logo Kompas.id
OlahragaWajah Baru Gelora Bung Karno
Iklan

Wajah Baru Gelora Bung Karno

Oleh
· 4 menit baca

Gelora Bung Karno terus bersolek menyambut perhelatan Asian Games 2018. Wajah baru dari situs olahraga kebanggaan Indonesia itu tidak hanya dihadirkan lewat renovasi sejumlah arena dan penataan kawasan. Lebih dari itu, wajah baru itu juga ingin diwujudkan lewat transformasi visi dan pengelolaan kawasan GBK.Saat memimpin rapat kabinet terbatas, 2 Mei 2016, Presiden Joko Widodo menyampaikan visinya tentang renovasi Gelora Bung Karno (GBK) yang dilakukan saat ini. Ia berharap kawasan GBK bisa menjadi landmark atau tengaran bagi Jakarta dan bahkan Indonesia. Presiden juga ingin kemanfaatan GBK bagi publik dapat berlangsung untuk jangka panjang, bukan hanya untuk penyelenggaraan Asian Games."Estetika desain GBK harus betul-betul memiliki nilai tambah, memiliki karakter sebagai nation heritage yang bersejarah," kata Jokowi.Renovasi GBK saat ini memang tidak terlepas dari keberadaan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Cikal-bakal pembangunan GBK pada era Presiden Soekarno juga dilatarbelakangi penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games IV tahun 1962. GBK yang saat itu masih disebut sebagai kompleks Stadion Utama Jakarta dibangun menggunakan dana pinjaman dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS. Saat itu, Soekarno cukup dekat dengan Kamerad (Perdana Menteri) Uni Soviet Nikita Kruschev."Saya akan membuat sebuah situs olahraga yang bakal dikenang oleh bangsa Indonesia ratusan tahun ke depan," kata Soekarno saat bertemu Kruschev tahun 1958 di Moskow.Tidak keliru jika Menpora Imam Nahrawi menyebutkan, Indonesia barangkali tidak akan pernah memiliki kompleks olahraga seperti GBK jika tidak menjadi tuan rumah Asian Games 1962. "Asian Games 1962 memberikan legacy (GBK) bagi kita. Sekarang, Asian Games 2018 juga akan memberikan legacy yang luar biasa, yaitu renovasi Stadion Utama GBK yang bisa disandingkan dengan berbagai stadion utama di belahan bumi lainnya," ujar Nahrawi.Aspek lingkunganUntuk merenovasi GBK, pemerintah mengalokasikan anggaran hingga Rp 4 triliun. Khusus penataan kawasan GBK terbagi dalam dua zona yang masing-masing nilainya Rp 254 miliar dan Rp 323 miliar. Aspek lingkungan menjadi salah satu perhatian dari Presiden Jokowi dalam renovasi GBK itu. Mantan Gubernur DKI itu ingin agar renovasi GBK memperkuat ruang terbuka hijau Ibu Kota.Visi itu, seperti disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, tidak terlepas dari realitas Jakarta yang membutuhkan ruang publik sekaligus ruang terbuka hijau. "Sekarang ini kita mengelola GBK dalam realitas dan konteksnya yang baru. Ketika mengembangkan GBK, kita tidak bisa hanya melihat internal GBK, tetapi melihat GBK keterkaitannya dengan Jakarta dan GBK kaitannya dengan Indonesia," katanya.Sebagai warisan cagar budaya, keberadaan fasilitas olahraga yang menjadi fungsi utama GBK tetap dipertahankan. Sementara sebagian kawasan yang terikat kontrak menjadi kawasan komersial, seperti hotel, perkantoran, dan pusat perbelanjaan, persentase peruntukannya tidak ditambah. Komitmen itu ditunjukkan pemerintah saat menolak perpanjangan kontrak ataupun pengajuan baru untuk menjadikan lahan bekas driving range seluas 8 hektar sebagai kawasan komersial. Padahal, proposal investasi dari swasta yang bisa menjadi pendapatan pemerintah itu nilainya lebih dari Rp 6 triliun."Kami ingin membuat GBK itu belong to the people, menjadi milik rakyat. Jadi (bekas) driving range seluas 8 hektar itu kita gunakan lahan terbuka hijau," kata Pratikno.Pengamat perkotaan Nirwono Joga menyatakan, idealnya memang ada penataan terpadu GBK sebagai ruang terbuka hijau dan kawasan olahraga. Keberadaan ruang terbuka hijau tidak hanya menjadi paru-paru kota dan daerah resapan air, tetapi juga memiliki fungsi sosial sebagai ruang publik untuk berinteraksi. Melihat lokasi GBK yang strategis, Nirwono menyatakan, pemerintah perlu mempunyai desain besar pengembangan GBK hingga 50-100 tahun mendatang. Idealnya, tidak ada lagi pembangunan gedung baru yang mengurangi ruang terbuka hijau di sana. Pada saat yang sama, pemerintah perlu memikirkan cara pengelolaan dan pengembangan GBK sebagai pusat tujuan segala macam aktivitas kota yang dapat hidup 24 jam.Libatkan IAIMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, renovasi kawasan GBK memang didesain untuk multifungsi. Jika dalam 60 tahun terakhir GBK menjadi sarana untuk berolahraga, ke depan juga akan difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan seni budaya, serta diproyeksi dapat bertahan hingga minimal 60 tahun mendatang. Estetika desain yang jadi penekanan dari Presiden Jokowi dijabarkan lewat konsep penataan kawasan GBK yang mengakomodasi unsur budaya dari kawasan Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Kementerian PUPR pun menggandeng Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk merancang desain penataan kawasan dan renovasi arena di GBK.Mendapat kepercayaan untuk merancang renovasi kawasan GBK, menurut Ketua Umum IAI Ahmad Djuhara, menjadi kehormatan bagi arsitek yang bernaung di IAI. Tanpa berpikir nilai materi dari proyek ini, sejumlah arsitek kenamaan mendedikasikan kemampuan terbaiknya untuk membuat desain renovasi dalam waktu singkat dengan modal awal dari koceknya sendiri. "Kami dipercaya negara dan ini suatu kehormatan, maka kami langsung bekerja. Kami ingin Indonesia bangga, kami bisa menjaga nama Indonesia, menjaga profesi arsitek Indonesia, dan kami menjaga arsitektur Indonesia. Itu yang utama," kata Djuhara.Visi besar untuk melestarikan GBK sebagai cagar budaya dan menjadikannya ruang publik telah dibuat. Tinggal bagaimana memastikan realisasi wajah baru GBK itu sesuai dengan desain yang telah dirancang. (NAD/HLN/HAR/ROW/WHY)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000