Tahap berikutnya, olahraga menjadi ajang membina fisik agar bugar dan sehat. Kemudian olahraga menjadi wadah berprestasi. Meski demikian, di era industri kini, orientasi olahraga melulu tentang uang sehingga kehilangan rohnya. Namun, hal ini tidak berlaku di turnamen Piala Emas Futsal Indonesia (PEFI). Meski tak menawarkan hadiah besar, atlet dan klub antusias mengikuti turnamen futsal tertua di Indonesia ini. PEFI mulai digelar tahun 2000. Tahun ini, turnamen itu diselenggarakan di GOR Ciracas, Jakarta Timur, 15-22 Juli. Kali ini, PEFI diikuti 18 klub dari 10 provinsi, dengan membayar uang pendaftaran Rp 10 juta per klub. Turnamen ini menawarkan total hadiah Rp 60 juta. Juara mendapat Rp 25 juta, runner-up Rp 15 juta, pemenang ketiga Rp 8 juta, sementara tim di posisi keempat Rp 4 juta. Hadiah itu sangat minim jika dibanding biaya yang dikeluarkan klub. Tim-tim dari Jakarta dan Jawa rata-rata mengeluarkan biaya minimal Rp 50 juta per klub di luar biaya pendaftaran. Biaya itu untuk transportasi, penginapan, dan makan pemain, pelatih, dan ofisial selama maksimal tujuh hari di Jakarta. Tim-tim dari luar Jawa mengeluarkan biaya minimal Rp 100 juta per klub. Manajer klub Pinky Boys FC (asal Makassar, Sulawesi Selatan), Irwandi, Kamis (20/7), mengatakan, tim mereka diperkuat 20 orang, yakni 16 pemain, 2 pelatih, dan 2 ofisial. "Sedikitnya, kami mengeluarkan uang Rp 150 juta untuk tiket pesawat ke sini dan biaya penginapan serta makan selama di sini maksimal tujuh hari (kalau masuk final)," ujarnya. Meski demikian, klub tetap bersemangat ikut turnamen tersebut. Bahkan, ada 14 klub dari luar Jakarta yang tampil, tujuh di antaranya dari luar Jawa. Merogoh kocek sendiriSetiap klub punya cara masing-masing untuk memenuhi hasrat ikut turnamen. Sebagian besar klub dapat pendanaan dari sponsor atau lembaga yang menaungi, seperti Antam FC (Jakarta) didanai PT Antam, Hantu Laut Permata FC (Jakarta) didanai PT Pelabuhan Indonesia IPC II, serta Pengairan FC (Samarinda, Kalimantan Timur) didanai Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda. Namun, tak sedikit klub yang mencari dana mandiri. Contohnya, Ngapak FC dan Ngapak U-19 FC. Dua tim ini berada di bawah naungan Republik Ngapak, yakni paguyuban masyarakat asal Jateng di Jabodetabek. Republik Ngapak memiliki anak usaha, seperti menjual suvenir dan Akademi Futsal Ngapak FC. Dari usaha itu, mereka mengumpulkan dana agar klub Ngapak FC bisa ikut sejumlah turnamen dan kompetisi, antara lain PEFI 2017. "Untuk ikut PEFI kali ini, kami bayar uang pendaftaran dari iuran pemain akademi sekitar Rp 100.000 per bulan," kata Ken Setiawan, Manajer Ngapak FC dan Ngapak U-19 FC. Pengalaman dan prestasi Manajemen klub meyakini, hadiah bukan tujuan utama ikut turnamen itu. Yang lebih utama yakni pengalaman dan prestasi pemain ataupun pelatih. Asisten Manajer Pengairan FC Muhammad Rifad menuturkan, skuad klubnya mayoritas pemain amatir yang berusia di bawah 23 tahun. Secara fisik dan kemampuan, para pemain itu berpotensi besar. Namun, di Kalimantan minim kompetisi. Karena itu, mereka masih kurang pengalaman. "Agar kemampuan mereka terasah, kami berusaha mengikutsertakan mereka ke banyak turnamen ataupun kompetisi," tuturnya. Bagi Ken, keikutsertaan klubnya di turnamen ini untuk mewadahi impian pemain ke jenjang lebih tinggi. "Siapa tahu, dari turnamen ini, mereka direkrut klub pro atau timnas," ujarnya. Penggagas PEFI, Andi A Zamzami, menyampaikan, ketika pertama kali menyelenggarakan turnamen ini, motivasinya memopulerkan futsal di Indonesia yang saat itu baru dikenal. Saat ini, motivasinya untuk terus menjaga iklim positif perkembangan futsal di Indonesia. "PEFI bisa menjadi salah satu alternatif turnamen untuk pemain menjaga kondisi fisik, kemampuan, dan mentalnya. Hal ini penting. Sebab, menurut literatur yang saya ketahui, pemain futsal butuh banyak kompetisi untuk terus naik ke level tinggi, yakni minimal bermain 45-46 kali di laga resmi per tahun," ucapnya. (ADRIAN FAJRIANSYAH)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000