logo Kompas.id
OlahragaPembinaan Berkesinambungan...
Iklan

Pembinaan Berkesinambungan Jadi Kunci Prestasi

Oleh
· 3 menit baca

KUALA LUMPUR, KOMPAS — Tim senam Indonesia belum banyak unjuk prestasi dalam perebutan 20 medali emas di SEA Games Kuala Lumpur 2017. Padahal, cabang ini merupakan salah satu cabang ibu olahraga. Prestasi senam yang jeblok di SEA Games ini menegaskan perlunya pembinaan berkelanjutan dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan prestasi.Pada senam artistik, tim "Merah Putih" hanya berada di posisi keempat perolehan medali, dengan meraih 1 medali emas, 2 perak, 4 perunggu. Tuan rumah Malaysia mendominasi dengan 5 emas, 4 perak, 2 perunggu. Peringkat kedua Vietnam yang mengoleksi 5 emas dan 3 perak, disusul Filipina dengan 2 emas, 1 perak, 4 perunggu.Pada senam ritmik, Malaysia juga menyapu 8 medali emas yang diperebutkan, ditambah perolehan 5 perak. Thailand dan Singapura sama-sama meraih 1 perak dan 3 perunggu, Vietnam 1 perak, Indonesia 2 perunggu, dan Filipina 1 perunggu.Dua medali perunggu pada senam ritmik dipersembahkan Nabila Evandestiara (23) dari nomor bola dan hoop, Senin (28/8), di MITEC, Kuala Lumpur, Malaysia. "Malaysia memang lebih bagus. Dari dulu mereka juaranya di senam ritmik. Mereka punya pelatih dari luar selama 15 tahun," kata Nabila.Manajer Tim Senam Ritmik Malaysia Farrah Hani Imran mengakui, kunci keberhasilan timnya ada pada pembinaan yang berkesinambungan, tidak berhenti sebatas pada persiapan SEA Games. Atlet tidak hanya dilatih secara teknis, tetapi juga ditempa sisi emosionalnya. Atlet Malaysia juga sering dikirim untuk mengikuti kejuaraan di tingkat internasional untuk memberi pengalaman bertanding. Selain itu, saat atlet mengalami cedera juga harus dipulihkan, tidak malah disingkirkan.Pelatih senam ritmik Indonesia, Winy Sari Triyansyahti, mengakui, dukungan bagi pengembangan prestasi senam saat ini berbeda dibandingkan dengan saat ia menjadi atlet dan meraih medali emas SEA Games pada era 1990-an. Saat itu, lanjut Winy, tim bisa menjalani training camp selama minimal dua bulan di negara-negara Eropa Timur yang menjadi kiblat senam ritmik. Selain itu, tim juga bisa mengikuti tiga kali try out pada ajang internasional."Kepastian untuk berangkat (ke SEA Games ini) baru dua bulan sebelum SEA Games," kata Winy, yang juga menyatakan kalau untuk persiapan sekarang juga tidak ada try out ataupun training camp di luar negeri.Paceklik medali Dari loncat indah, hingga kemarin, kegigihan para peloncat indah Indonesia belum berbuah satu pun medali. Sementara Malaysia, Singapura, dan Vietnam masih terus memimpin perolehan medali loncat indah. Pada nomor 1 meter springboard putra, Indonesia diwakili Tri Anggoro dan Aldinsyah Putra Rafi. Tri Anggoro pernah menduduki peringkat ketiga dengan nilai 54,25. Sementara Aldinsyah menempati peringkat keempat, dengan nilai 53,30. Namun, peringkat mereka terus merosot karena tidak konsisten pada putaran-putaran berikutnya."Pada awal lomba, lompatan saya masih bagus. Akan tetapi, memasuki lompatan putaran ketiga, saya mulai sulit berkonsentrasi. Sedikit saja ada suara dari penonton, konsentrasi saya sudah terganggu. Sebaliknya, lawan-lawan kami memang lebih konsisten dalam mengumpulkan nilai pada tiap putaran loncatan. Ini memang SEA Games pertama saya dan jadi pengalaman berharga," kata Aldinsyah. (Aryo Wisanggeni Genthong/C Wahyu Haryo PS dari Kuala Lumpur, Malaysia)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000