logo Kompas.id
OlahragaJamaika Ingin Kejutan Tanpa...
Iklan

Jamaika Ingin Kejutan Tanpa Akhir

Oleh
· 3 menit baca

SANTA CLARA, SELASA — Kesebelasan Jamaika tak ingin kejutan mereka terhenti hingga saat menang 1-0 atas Meksiko di semifinal, yang membawa mereka ke final Piala Emas CONCACAF (Amerika Tengah, Utara, dan Karibia). Bagi pemain dan pelatih "The Reggae Boyz" Jamaika, prestasi itu bukan akhir. Mereka ingin terus mengejutkan dengan menjuarai kejuaraan paling bergengsi zona CONCACAF itu, untuk pertama kali. Jamaika akan menghadapi Amerika Serikat di laga pamungkas di Stadion Levi\'s, Santa Clara, California, AS, Kamis (27/7) pagi WIB. Di atas kertas, Jamaika tak diunggulkan. Hal ini karena ketimpangan prestasi antara mereka dan "The Yanks", AS. Namun, Jamaika termotivasi untuk meruntuhkan dominasi AS. Tim asuhan Theodore Whitmore ini yakin bisa melakukan itu karena mampu menundukkan juara bertahan Meksiko. "Kami terinspirasi kisah David yang bisa membunuh si kuat Goliat. Kami ingin jadi yang teratas di CONCACAF, bukan hanya Meksiko atau AS," ujar Whitmore. Secara statistik, Jamaika tentu tidak sebanding dengan AS. Merujuk peringkat tim sepak bola FIFA (Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional), Jamaika di urutan ke-76 dunia. Adapun AS bertengger jauh di atas, yakni peringkat ke-35 dunia. Secara prestasi, Jamaika hanya satu kali sukses ke putaran final Piala Dunia, yakni di Perancis 1998. Sementara itu, AS bisa berpartisipasi 10 kali di Piala Dunia. Di Piala Emas CONCACAF, prestasi tertinggi Jamaika meraih peringkat kedua di 2015. Adapun AS berhasil merengkuh lima kali juara, yakni pada 1991, 2002, 2005, 2007, dan 2013. Melihat catatan pertemuan kedua tim, Jamaika inferior dari AS. Sejak 2012 hingga kini, Jamaika bertemu AS 5 kali. Hasilnya, Jamaika hanya menang 1 kali saat Piala Emas CONCACAF 2015, sedangkan AS menang 4 kali. Atas dasar itu, Jamaika dianggap akan menjadi bulan-bulanan AS. Meski demikian, The Reggae Boyz tidak bisa diremehkan. Selama Piala Emas CONCACAF 2017, Jamaika merupakan tim dengan pertahanan terbaik, yakni hanya kemasukan 2 gol, atau tersedikit kebobolan. Pertahanan solid tim berkaus hijau-kuning ini pula yang membuat Meksiko frustrasi sehingga takluk di semifinal. Di sisi lain, mereka pun kian percaya diri setelah menyisihkan Meksiko. "Kami selalu berbicara untuk bisa menghancurkan dominasi Meksiko ataupun AS. Ternyata, kami bisa mengalahkan Meksiko. Kini, kami ingin menjadi negara yang bisa dibicarakan lebih banyak. Kami sedang menjalani itu, kami ingin menang melawan AS," ucap Whitmore.Namun, Jamaika tetap tidak boleh terlalu percaya diri. Sebab, AS datang ke final dengan hasil meyakinkan. Mereka tim paling produktif di turnamen kali ini, yakni memasukkan 11 gol. Pelatih Kosta Rika Oscar Ramirez setelah timnya dikalahkan AS, 0-2, di semifinal, mengatakan, AS telah kembali ke level sesungguhnya setelah kembali dilatih Bruce Arena yang menggantikan Juergen Klinsmann."Kami memiliki campuran pemain muda dan berpengalaman sehingga menciptakan keseimbangan di setiap posisi," kata Arena, dilansir Dailynews. (AFP/AP/DRI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000