logo Kompas.id
OlahragaMereka yang Mengalahkan Rasa...
Iklan

Mereka yang Mengalahkan Rasa Sakit

Oleh
· 3 menit baca

Salah satu faktor pembeda antara petenis juara dan medioker adalah kemampuan mereka mengendalikan tubuh dan pikiran untuk mengatasi hambatan rasa sakit. Rafael Nadal dan Juan Martin del Potro membuktikan bahwa tetap bersikap positif pada kondisi seburuk apa pun membuahkan hasil yang optimal.Dibandingkan dua Grand Slam yang mendahului AS Terbuka, lapangan keras Flushing Meadows memang terkenal dengan tantangan fisik yang lebih unik dan berat dibandingkan lapangan tanah liat Roland Garros atau lapangan rumput Wimbledon. Petenis yang berlaga di lapangan jenis ini sering kali mengalami sakit yang luar biasa terutama di persendian.Rafael Nadal, yang baru saja mencetak sejarah dengan merebut gelar ke-10 di Roland Garros, mengakui, lututnya yang sering dilanda cedera harus bekerja ekstra keras untuk megalahkan lapangan keras Meadows. Permukaan kerasnya yang membentur tiap persendian seolah lebih agresif ketimbang lapangan rumput Wimbledon atau Roland Garros."Jujur harus saya katakan, lapangan ini jauh lebih agresif menyerang setiap bagian tubuh dibandingkan lapangan rumput atau tanah liat," ujar Nadal selepas kemenangannnya di babak keempat melawan Alexandr Dolgopolov (Ukraina). Jika Nadal mengalami kesakitan di persendian, Del Potro harus berjuang melawan demamnya saat mengalahkan unggulan enam, Dominic Thiem (Austria), dalam laga epik lima set. Petenis Argentina yang merupakan salah satu petenis yang paling dicintai publik Flushing Meadows itu dua kali menyelamatkan dirinya dari situasi match point sebelum mendapatkan kembali energinya berkat dukungan penonton."Saya menderita demam dalam dua hari terakhir. Saya hanya ingin bermain sebaik mungkin. Saat mendapat dukungan kalian, semua rasa sakit itu hilang," papar Del Potro selepas laga. Sangat menyakitkanRasa sakit yang ditimbulkan saat bermain di lapangan keras, menurut Nadal, bukan hanya di sekitar lututnya, tetapi juga di pergelangan kaki, panggul, dan punggung. "Benar-benar menyakitkan," tambah peraih dua kali gelar di Meadows ini.Dengan usianya yang tidak muda lagi, 31 tahun, Nadal mengkhawatirkan, pemain muda yang saat ini lebih banyak bermain di lapangan keras akan mendapat masalah cedera di kemudian hari. "Dengan kecenderungan permainan tenis yang lebih panjang saat ini, dan banyak petenis muda yang bermain di permukaan keras, saya tak tahu, apakah di kemudian hari ini akan menjadi masalah kesehatan," lanjut Nadal, yang telah mengoleksi 15 gelar Grand Slam sepanjang kariernya. Tidak seperti lapangan tanah liat yang cocok untuk pergerakan kaki menyusur permukaan (sliding), di lapangan keras tidak dianjurkan melakukan gerakan tersebut karena sangat rentan membuat pergelangan kaki terkilir. Namun, Novak Djokovic (Serbia), atau Gael Monfils (Perancis), kerap melakukan pergerakan ini di Meadows untuk mengurangi dampak benturan keras dan berimbas pada rasa sakit di bagian lutut.Nadal yang sudah beberapa kali mengalami cedera lutut nyaris tidak melakukan apa yang dilakukan Djokovic dan Monfils meski dia sangat piawai melakukannya di lapangan tanah liat. "Lapangan keras memang lebih mudah perawatannya dan itu jauh lebih baik untuk pengelola turnamen," ujar Nadal.Meski bermain dengan kondisi tekanan fisik yang berat dan rasa sakit hampir di semua persendiannya, Nadal praktis tidak menunjukkan penurunan performa. Petenis Spanyol ini justru menunjukkan determinasinya yang semakin tinggi dan terus menemukan irama terbaiknya. (AP/Reuters/joy)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000