”Piala Dunia tak akan sama tanpa Italia. Arrivederci (selamat tinggal)”. Begitu kira-kira cuitan mantan pemain sepak bola Inggris, Gary Lineker, lewat akun Twitter-nya seusai tim nasional Italia gagal melaju ke babak utama Piala Dunia Rusia 2018. Tragedi yang menimpa ”Gli Azzuri” untuk pertama kali setelah enam dekade berlalu.
Italia mengalami nestapa terbesar dalam sejarah persepakbolaan mereka setelah ditahan imbang Swedia 0-0 di San Siro, Milan, Selasa (14/11) dini hari. Setengah tak percaya, publik Italia harus menyaksikan ”musibah” itu terjadi di rumah sendiri.
Lineker sangat menyayangkan Italia, sebagai salah satu kiblat sepak bola dunia, tidak dapat berlaga di Piala Dunia Rusia 2018. Namun, dia seolah memiliki firasat tragedi itu bakal mewujud. Sebelum laga Italia melawan Swedia digelar, Lineker menyebut dalam akun Twitter-nya, ”Tidak bisa membayangkan Piala Dunia tanpa Italia. Hal itu tidak terjadi pada masa saya, tetapi saat ini Italia sudah berada di bibir jurang.”
Tidak hanya Lineker yang menyayangkan gagalnya Italia, pemain legendaris Argentina, Diego Armando Maradona, juga mengungkapkan kesedihan terkait gagalnya Gli Azzuri lolos ke Piala Dunia 2018. Dalam akun Facebook-nya, Maradona mengaku sedih bahwa Italia, salah satu tim nasional terhebat sepanjang sejarah sepak bola, harus keluar dari persaingan menuju babak utama Piala Dunia Rusia 2018.
”Saya sangat menyesal Italia gagal lolos ke Piala Dunia. Pemain Italia selalu memberikan warna dalam Piala Dunia,” ucap Maradona.
Jika Lineker dan Maradona hanya merasa sedih, bisa jadi pendukung Gli Azzuri menangis histeris dan kehilangan selera makan. Sejak 1958, timnas Italia selalu menjadi bagian dari babak utama Piala Dunia dan kini publik ”Negeri Pizza” itu harus menghadapi sejarah baru yang menyakitkan. Mereka hanya akan menonton timnas lain.
Italia telah bermain di 14 Piala Dunia terakhir dan menjuarai dua di antaranya pada 1982 dan 2006. Pencapaian Gli Azzuri yang mengoleksi empat tropi Piala Dunia hanya dilampaui Brasil yang sudah juara lima kali. Kegagalan Italia pada Piala Dunia kali ini menyusul Belanda, Cile, dan Amerika Serikat yang juga tidak lolos.
Surat Kabar Italia, La Stampa, menulis pada halaman depan dengan judul ”Apocalypse Azzura” atau ”Kiamat Azzura” begitu Italia dipastikan tidak lolos. Adapun surat kabar La Gazetta dello Sport menuliskan ”Tamat” sebagai judul dengan latar foto kekecewaan Gianluigi Buffon.
Pertandingan tanpa gol melawan Swedia menguntungkan lawan karena Swedia sudah lebih dulu unggul 1-0 pada laga pertama. Kegagalan tersebut juga menandai berakhirnya era para pemain senior, seperti Gianluigi Buffon, Danielle De Rossi, Andrea Barzagli, dan Giorgio Chiellini, yang memutuskan pensiun.
Seusai laga berakhir, penjaga gawang Italia, Gianluigi Buffon, pun tak kuasa menahan tangis. Dia berjalan lesu meninggalkan lapangan sembari merangkul beberapa rekan satu tim yang juga berlinang air mata. Ketakutan terbesar Buffon untuk tidak berada di puncak saat ujung kariernya menjadi kenyataan.
Tidak lolosnya Italia ke Piala Dunia 2018 merupakan akhir yang antiklimaks bagi Buffon yang kini berusia 39 tahun. Laga imbang melawan Swedia menjadi pertandingan terakhir bagi pemain dengan catatan 175 kali pertandingan internasional tersebut.
”Saya meminta maaf tidak hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk seluruh insan sepak bola Italia karena kami gagal dalam hal yang berpengaruh pada level sosial,” ucap Buffon mengonfirmasi masa pensiunnya.
Keterpurukan itu memunculkan desakan agar pelatih tim nasional Italia Gian Piero Ventura dan Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Carlo Tavecchio segera mundur dari jabatannya. Namun, Ventura belum mau mengakui kesalahan itu dan lebih memilih menunggu keputusan asosiasi hingga kontraknya berakhir pada 2020.
”Berhenti? Saya tidak tahu. Ini hasil yang sangat sulit untuk diatasi, tetapi saya yakin kita punya keinginan yang kuat untuk menyelesaikan hambatan,” ucap Ventura.
Sebelum ditunjuk menjadi pelatih tim nasional menggantikan Antonio Conte, prestasi terbesar Ventura hanya membawa Lecce menjuarai Serie-C1, liga kasta ketiga di Italia. Ventura kini telah menyisakan noktah dalam perjalanan sepak bola Italia di Piala Dunia.
Kesalahan terbesar Ventura adalah berupaya menghilangkan karakter Italia yang terkenal dengan permainan bertahan. Taktik catenaccio yang biasa menjadi andalan Gli Azzuri tak berlaku bagi Ventura. Dia memaksa pemain untuk bermain menyerang ala Joseph Guardiola yang sudah dia terapkan di Torino.
Meskipun gagal, Italia telah menorehkan segudang prestasi kompetisi internasional dan tidak pernah kehabisan pemain berbintang sehingga banyak pencinta sepak bola tetap menunggu timnas Italia berlaga. Seperti kata Enricco Doddi, salah satu warga Roma, Italia, ”Anda tidak akan pernah menyaksikan Piala Dunia yang baik tanpa kehadiran Italia.”
(AFP/REUTERS/ESPN)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.