Rasa Penasaran Mourinho

SKOPJE, SENIN — Fokus perhatian di Piala Super Eropa akan tertuju pada Manajer Jose Mourinho ketika timnya, Manchester United, berjumpa Real Madrid, Rabu (9/8) dini hari WIB di Macedonia. Mourinho sangat berambisi memenangi Piala Super Eropa, trofi yang "hilang" dari daftar koleksinya. Piala Super Eropa adalah satu-satunya trofi Eropa yang belum pernah diraih mantan Manajer Real Madrid itu. Dari dua kali tampil di laga yang mempertemukan juara Liga Europa dan Liga Champions itu, Mourinho rutin kalah. Pada 2003, ia dan Porto kalah dari wakil Italia, AC Milan, 0-1, di Monako. Kesempatan kedua pun datang di 2013 bersama Chelsea. Sayangnya, ia juga gagal. Timnya takluk dari juara Liga Champions 2013, Bayern Muenchen, melalui perpanjangan waktu."Saya tidak pernah berkesempatan tampil di Piala Super Eropa bersama tim-tim terkuat. Setiap kali saya tampil, selalu saja saya bersama tim juara Liga Europa. Ketika menjuarai Liga Champions (2010, bersama Inter Milan), saya meninggalkan tim itu. Mudah-mudahan, menghadapi Madrid, juara Liga Champions kali ini, ceritanya bakal berbeda," ujar Mourinho di situs UEFA.Berbeda dengan dua laga Piala Super sebelumnya, Mourinho kini berada di tim kuat. MU tengah menggeliat berkat pembelian pemain. Setelah mendatangkan Paul Pogba dan Henrikh Mkhitaryan musim lalu, "Setan Merah" kian kuat berkat hadirnya gelandang Nemanja Matic, striker Romelu Lukaku, dan bek Victor Lindelof di awal musim ini. Ketiga pemain baru itu persis seperti yang dibutuhkan Mourinho untuk menciptakan tim yang kompetitif mengejar trofi, baik di Liga Inggris maupun Eropa (Liga Champions). Ketiganya langsung mengisi tempat di tim inti MU. Untuk itu, laga Piala Super Eropa di Skopje merupakan kesempatan terbaik untuk melihat wajah baru MU. Namun, lawan mereka adalah Madrid, salah satu tim yang mendominasi Eropa lima tahun terakhir. MU masih "lapar" trofi Eropa meskipun menjuarai Liga Europa musim lalu. Seperempat abad lamanya mereka tidak pernah lagi merebut Piala Super Eropa, salah satu simbol supremasi klub di Eropa. Terakhir kali MU meraihnya adalah pada 1991, ketika masih dilatih Sir Alex Ferguson. Rasa penasaran Mourinho kian bertambah mengingat ia tidak pernah bisa mengalahkan Madrid di empat laga kompetitif terakhir. Mourinho dan MU memang pernah mengalahkan "Los Blancos" melalui adu penalti, Juli lalu. Namun, itu terjadi di laga pramusim, yaitu International Champions Cup (ICC).Uji kepiawaian manajerSerupa laga di ICC itu, reuni kedua klub raksasa itu di Macedonia bakal menjadi ujian kepiawaian manajer kedua tim untuk meracik susunan pemain. MU tidak akan diperkuat dua palang pintu, Phil Jones dan Eric Baily, karena skorsing UEFA. Situasi itu kemungkinan mendorong Mourinho memainkan pola tiga bek tengah dengan formasi 3-5-2. Lindelof menjadi pilihan utama bersama Chris Smalling dan Daley Blind untuk posisi trio bek tengah.Lalu, di lini tengah, Mourinho kemungkinan memasang trio Pogba, Matic, dan Ander Herrera. Ketiganya menjamin kreasi sekaligus stabilitas. Duet Lukaku dan Marcus Rashford di depan bisa menjadi sumber masalah konstan bagi Madrid yang ditinggalkan bek tangguhnya, Pepe, ke Paris Saint-Germain. Kontras dengan Setan Merah yang memperkuat diri, Los Blancos justru "melemah" seusai perginya banyak pemain, seperti Pepe, James Rodriguez, Alvaro Morata, dan Danilo. Tak ayal, mereka selalu kalah di tiga laga ICC.Celakanya pula, pemain terbaiknya, Cristiano Ronaldo, dalam kondisi tidak bugar. Ia belum banyak berlatih bersama Madrid seusai memperkuat Portugal di Piala Konfederasi Rusia 2017. Selain itu, Ronaldo juga tengah dipusingkan masalah kasus pajak. "Situasi kami tengah tak baik. Ada sesuatu yang tidak benar. Namun, konsentrasi kami saat ini hanya terfokus ke Piala Super," ujar Zinedine Zidane, Manajer Real Madrid. (Reuters/JON)