logo Kompas.id
OlahragaKisah Eva, Ratu Senam Asia...
Iklan

Kisah Eva, Ratu Senam Asia Tenggara

Oleh
· 2 menit baca

Pada 28 tahun lalu, di arena senam SEA Games Kuala Lumpur 1989, pesenam putri Indonesia Eva Novalina T Butar Butar, unjuk gigi sebagai ratu senam Asia Tenggara. Pada penampilannya pada final senam lantai putri, Eva yang kala itu 16 tahun, menggaet nilai 9,20 dari dewan juri. Tak terelakkan, Eva merebut medali emas. Tanpa menahan diri, Eva menghambur ke pelukan kakaknya, Jefry Mutik Butar Butar. Keduanya berpelukan sambil bertangisan terharu. Harian Kompas memberitakan sukacita prestasi Eva itu dalam berita berjudul "Senam Ledakkan Kegembiraan", di halaman 10 edisi 26 Agustus 1989. Alinea kedua berita tersebut berbunyi, "Di sudut arena senam dalam Gedung Dewan Canselor Tun Razak, Bangi, tempat tim Indonesia berkumpul, terjadi ledakan kegembiraan. Saling cium dan saling mengucapkan selamat". Mengenang prestasinya pada SEA Games 1989 itu, Eva-yang lahir di Jakarta, 4 Juli 1973 itu-tak kuasa menyembunyikan ekspresi kegembiraannya, kala ditemui Sabtu (12/8) lalu. Ketika itu, ia yang kini menekuni profesi sebagai pelatih, diwawancarai setelah memandu latihan para pesenam asuhannya di GOR Senam DKI, Jakarta Timur. "Medali emas senam lantai SEA Games Kuala Lumpur 1989 adalah salah satu pencapaian terbaik saya. Tidak mungkin saya lupakan," kata Eva (44), yang melatih Rifda Irfanaluthfi dan Armartiani, dua pesenam putri Indonesia yang tampil di SEA Games Kuala Lumpur 2017. Bagi Eva, kesuksesan pada SEA Games 1989, salah satunya berkat totalitas tim pelatnas senam putri, yang dipimpin pelatih TJ Purba dan manajer Gianti Imansyah. Menurut alumnus jurusan Biologi Institut Teknologi Bandung itu, pelatnas era 1980-an dan 1990-an, relatif jarang bermasalah. Dengan demikian, atlet bisa berkonsentrasi penuh ke materi latihan. "Situasi pelatnas sekarang relatif berbeda karena ada masalah di sana-sini. Namun, di situlah tantangannya, salah satunya dalam posisi saya sebagai pelatih," ujarnya. Setelah supremasi senam Indonesia pada akhir dasawarsa 1980-an, Indonesia mengalami masa paceklik prestasi di Asia Tenggara. Eva sendiri menambah catatan pencapaiannya dengan menempati posisi keempat senam lantai putri Asian Games Beijing 1990. Namun, sesudah itu ia berhenti dari senam. Indonesia baru meraih medali lagi di arena senam, pada SEA Games Jakarta Palembang 2011, melalui medali emas Muhammad Try Saputra pada nomor palang tunggal, serta medali perak Ronny Sabputra dan Dewi Prahara, keduanya pada nomor meja lompat. (ADP)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000