JAKARTA, KOMPAS – Dua bulan menjelang Kejuaraan Dunia Yunior di Yogyakarta pada 9-22 Oktober, persiapan pebulutangkis muda Indonesia difokuskan kepada penguatan daya tahan fisik dan mental.
Setelah menjuarai kategori ganda campuran di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Yunior (AJC) di Tangerang Selatan akhir Juli lalu, pebulutangkis Rehan Naufal Kusharjanto dan Siti Fadia Silva Ramadhanti merupakan salah satu pasangan ganda yang diandali untuk bermain di Kejuaraan Dunia Yunior (WJC), Yogyakarta, (9-22/10).
“Secara teknis, pebulutangkis Indonesia tidak kalah dengan negara tangguh lain seperti China, Jepang, dan Korea. Komunikasi antar pemain ganda juga bagus dan saling mendukung. Pengalaman di AJC menunjukkan kekurangan kita berada di daya tahan fisik dan konsentrasi saat pertandingan yang panjang,” kata Nova Widianto, pelatih bulu tangkis dan mantan juara dunia, di acara pemberian bonus apresiasi kepada pasangan Rehan/Fadia untuk pencapainnya di AJC oleh klub PB Djarum di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Selasa (15/8).
Rehan menceritakan, ingin meningkatkan daya fisik dan konsentrasinya. “Karena saya akan bermain di dua nomor, fisik saya suka drop. Saya juga perlu lebih konsentrasi agar pukulan saya lebih bagus, ” cerita Rehan.
”Kalo di lapangan kan suka tegang dan mainnya bisa jelek karena itu. Tegang memang wajar, tetapi kita harus bisa mengatasinya,” tambah Fadia.
Nova menerangkan, kekuatan mental harus dibiasakan dari latihan. ”Kami menekan para pemain untuk pantang menyerah dan memaksa diri sendiri. Kegigihan ini harus dibiasakan,” katanya.
Selain itu, Fadia menjelaskan, kekuatan pukulan dan kelincahan kaki juga merupakan PR baginya. Kekuatan dilatih dengan angkat beban dan daya fisik dengan berlari, masing-masing tiga kali per minggu selama 1-2 jam. Sementara itu, latihan tanding dilakukan setiap hari selama 3-4 jam.
Tri Kusharyanto, ayah Rehan dan mantan pemain nasional, mengungkapkan, pemain ganda yunior harus bisa bermain rangkap atau bermain dalam lebih dari satu nomor. “Saya sebelumnya sering bermain rangkap. Di ganda campur dan ganda putra. Pemain muda harus lebih bermain dengan merangkap untuk melatih fisik dan mentalnya. Dari situ kita bisa lihat prospek mereka di mana,” ujarnya.
Sebelum bertanding di WJC, kedua pemain juga akan bertanding di kejuaraan internasional yunior di Malaysia dan di India. “Menjelang WJC, kami akan melakukan beberapa pertandingan sebagai uji coba di mana kami bisa melihat perkembangan yang dicapai para pemain dan mengukur lawannya seperti apa,” tutur Nova.
Manajer PB Djarum Fung Permadi berharap, pemberian apresiasi dalam bentuk uang sejumlah Rp 60 juta dan dua TV LED Polytron dapat memotivasi Rehan dan Fadia beserta dengan atlit lain agar terus fokus berlatih dan mencapai prestasi.
“Pemain Indonesia terakhir yang menjuarai AJC adalah pasangan ganda putra Edi Subaktiar /Arya Maulana Aldiartama tahun 2012. Semoga penghargaan ini dapat melecut motivasi para atlit untuk kerja keras dan memaksimalkan yang dilatih dalam pertandingan,” kata Fung. (DD07)