Teknik Bantingan Kombinasi Perlu Diasah
JAKARTA, KOMPAS — Tim judo Indonesia mewaspadai kekuatan judoka-judoka dari negara-negara Asia Timur pada Asian Games 2018. Untuk meladeni rival-rival utama tersebut, tim judo Indonesia akan mengasah teknik bantingan kombinasi selama pemusatan latihan nasional yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat.Pada uji coba kejuaraan judo Asian Games 2018 yang disatukan dengan Piala Wismoyo, 20-22 Oktober, di GOR Kelapa Gading, Jakarta, pengurus Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) mengintip strategi calon lawan untuk Asian Games. Kejuaraan ini diikuti para judoka dari 22 provinsi, serta dari Korea Selatan, Jepang, Perancis, dan Singapura. Wakil Ketua II PJSI Perry Pantouw menilai, judoka Indonesia perlu lebih banyak mengasah teknik bantingan kombinasi dan bantingan bawah. Hal itu menilik penampilan para judoka Jepang dan Korsel yang kreatif dengan beragam teknik bantingan. "Kalau mereka tidak bisa menaklukkan lawan dari bantingan atas, mereka akan mencari cara lain. Itu dimungkinkan karena judoka Jepang mempunyai variasi teknik bantingan yang sangat banyak. Inilah yang masih perlu diasah oleh judoka kita," ujar Perry, Sabtu (21/10).Pelatih kepala judo Indonesia Bambang Prakarsa memaparkan, selain Jepang dan Korsel, rival berat yang menanti Indonesia di Asian Games datang dari Mongolia, Kazakhstan, Uzbekistan, China, Taiwan, dan Iran. Di kelas -73 kilogram putra, lawan terberat adalah judoka Jepang Shohei Ono, peraih emas Olimpiade Rio 2016, dan An Chang-rim (Korsel). Sementara di kelas -66 kilogram putra, ada Hifumi Abe (Jepang), peraih emas Kejuaraan Dunia 2017, dan An Baul (Korsel)."Untuk level Asian Games, meraih perunggu saja sudah termasuk prestasi luar biasa," kata Bambang. (DD10)