Ratapan Svilar, Kebahagiaan MU

LISABON, KAMIS — Mile Svilar (18), kiper Benfica, memulai laga Liga Champions kontra Manchester United, Kamis (19/10) dini hari WIB, dengan bangga dan penuh sukacita. Namun, euforia itu berganti duka akibat blundernya di tengah laga. Kelalaiannya berujung pada gol semata wayang MU di laga itu.Svilar langsung tersungkur begitu wasit Felix Zwayer meniup peluit panjang laga di Lisabon itu. Air mata pun meleleh di pipinya. Tangisnya itu sampai mengundang simpati dari lawan, yaitu striker MU, Romelu Lukaku.Svilar merasa terpukul karena blundernya mengakibatkan timnya kalah 0-1 dari MU. Pada laga itu, kiper termuda dalam sejarah Liga Champions itu salah mengantisipasi tendangan bebas Marcus Rashford di menit ke-64.Pemain yang melampaui rekor Iker Casillas sebagai kiper paling belia di Liga Champions itu memilih menangkap bola, alih-alih menepis atau membuangnya. Celakanya, keberaniannya itu justru berujung petaka bagi Benfica.Bola tangkapannya itu terlihat telah melewati garis gawang. Teknologi garis gawang dan rekaman video mempertegas keabsahan gol itu. "Terima kasih banyak atas bantuan tangannya!" bunyi judul koran di Inggris, Daily Mail, mengulas laga itu.Ulasan Daily Mail bernada sarkastik itu sebetulnya ingin menyindir "Setan Merah", tim yang secara materi jauh lebih kuat daripada Benfica. MU sampai harus butuh "bantuan" blunder dari kiper muda debutan guna memenangi laga di Portugal itu.Blunder Svilar adalah satu-satunya hal menarik dari laga yang berjalan membosankan itu. Nyaris serupa ketika menghadapi Liverpool di Liga Inggris akhir pekan lalu, MU kembali tampil berhati-hati dan tanpa kreativitas.Mereka hanya membuat empat tembakan akurat ke gawang selama 90 menit laga. "Satu-satunya hal menonjol di MU adalah peran Nemanja Matic. Di luar hal itu, MU kesulitan memantik antusiasme bermain. Ini hal buruk untuk hiburan sepak bola," tulis Daily Telegraph.Sepak bola negatifNamun, seperti biasa, Manajer MU Jose Mourinho membela diri karena kembali memainkan gaya sepak bola negatif. "Saya paham, banyak pers menilai bahwa tampil bertahan itu adalah kejahatan. Namun, saya tegaskan, itu sama sekali bukan kejahatan. Kami bisa mengontrol jalannya laga karena bertahan dengan baik," ujar Mourinho menjawab kritik. Mantan pelatih Benfica itu justru bangga, taktik pragmatis itu mengantarkan MU meraih tren positif. Gawang mereka sembilan kali steril gol dari 13 laga berbagai kompetisi yang telah dijalani.MU pun kian kokoh di puncak Grup A Liga Champions dengan nilai sempurna, yaitu sembilan poin dari tiga laga. "Kami tinggal selangkah untuk lolos (ke babak 16 besar)," ujar Mourinho.Terlepas kritik itu, kemenangan MU di Lisabon menunjukkan kejelian Mourinho sebagai "juru" taktik. Timnya sengaja mengincar Svilar, kiper minim pengalaman, sebagai kelemahan utama di tubuh Benfica."Manajer (Mourinho) meminta kami mencoba menembak dan membuat umpan-umpan silang ke kiper karena ia masih sangat muda dan menjalani debutnya. Inilah sepak bola. Namun, saya berharap ia (Svilar) sukses ke depan," ujar Matic, pemain MU. Adapun Svilar meminta maaf terkait blundernya itu. "Saya seharusnya bisa tampil lebih baik. Bagaimanapun, itu sudah terjadi. Ini semua adalah bagian dari proses menjadi lebih dewasa," kata kiper yang kini berumur 18 tahun dan 52 hari itu. Di sisi lain, kemenangan MU itu menandai geliat kebangkitan tim-tim Inggris di kompetisi Eropa. Lima wakil Inggris, yaitu MU, Manchester City, Chelsea, Liverpool, dan Tottenham Hotspur, belum terkalahkan di Liga Champions musim ini.Kelimanya kompak memuncaki grup masing-masing di Liga Champions. Padahal, Inggris sempat meredup. Mereka hanya mampu meloloskan empat tim ke perempat final lima musim terakhir Liga Champions."Perubahan itu telah terasa. Seluruh Eropa akan mulai berpikir, tim-tim Inggris kini kembali kuat," ujar Phil Neville, mantan pemain MU. (AP/AFP/JON)