logo Kompas.id
OlahragaTanpa Perbaikan, Para Jagoan...
Iklan

Tanpa Perbaikan, Para Jagoan Nyaris Tumbang

Oleh
· 3 menit baca

Para pemain Atletico Madrid tertunduk lesu saat berjalan menuju ruang ganti di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, seusai menjamu FK Qarabag, Rabu (1/11) dini hari WIB. Laga itu berakhir 1-1 dan membuat peluang Atletico untuk lolos dari Grup C ke babak 16 besar nyaris pupus.Atletico yang terpuruk di posisi ketiga dengan tiga poin, dan tertinggal empat poin dari Chelsea di posisi kedua, harus menang atas Chelsea dan Roma pada dua laga terakhir. Tetapi, untuk bisa lolos ke perdelapan final, Atletico juga bergantung pada hasil laga Chelsea maupun Roma melawan Qarabag.Pada tiga laga Liga Champions, Atletico selalu meraih hasil imbang. Hasil imbang juga sering didapat Atletico di semua kompetisi. Dari tujuh laga terakhir, enam laga berakhir imbang. Jika gagal lolos dari fase grup dan turun ke Liga Europa, Atletico akan mengalami penurunan drastis dibanding dua musim terakhir. Pada musim 2016-2017, Atletico menembus semifinal dan pada 2015-2016, "Los Rojiblancos" mencapai babak final."Saya rasa peluang untuk lolos sudah sangat jauh. Kami kecewa, kami harus mengevaluasi diri karena kami tidak dapat menang pada dua laga melawan Qarabag," kata Gabi, kapten Atletico.Kombinasi antara tumpulnya lini depan dan mulai rapuhnya pertahanan membuat Atletico sangat sulit untuk menang. Apalagi, semua strategi dari pelatih Diego Simeone sudah dipelajari oleh lawan-lawan Atletico dengan sangat baik. Simeone sulit menerapkan taktik baru karena tidak ada penambahan pemain di klubnya. Sanksi UEFA yang membuat Atletico tidak dapat membeli pemain hingga 31 Desember 2017 dan cedera yang dialami beberapa pemain membuat Simeone kehabisan pilihan untuk membangun strategi inovatif. Obral pemain Monako Masalah yang mirip juga dialami oleh AS Monako. Semifinalis Liga Champions musim 2016-2017 itu seperti kehabisan kekuatan untuk bertarung di tingkat Eropa setelah menjual dan meminjamkan empat pemain bintang yang menjadi tulang punggung tim. Keempat pemain itu adalah Kylian Mbappe, Tiemoue Bakayoko, Benjamin Mendy, dan Bernardo Silva. Di sisi lain, Monako tidak membeli pemain yang memiliki kemampuan setara dengan para pemain bintang itu. Kondisi itu membuat penampilan Monako di Liga Champions menjadi sangat buruk. Dari empat laga, Monako hanya imbang dua kali dan dua kali kalah. Hasil itu menempatkan Monako di posisi juru kunci Grup G dengan dua poin. Hasil itu sangat memalukan karena Monako berada di grup yang relatif ringan. Satu-satunya lawan berat bagi Monako di grup itu adalah FC Porto.Kini, peluang Monako untuk lolos ke perdelapan final hampir mustahil. Dengan dua poin, Monako sulit mengejar Porto di posisi kedua dengan enam poin. Monako harus memenangi dua laga terakhir mereka melawan RB Leipzig dan Porto. Tetapi, untuk lolos ke 16 besar, Leipzig dan Porto juga tidak boleh menang atas pemuncak Grup G, Besiktas. Pada laga Kamis (2/11) dini hari WIB, tuan rumah Besiktas menahan Monako 1-1. Monako lebih agresif menyerang dengan melepas 13 tendangan, yang lima di antaranya mengarah ke gawang. Namun, buruknya penyelesaian akhir para pemain serang Monako membuat mereka sulit merebut kemenangan. Tanpa mesin gol Mbappe yang pindah ke Paris Saint-Germain dan Radamel Falcao yang cedera, Monako sulit mencetak banyak gol. "Saya sedih dengan hasilnya, tetapi saya puas dengan para pemain yang sangat berusaha untuk menang," kata Leonardo Jardim, Pelatih Monako. (AFP/AP/ECA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000