Saat mengarungi tujuh pertandingan di SEA Games 2017, tim nasional Indonesia sejatinya tidak hanya bermain dengan 11 pemain di lapangan. Ada peran ribuan suporter yang menjadi "pemain ke-12", yang dengan setia dan penuh militansi, datang memberikan motivasi bagi tim nasional.
Sejak laga penyisihan grup hingga semifinal, tak kurang dari 10.000 suporter datang ke stadion untuk mendukung tim "Garuda". Mereka bernyanyi, meneriakkan yel-yel pembakar semangat, serta membentangkan spanduk dan bendera Merah Putih raksasa berukuran 20 meter x 30 meter.
Bahkan pada saat laga terakhir yang "hanya" memperebutkan medali perunggu melawan Myanmar, Selasa (29/8), hampir 4.000 suporter Indonesia tetap setia datang dan memberikan dukungan. Laga yang berlangsung di Stadion Majlis Perbandaran Selayang, Malaysia itu, dimenangi Indonesia, 3-1.
"Hal fundamental di turnamen ini adalah kehadiran suporter Indonesia di stadion. Kami sangat berterima kasih karena merekalah pemain ke-12 dari tim. Kehadiran mereka sungguh memberikan energi yang besar bagi tim untuk bermain bagus," kata pelatih timnas Indonesia Luis Milla Aspas, seusai laga lawan Myanmar.
Kehadiran suporter yang militan itu diakui bek Indonesia, Ryuji Utomo Prabowo, membuat pemain bersemangat menampilkan seluruh kemampuannya. "Kami, pemain, tidak mungkin berjuang tanpa ada dukungan suporter di stadion," katanya.
Semangat patriotisme
Kekompakan suporter Indonesia yang selalu datang dengan kostum merah itu tak hanya membakar semangat pemain timnas, tetapi juga membuat tim lawan dan pendukungnya gentar. Tak heran jika pada laga semifinal melawan tuan rumah Malaysia, jumlah tiket yang dijual untuk suporter Indonesia "dibatasi" sekitar 10.000 lembar.
Suporter yang sebagian besar pekerja Indonesia di Malaysia itu datang dari penjuru wilayah negeri itu dengan biaya sendiri. Mereka secara mandiri mengorganisasi ribuan pendukung untuk datang ke stadion, melalui Aliansi 14 Komunitas Suporter Indonesia di Malaysia.
Komunitas suporter itu di antaranya Bonek Malaysia yang basisnya pendukung klub Persebaya Surabaya, Kacong Malaya (pendukung Madura United), Ultras Gresik (pendukung Persegres), Kediri Ekstrem Malaya (pendukung Persik Kediri), Slemania (pendukung PSS Sleman), dan Viking Malaysia (pendukung Persib Bandung).
Koordinator Aliansi Aditya Gilang Ramadhan menyatakan, dukungan suporter itu tidak hanya bagi timnas sepak bola, tetapi juga di cabang-cabang lain. Persiapan untuk memberikan dukungan bagi tim Indonesia yang berjuang pada SEA Games ini dilakukan sejak awal tahun 2017.
Aliansi menggalang dana sukarela dengan membuat 800 kaus. Keuntungannya digunakan untuk memesan bendera Merah Putih berukuran 20 meter x 30 meter senilai Rp 15 juta di China, serta membeli alat perkusi yang digunakan di stadion.
"Ketika ada sesuatu yang menyangkut nama Indonesia, nasionalisme dan patriotisme kami yang bekerja di luar negeri akan tersentuh," kata Mahfud, Koordinator Kacong Malaya.