Bandar Judi Asing Terlibat
JAKARTA, KOMPAS — Praktik pengaturan skor di Liga Basket Indonesia (IBL) 2016-2017 yang menyeret 8 pemain dan 1 ofisial tim JNE Siliwangi Bandung diduga didalangi bandar judi berjaringan internasional. Mereka disuap hingga Rp 900 juta untuk mengikuti "skenario" hasil dalam satu laga.
"Kami sudah tahu bandar judinya, tetapi itu bukan menjadi tugas kami (untuk menghukum bandar) karena tugas Perbasi itu melakukan pembinaan (pemain)," kata Danny Kosasih, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi), Rabu (22/11), dalam keterangan pers di GOR Pasar Minggu, Jakarta. Ikut mendampingi Danny, Ketua Bidang Hukum PP Perbasi George Fernando Dendeng.
"Bandar yang melakukan pengaturan skor ini tidak hanya memiliki jaringan nasional, tetapi sudah berjaringan internasional," ujar Danny.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kompas (21/11), delapan pemain dan satu ofisial dihukum tidak boleh mengikuti semua kegiatan basket di Indonesia dalam jangka waktu yang beragam. Delapan pemain itu meliputi Ferdinand Damanik (dihukum 5 tahun), Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Harlusdityo, Untung Gendro Maryono (4 tahun), serta Fredy, Vinton Nolan Surawi, dan Robertus Riza Raharjo (3 tahun). Satu ofisial, yakni Zulhilmi Fatturohman, dihukum 2 tahun.
Kasus pengaturan skor itu, menurut Danny, terjadi saat JNE Siliwangi Bandung menjalani laga IBL 2016-2017 pada seri Jakarta di Britama Arena. Namun, Danny tidak merinci tim yang menjadi lawan JNE Siliwangi saat terjadi pengaturan skor itu.
Dalam catatan Kompas, laga reguler di Jakarta berlangsung pada awal Februari-awal Maret 2017. Ada empat lawan yang dihadapi JNE Siliwangi pada seri itu, yakni kalah 62-68 dari Pacific Caesar Surabaya, menang 65-62 atas Satya Wacana Salatiga, kalah 62-65 dari W88.News Aspac Jakarta, serta kalah 63-88 dari CLS Knights Surabaya.
Menurut George, delapan pemain berikut satu ofisial yang terlibat pengaturan skor itu menerima suap hingga Rp 900 juta dalam satu kali laga. Uang itu lantas dibagikan seusai laga.
"Kami perlu tegaskan, kejadian ini benar-benar aktornya, ya, kedelapan pemain dan ofisial. Sebab, pemilik tim sudah menegaskan bahwa mereka sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit, tentu bukan untuk tim binaannya kalah," kata George.
Zulhilmi saat dicoba dihubungi nomor telepon genggamnya tidak aktif. Sementara Ferdinand Damanik (29), power forward yang sempat memperkuat Pelita Jaya Jakarta dan W88.News Aspac, saat dihubungi mempersilakan agar persoalan ini ditanyakan kepada Perbasi.
Menyikapi kasus ini, manajemen IBL menghukum sembilan orang itu dengan larangan bermain di IBL seumur hidup. "Hukuman ini harus diberikan karena mereka melakukan tindakan yang tak bisa ditolerir," kata Direktur IBL Hasan Gozali, dikutip dari situs resmi IBL.
Hukuman ini mengacu peraturan pelaksanaan IBL Bab 4 Pasal 7 Ayat 2 yang berbunyi, "Apabila terdapat salah satu personel klub IBL yang terbukti melakukan game fixing (pengaturan skor), maka personel klub tersebut akan dikenakan sanksi minimal Rp 100 juta dan tidak boleh mengikuti seluruh kegiatan PT BBI seumur hidup".
Saat ini, manajemen JNE Siliwangi Bandung telah beralih dari PT Bandung Utama Raya ke PT Neosport Maung Internasional. Manajer Siliwangi Bandung Romy Tanaka Pattipeilohy mengaku tidak tahu proses pengaturan skor yang terjadi saat klub masih dalam pengelolaan manajemen sebelumnya. Perombakan total juga dilakukan dengan mengganti semua pemain musim lalu.
(TAM/NIC)