logo Kompas.id
OlahragaKurikulum Fondasi ke Piala...
Iklan

Kurikulum Fondasi ke Piala Dunia

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Setelah lama dinanti, kurikulum pembinaan sepak bola usia dini akhirnya diluncurkan PSSI ke publik, Kamis (9/11), di Jakarta. Kurikulum yang berisi panduan teknis dan filosofi sepak bola ala Indonesia itu dijadikan fondasi menuju mimpi tampil di Piala Dunia. Kurikulum yang tertuang di dalam buku setebal 165 halaman itu dibedah di dalam seminar yang digelar Direktorat Teknik dan Performa Tinggi PSSI di Jakarta, kemarin. Seminar dan peluncuran kurikulum itu dihadiri puluhan pelatih sekolah sepak bola (SSB) se-Jabodetabek, termasuk para peserta Liga Kompas-Gramedia Panasonic U-14. Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria berharap, dengan adanya kurikulum itu, sepak bola Indonesia memiliki karakter bermain yang jelas seperti halnya tim-tim besar di dunia, seperti Jerman dan Spanyol.Menurut dia, lahirnya kurikulum sepak bola itu menjadi tonggak penting bagi pembangunan sepak bola di Tanah Air. Indonesia menjadi negara ketiga di Asia Pasifik setelah Jepang dan Australia yang memiliki panduan cara bermain sepak bola usia dini itu. "Ide penyusunan buku (kurikulum) ini muncul sejak bertahun-tahun lalu, tetapi baru hari ini kita benar-benar memilikinya. Di dalam visi PSSI 2045, kami menargetkan Indonesia mampu menembus semifinal Piala Dunia (2046) sebagai hadiah dirgahayu RI, ulang tahun ke-100. Mulai 2026, kami berharap Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia. Inilah sasaran yang hendak dicapai lewat buku ini (kurikulum)," ujar Ratu dalam peluncuran buku itu. Kurikulum sepak bola itu mulai disusun sejak Danurwindo, mantan pelatih timnas Indonesia, diangkat sebagai Direktur Teknik PSSI, Februari. Penyusunan kurikulum itu merupakan salah satu program prioritas Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi yang dilantik Januari lalu. Danurwindo mengatakan, kurikulum itu akan menjadi panduan semua SSB maupun akademi sepak bola di Tanah Air. Dengan adanya kurikulum itu, diharapkan bakal ada kesamaan cara bermain dan filosofi dari generasi muda pesepak bola di Indonesia.Kurikulum yang memiliki slogan "berbeda-beda tetapi satu cara bermain" itu memuat hal-hal teknis bagaimana cara membina pemain muda mulai dari level terbawah, yaitu usia 6-9 tahun, hingga ke tingkat yang lebih matang, yaitu 14-17 tahun.Kurikulum itu bertujuan untuk menyatukan standar, teknik, dan filosofi bermain sepak bola yang selama ini sangat beragam. Sebagai contoh, filosofi menyerang gaya Indonesia yang dimaksud di dalam kurikulum itu ialah proaktif, progresif, dan konstruktif.Dengan kata lain, gaya serangan tim-tim di Indonesia nantinya harus seragam, yaitu berbasis penguasaan bola dengan penetrasi cepat ke gawang. Kurikulum itu juga menyarankan agar tim-tim di usia dini lebih sering menggunakan pola formasi 4-3-3. "Perlu pemahaman mendalam soal filosofi dan gaya bermain ala Indonesia ini. Itu perlu diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak agar mereka terbiasa ketika dewasa nantinya. Tim-tim yang sukses di dunia adalah yang memiliki identitas jelas dan pembinaan usia dini yang baik," ujar Danurwindo.Ia menambahkan, kurikulum itu juga akan disisipkan di dalam silabus kursus pelatih lisensi D-Nasional dan C-AFC di Tanah Air. Lewat cara itu, cita-cita menyatukan karakter bermain sepak bola di Indonesia bisa lebih cepat tercapai. "(Kurikulum) Ini akan memberikan manfaat luar biasa, khususnya ke timnas di masa-masa mendatang. Setiap pemain jadi memiliki cara, pola bermain yang sama. Di zaman saya, ini belum ada," ujar Dede Sulaeman, pemain timnas di era 1980-an. (DD18/JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000