logo Kompas.id
OlahragaIdentifikasi Bakat Digelar di ...
Iklan

Identifikasi Bakat Digelar di Wakatobi

Oleh
· 2 menit baca
Iklan

WAKATOBI, KOMPAS — untuk mendapatkan pedayung andal, Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar identifikasi bakat atlet di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Wakatobi dikenal sebagai pemasok terbesar pedayung untuk tim dayung nasional.Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PODSI Dede Rohmat Nurjaya mengatakan, olahraga dayung tidak murah. Dibutuhkan investasi besar untuk pembinaan atlet jangka panjang. Untuk membeli perahu rowing berkapasitas satu orang, misalnya, dibutuhkan dana Rp 60 juta hingga Rp 70 juta per buah. Belum lagi kebutuhan latihan fisik dan uji coba lomba. "Kami berharap pembinaan jangka panjang dapat efektif menyasar bibit atlet berbakat," ujar Dede dalam bimbingan teknik identifikasi bakat di Wakatobi, Rabu (15/11).Dede mengatakan, selama ini PODSI mendapatkan pedayung andal karena kebetulan. Padahal, prestasi olahraga itu harus diciptakan. Jika tidak disiapkan sejak sekarang, prestasi Indonesia di cabang dayung bisa terhenti.Dalam penjaringan ini akan diuji sekitar 200 pelajar SMP dan SMA berusia 13-17 tahun yang tinggal di pesisir Wakatobi. Mereka adalah anak-anak nelayan suku Bajo yang terbiasa hidup di laut dan menggunakan perahu sebagai alat transportasi.Di Wakatobi, PODSI mencari anak-anak dengan postur yang menunjang, seperti tubuh tinggi besar, tungkai lengan dan kaki yang panjang. Berdasarkan penelitian, pedayung putra dengan tinggi 190 sentimeter dan pedayung putri dengan tinggi badan 176 cm berpotensi jadi juara.Pedayung juga harus mempunyai kemampuan aerobik dan anaerobik yang baik, konsentrasi, fokus, dan koordinasi tubuh yang baik, serta dapat menahan lelah dan mengelola stres. Dede menjelaskan, setiap kayuhan dayung setara dengan mengangkat beban berat 40-45 kilogram. Para pedayung biasanya melakukan 200-250 kayuhan untuk jarak 2.000 meter.Setelah terpilih, calon atlet itu akan dibina oleh PPLP Sultra untuk latihan tahap lanjutan hingga siap bergabung dengan tim nasional dayung.Pengurus KONI Wakatobi, Wa Ode Asriani, menyatakan telah memanggil anak-anak dari 25 SMP dan SMA di daerah pesisir Wakatobi. Pedayung andal biasanya tinggal di pesisir, seperti Desa Waha, Sombu, Bajo Sampela, dan Bajo Mola. "Mereka yang tinggal di daerah pegunungan tak terbiasa memegang perahu," ujar Asriani.Guru Penjaskes di SMP Maritimola, Abdul Majid, gembira dengan kegiatan ini. Menurut dia, dayung adalah olahraga unggulan di Wakatobi. Namun, sarana dan prasarana latihan sangat minim. Kini tim dayung Wakatobi hanya punya tiga perahu naga. Kano dan kayak sudah rusak sehingga jarang dipakai. (DNA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000