logo Kompas.id
OlahragaPelajaran Berharga "Garuda"
Iklan

Pelajaran Berharga "Garuda"

Oleh
· 4 menit baca

BANGKOK, MINGGUPermainan tim nasional Indonesia U-23 terus menunjukkan perbaikan di semua sisi. Penerapan strategi yang membaik dan kerja sama yang kian kuat membuat Indonesia dapat menahan imbang Thailand. Namun, itu tidak cukup untuk lolos ke putaran final Piala Asia U-23. Pada laga terakhir grup H di Stadion Nasional, Bangkok, Minggu (23/7) malam WIB, antara Indonesia melawan Thailand berakhir dengan skor 0-0. Hasil itu menempatkan Indonesia di posisi ketiga klasemen akhir grup, dan tidak akan lolos ke putaran final di China. Bagi Thailand, hasil imbang itu juga merugikan karena membuatnya terpuruk di posisi kedua klasemen dengan lima poin, di bawah Malaysia yang mengantongi enam poin. Dengan sistem penyisihan yang hanya meloloskan lima runner-up terbaik dari sepuluh grup yang ada, Thailand dipastikan juga gagal lolos ke putaran final. Saat ini, sudah ada lima runner-up yang mengantongi enam poin. Kelima negara itu adalah Irak, Uni Emirat Arab, Myanmar, Vietnam, dan Jepang. Ada tiga grup lagi yang belum menyelesaikan laga ketiga sehingga jumlah runner-up dengan enam poin masih dapat bertambah. Saat melawan Thailand, Indonesia menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan pada laga pertama, saat kalah 0-3 dari Malaysia. Dalam kondisi tertekan, Indonesia dapat mengimbangi permainan Thailand dan menciptakan peluang emas.Hujan deras yang melanda sejak menit kesepuluh babak pertama membuat irama permainan dari kedua tim menjadi rusak. Lapangan yang tergenang air dan licin membuat laju bola terhambat dan banyak pemain terjatuh. Skema permainan Thailand dan Indonesia tidak berjalan seperti yang diinginkan. Namun, Thailand masih dapat menekan sampai kotak pertahanan Indonesia melalui Chenrop Samphaodi dan Picha U-Tra. Para pemain bertahan Indonesia yang biasanya dalam jarak yang renggang, kini sudah jauh lebih rapat. Bantuan para gelandang sampai ke kotak penalti membuat serangan Thailand lebih mudah dipatahkan. Setiap pemain Thailand yang masuk ke kotak penalti langsung dijaga dua sampai tiga pemain Indonesia sehingga menyulitkan lawan untuk bergerak dan menembak. Pertahanan yang rapat diperagakan secara disiplin sehingga Thailand hanya menciptakan satu peluang emas. Lapangan yang sangat becek membuat Indonesia tidak dapat memainkan umpan pendek di lapangan tengah, sebelum menyerang melalui sayap. Sebagai gantinya, Indonesia memainkan umpan panjang langsung ke pemain sayap, Oswaldo Haay dan Febri Hariyadi. Serangan dari sayap lebih mudah digelar dibandingkan dari tengah karena Yabes Roni yang menjadi ujung tombak sering dikawal dua sampai tiga bek Thailand. Beruntung, Yabes dibantu Septian David dan Gavin Kwan dari lini kedua sehingga Indonesia dapat menciptakan peluang emas pada menit ke-40. Umpan lambung dari Febri disundul Septian, tetapi mengarah ke samping dari gawang. Pada babak kedua, serangan Thailand lebih intensif dan dua kali membahayakan gawang Indonesia. Namun, pertahanan yang rapat membuat gawang Indonesia dapat diselamatkan. Di kubu Indonesia, masuknya Marinus Manewar dan Saddil Ramdani membuat serangan Indonesia lebih tajam. Indonesia memiliki dua peluang melalui tendangan Oswaldo pada menit ke-62 dan sundulan Hansamu Yama pada menit ke-88, tetapi semuanya melenceng ke samping gawang Thailand. "Pertandingan ini menyedihkan karena mereka sudah bekerja sangat keras. Seharusnya mereka dapat lolos dari grup. Kami memahami cara bermain Thailand, tetapi lapangan sangat sulit dan pemain harus kerja keras untuk bermain di lapangan ini," kata Luis Milla, pelatih Indonesia.Pelajaran berhargaWalaupun tersingkir dari penyisihan grup, perbaikan penampilan tim "Garuda" dapat menjadi pelajaran untuk menghadapi SEA Games Malaysia pada Agustus mendatang dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Indonesia harus terus memperkuat lini pertahanan agar tidak mudah ditembus seperti saat menghadapi Malaysia. Di sisi lain, lini serang Indonesia juga harus dipertajam. Sisa waktu tiga pekan sebelum SEA Games harus digunakan untuk mematangkan taktik pertahanan dan serangan. Lawan berat Indonesia di SEA Games bukan hanya Thailand dan Malaysia, melainkan juga Vietnam dan Myanmar. Vietnam dan Myanmar termasuk sebagai tim runner-up yang berpeluang lolos ke putaran final. (ECA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000