Banyak Pemain Timnas Diharapkan Lahir dari Liga Santri
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 bergulir mulai 9 Agustus mendatang. Pemain nasional diharapkan bisa lahir dari kompetisi ini, seperti M Rafli Mursalim yang kini membela timnas U-19. LSN juga diharapkan bisa menjadi percontohan kompetisi sepak bola yang menekankan etika sekaligus profesionalisme.
LSN 2017 diharapkan bisa menjaring lebih dari 1.000 tim pesantren dari total 23 pesantren NU yang tersebar di Tanah Air. ”Jumlah santri (NU) di Indonesia lebih dari 4 juta orang. Maka itu, LSN adalah liga sepak bola terbesar di Indonesia. Bukan tidak mungkin, dari LSN ini akan muncul pemain-pemain yang akan mewarnai sepak bola Indonesia,” ujar Ketua Panitia Pelaksana LSN 2017 KH Abdul Ghofarrozin, Kamis (27/7) malam, di Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Peluncuran LSN 2017 ini ikut dihadiri sejumlah pengurus PB NU, termasuk Ketua Umum KH Said Aqil Siroj, Muhaimin Iskandar, dan Menpora Imam Nahrawi. Dalam kesempatan ini, Direktur Teknik PSSI Danurwindo berharap LSN 2017 bisa melahirkan lebih banyak calon pemain nasional di masa depan.
LSN, yang diinisiasi mulai 2015, telah melahirkan setidaknya satu pemain timnas, yaitu M Rafli Mursalim. Pencetak gol tersubur di LSN 2016 itu kini menjadi salah satu ujung tombak andalan skuad timnas U-16 asuhan Indra Sjafri.
”LSN 2017 adalah kompetisi usia muda 17 tahun ke bawah. Meskipun diadakan di lingkup pesantren, prosedur pertandingannya tetaplah profesional. Pendaftaran pemain tahun ini diberlakukan lebih ketat. Lulusan liga ini kami harapkan bisa menjadi pemain profesional,” ujar Direktur Kompetisi dan Pertandingan LSN 2017 Mohamad Kusnaeni.
Muhaimin Iskandar, penggagas LSN, mengatakan, pesantren merupakan salah satu sumber penghasil pemain nasional yang tidak terbatas. Namun sayangnya, sebelumnya itu kurang menjadi perhatian.
Padahal, pesantren memiliki sejumlah keunggulan khas seperti mengedapankan etika dan moral. Itu bisa menyegarkan wajah sepak bola Tanah Air yang akhir-akhir ini masih dilanda kekerasan, terutama di kalangan suporter.
”Santri itu tidak akan macam-macam. Semangat dari pesantren adalah kejujuran, keberanian, dan sportivitas. Tidak ada pengaturan skor dan perkelahian,” tukasnya.
Adapun Menpora Imam Nahrawi mengatakan, pihaknya hanya mengucurkan dana Rp 8 milar untuk penyelenggaraan LSN 2017.
”Ini bagian dari upaya penting Kemenpora agar potensi santri bisa dioptimalkan di olahraga. Dengan ini, diharapkan makin banyak stok pemain nasional kita ke depan,” ujar Nahrawi.
Ia menambahkan, LSN adalah contoh baik dari liga sepak bola yang steril dari vandalisme. Untuk itu, bekerja sama dengan PBNU, pemerintah bahkan tengah menggodok program membangun pesantren khusus berbasis olahraga.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin akan muncul atlet-atlet profesional dari pondok-pondok pesantren ke depan. ”Pilihannya (ponpes khusus) ada sepak bola, bulu tangkis, dan bela diri. Potensi pesantren itu luar biasa,” ujarnya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.