logo Kompas.id
OlahragaKazakhstan Kekuatan Baru Bola ...
Iklan

Kazakhstan Kekuatan Baru Bola Voli di Asia

Oleh
· 3 menit baca

Kejuaraan Bola Voli Putra Asia Konfederasi Bola Voli Asia (AVC) 2017 di Gresik, Jawa Timur, 24 Juli-1 Agustus lalu, memunculkan kejutan baru. Kazakhstan, yang semula menjadi tim tidak diunggulkan, ternyata mampu meraih posisi kedua, membayangi sang juara Jepang. Tim dari negara Asia Tengah, pecahan Uni Soviet ini, tidak dinyana mampu merambat naik dan menjadi ancaman serius bagi Korea Selatan, China, dan Iran yang pernah memuncaki Kejuaraan Asia. Korea Selatan telah empat kali menjadi juara Asia, diikuti China (3 kali), dan Iran (2 kali). Adapun Jepang yang sudah sembilan kali meraih gelar juara Asia, sulit terkejar oleh negara lain.Kazakhstan mengikuti Kejuaraan Asia mulai 1993 di Thailand. Kala itu Kazakhstan langsung merebut posisi kedua pada Kejuaraan Asia. Namun, dua tahun kemudian saat ikut lagi di Korea Selatan (1995), Kazakhstan terpuruk di posisi ke-14 dan terus berada di bawah lima besar, kecuali pada 2009 saat ikut Kejuaraan Asia di Filipina. Di Gresik, tim itu kembali bersinar dan menempati peringkat kedua setelah menumbangkan Korea Selatan, 3-2. Setelah 24 tahun berlaga di Kejuaraan Asia, mereka akhirnya kembali mendekati puncak di level Asia. Sebelum ke Kejuaraan Asia, tim yang diracik pelatih Igor Nikolchaenko yang juga mantan pemain nasional Kazakhstan ini, mampu berada di peringkat ke-11 Grup 3 Liga Bola Voli Dunia Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) 2017. Kazakhstan datang dengan kekuatan menghancurkan. Duo spiker Vitality Varivodin dan Vitality Erdshtein mampu menerobos pertahanan Korea yang belum pernah terkalahkan pada Kejuaraan Asia tahun ini. Erdshtein yang tingginya mencapai 205 sentimeter, membangun serangan bersama Varivodin dan Alexander Stolnikov untuk menghancurkan kekuatan Moon Sung-min dan Jung Ji-seok. Korea juga pernah ditumbangkan Kazakhstan pada 1993 silam ketika negara itu masuk peringkat dua di Kejuaraan Asia Thailand. Korea Selatan kalah mutlak 0-3 dari Kazakhstan.Ubah taktikNikolchaenko mengatakan, mereka memang tengah mengincar Korea Selatan karena tim itu sejak pada babak delapan final belum mengubah taktik di lapangan. Gaya serangan dan bertahan mudah dibaca oleh Nikolchaenko. Pelatih mengubah permainan Kazakhstan menjadi lebih cepat dan terbukti membuat Korea kerepotan. Erdshtein tercatat paling produktif menyarangkan poin. Dia mendulang 19 poin bagi Kazakhstanm sebagian di antara diperoleh dari servis dan spike. Sementara Varivodin memberi kontribusi 14 poin bagi timnya. Seperti ditulis media Astanatimes.com, Kazakhstan mengembangkan voli dengan sistem piramida olahraga. Sistem ini menerapkan penyaringan berjenjang. Dari klub-klub bola voli yunior, remaja, dan mahasiswa mereka menyaring pemain terbaik untuk ke timnas. Kompetisi di tingkat yunior digelar tiga kali dalam setahun karena negara itu memang tengah menggenjot sektor olahraga untuk kebanggaan bangsa. Mereka juga menerapkan aturan pelatih timnas harus dari dalam negeri sendiri karena dianggap memiliki semangat berjuang membela negara dibandingkan pelatih asing. (IND)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000