Terhenti di Perempat Final, Susy Susanti Evaluasi Penampilan Timnya
Oleh
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Indonesia gagal melangkah ke semifinal kategori beregu campuran Kejuaraan Dunia Yunior BWF 2017 di Yogyakarta setelah dihentikan China. Tim bulu tangkis ”Merah Putih” terhenti di perempat final setelah kalah 1-3 dari pesaing beratnya itu, Kamis (12/10).
”Hari ini kami harus mengakui keunggulan tim China. Seperti yang sudah diprediksi, kans kita ada di tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Namun, di susunan pemain, mereka ada yang rangkap. Tim Indonesia sendiri pasti juga sedih. Karena kami berharap bisa lolos,” kata Manajer Tim Indonesia Susy Susanti dalam siaran pers Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Dengan mengandalkan tiga nomor tersebut, Susy menambahkan, Indonesia sebenarnya punya peluang untuk menang di ganda putra dan tunggal putra. Penampilan dua wakil ini cukup baik pada gim pertama. Namun, pada gim kedua dan ketiga, mereka gagal mengamankan kemenangannya.
”Ganda putra sebenarnya ada kesempatan. Gim pertama, Adnan Maulana/Muhammad Shohibul Fikri bisa memberikan perlawanan, mereka bisa menang. Namun, pada gim kedua saat poin kritis agak sedikit tegang. Gim ketiga mereka di bawah tekanan. Tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, bisa tampil maksimal. Sayang di sektor tunggal putra, kita sebenarnya punya kesempatan. Pemain-pemain Indonesia pada saat gim pertama mereka bisa menguasai keadaan. Namun, pada gim kedua saat mereka sudah menekan lawan harusnya terus seperti itu. Mereka justru berganti pola, malah mati sendiri. Hal itu yang menjadi catatan buat kami,” kata Susy.
”Untuk ganda putri, sebenarnya kami berharap bisa menyamakan skor 2-2. Namun, sejak awal mereka tertekan sehingga Jauza Faudhila Sugiarto/Ribka Sugiarto tidak bisa mengeluarkan permainan dengan maksimal,” katanya.
Penampilan setiap atlet yang diturunkan tak luput dari perhatian Susy. Ia mengatakan sudah membuat catatan khusus dari permainan para atlet tersebut. Susy juga berharap, di nomor perorangan nanti, yunior Indonesia bisa bermain lebih baik lagi.
”Stamina, konsentrasi, fokus, keyakinan, dan keberanian, saya rasa itu yang menjadi kendala kami di pertandingan beregu kali ini. Mudah-mudahan di perorangan nanti bisa menjadi masukan dan evaluasi agar lebih baik lagi,” kata Susy.
Pada pertandingan di GOR Among Rogo, setelah tertinggal 1-2 dari China, Indonesia gagal merebut poin di partai keempat melalui Jauza/Ribka. Mereka tidak bisa berkata banyak saat berhadapan dengan Liu Xuanxuan/Yuting Xia. Dalam 34 menit, Jauza/Ribka menelan kekalahan 9-21, 15-21.
”Gim pertama kami main ditekan terus. Dari awal mereka sudah menekan sehingga kami berkembangnya jadi lama. Karena kami masih mencari-cari cara untuk keluar dari tekanan,” kata Jauza.
Pertemuan ini merupakan yang kedua kali bagi Jauza/Ribka dan Liu/Yuting. Sebelumnya di Pembangunan Jaya Raya Kejuaraan Yunior Asia 2017, Jauza/Ribka kalah 16-21, 17-21.
”Kami sudah pernah bertemu sebelumnya dan kurang lebih permainannya sama. Kami selalu diserang terus dari mereka. Beban enggak ada, malah kami ingin mencoba lagi kemarin kurangnya apa. Tetapi tetap masih belum bisa keluar dari permainan mereka,” ujar Jauza.
Partai keempat ganda putri kali ini merupakan penentu langkah Indonesia. Jika Jauza/Ribka menang, Indonesia masih punya peluang untuk berjuang di partai penentu, yaitu sektor ganda campuran. Namun, jika kalah, langkah Indonesia menuju semifinal pun harus tertahan. (*/RAY)
Berikut hasil lengkap pertandingan Indonesia melawan China (1-3):
Ganda putra: Adnan Maulana/Muhammad Shohibul Fikri vs Fan Qiuyue/Wang Chan: 21-13, 18-21, 15-21
Tunggal putri: Gregoria Mariska Tunjung vs Han Yue: 21-17, 21-17