Target "Scudetto" Napoli Kian Realistis
ROMA, MINGGU — Napoli kembali membuktikan sebagai tim yang sangat matang setelah menundukkan AS Roma, 1-0, di Stadion Olimpico, Roma, Minggu (15/10) dini hari WIB. Kemenangan beruntun dalam delapan laga pertama Serie A musim ini menunjukkan bahwa target Napoli untuk kembali merebut scudetto atau menjadi juara Liga Italia semakin realistis. Kini Napoli kian kokoh di puncak klasemen dengan 24 poin. Mereka unggul lima poin atas Juventus dan Lazio. Pada laga lainnya yang juga berakhir Minggu dini hari WIB, Lazio mengalahkan Juventus, 2-1."Kami sudah melakukan langkah penting ke depan dan kami tak akan menyerah," kata penyerang Napoli, Lorenzo Insigne, seperti dikutip Football-Italia. Gol tunggal Insigne ke gawang Roma itu merupakan golnya yang ke-100 selama berkarier sebagai pemain profesional.Keyakinan Sacchi-Bianchi Langkah Napoli di Serie A itu juga membuat mantan pelatih tim nasional Italia Arrigo Sacchi dan eks pelatih Napoli, Ottavio Bianchi, yakin Napoli bisa mengembalikan kejayaannya. Tim berjuluk "Partenopei" itu menjuarai Liga Italia pada musim 1986-1987 di bawah asuhan Bianchi dan pada musim 1989-1990 ketika dilatih Alberto Bigon. "Skuad Napoli di bawah asuhan Pelatih Maurizio Sarri kini banyak belajar dari tim-tim papan atas. Mereka sudah matang dan siap menjadi juara," kata Bianchi. Skuad Napoli pada musim ini relatif sama dengan musim lalu karena hanya menambah empat pemain baru. Sementara pemain kunci, seperti Marek Hamsik, Dries Mertens, Insigne, Jose Callejon, dan Kalidou Koulibaly, tetap bertahan. Abaikan peringatanJika Napoli semakin melambung, Juventus justru kian tenggelam. Setelah ditahan seri 2-2 oleh Atalanta dua pekan lalu, Juventus lalu dikalahkan Lazio. Ini menjadi kekalahan pertama Juventus di kandang sejak Agustus 2015. Dalam 57 laga kandang terakhir, "Nyonya Besar" tidak pernah kalah. Pelatih Juventus Massimiliano Allegri mengungkapkan, ia sudah melihat tanda bahaya itu sejak laga melawan Torino, Sassuolo, dan Atalanta. "Namun, kami mengabaikannya dan sekarang kami harus membayar mahal," katanya. (AFP/REUTERS/DEN)
