logo Kompas.id
OlahragaBeban Tampil sebagai Tuan...
Iklan

Beban Tampil sebagai Tuan Rumah

Oleh
· 3 menit baca

YOGYAKARTA, KOMPASTampil sebagai tuan rumah memberi beban lebih untuk para pebulu tangkis Indonesia yang berjuang pada babak perempat final Kejuaraan Dunia Yunior BWF 2017 di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Jumat (20/10). Agar dapat terus bersaing hingga partai final, para pemain berusia di bawah 19 tahun itu diharapkan dapat keluar dari tekanan dan bermain lepas.Pelatih ganda campuran pratama PP PBSI, Nova Widianto, mengatakan, dalam pertandingan babak delapan besar, ganda campuran Indonesia tampil terlalu hati-hati dan mudah panik. "Padahal, tidak ada yang istimewa dari lawan. Serangan mereka biasa-biasa saja. Namun, pemain Indonesia sudah telanjur panik, akhirnya banyak bola yang malah mati sendiri," ujar Nova.Menurut Nova, tampil sebagai tuan rumah memang memberi tekanan untuk tim "Merah Putih". Situasi ini berbeda dengan ketika atlet Indonesia tampil melawan pemain unggulan, mereka justru dapat bermain lebih relaks dan lepas. Di babak empat, misalnya, Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari bisa mengatasi unggulan teratas Korsel, Kim Won-ho/Yu Rim Lee.Kemarin, dengan susah payah, Rinov/Phita mengalahkan Natthapat Trinkajee/Kwanchanok Sudjaipraparat (Thailand), 13-21, 21-17, 21-16. Ganda campuran Indonesia yang baru dipasangkan dua pekan menjelang kejuaraan dunia tersebut harus merasakan pahitnya kehilangan gim pertama, sebelum bangkit pada gim kedua.Phita mengatakan, pada gim pertama, dia menerapkan strategi no-lob. Namun, ternyata lawan lebih siap bermain dengan pola itu. "Ketika kami mencoba bermain dengan pola sendiri, kami masih takut dan terlalu hati-hati. Sementara mereka sudah siap. Baru pada gim kedua, kami berusaha lepas dari tekanan," katanya.Kesulitan mengatasi lawan juga dihadapi Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan/Angelica Wiratama. Pasangan unggulan keempat ini kalah dari non-unggulan China, Liu Shiwen/Li Wenmei, 21-19, 13-21, 15-21.Dalam laga yang bergulir selama 53 menit itu, pertahanan Yeremia/Angelica sangat lemah. Pada gim kedua, mereka tertinggal 0-5. Pemain putra China, Li Wenmei, beberapa kali melakukan smes keras ke arah tengah lapangan yang sulit dikembalikan Yeremia/Angelica.Yeremia mengatakan sulit mengatasi kecepatan pukulan Li Wenmei. "Pada gim pertama, kami bermain dengan bola-bola panjang. Ketika strategi yang sama diterapkan pada gim kedua, ternyata mereka mengubah pola permainan. Kami tertekan, jadi bola banyak mati-mati sendiri," katanya.Meski langkahnya terhenti, Angelica mengaku mendapat banyak pelajaran berharga. "Selanjutnya saya harus bisa bermain lepas dari tekanan," katanya.Di semifinal, dua ganda campuran China akan bertemu dengan Indonesia. Liu Shiwen/Li Wenmei akan berhadapan dengan Rinov/Phita. Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti akan bertemu dengan Fan Qiuyue/Liu Xuanxuan. Di perempat final, Rehan/Fadia menang atas pemain Malaysia, Eng Cheong Ng/Ee Wei Toh, 18-21, 21-14, 21-15. Di sektor tunggal putri, unggulan teratas asal Thailand, Pattarasuda Chaiwan, harus mengubur mimpi menjadi juara dunia setelah kalah dari pemain China, Cai Yanyan, 19-21, 21-14, 20-22. Sementara tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, unggul atas sesama pemain Tanah Air, Aurum Oktavia Winata, 21-10, 21-13. Di semifinal, Gregoria akan menantang Cai Yanyan. (DNA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000