logo Kompas.id
OlahragaMimpi "Rossoneri" Perlahan...
Iklan

Mimpi "Rossoneri" Perlahan Buyar

Oleh
· 3 menit baca

MILAN, RABU — Sejak awal musim ini, AC Milan berupaya mewujudkan mimpi untuk bangkit dan kembali sebagai ikon kekuatan sepak bola Italia. Namun, mimpi itu perlahan buyar. Tim berjuluk "Rossoneri" tersebut malah terancam bangkrut. Di lapangan, penampilan mereka pun jauh dari harapan.Bahkan, yang lebih parah, mereka bisa terkena sanksi berat, yakni diberhentikan dari semua kompetisi di Eropa jika terbukti melanggar aturan Financial Fair Play (FPP) dari UEFA. Pelanggaran itu terjadi ketika sebuah tim membelanjakan uang jauh lebih banyak daripada pendapatan mereka. UEFA kini masih menyelidiki dan meminta tambahan dokumen perencanaan bisnis yang dimiliki Milan.Dalam laporan investigasi yang diterbitkan, Selasa (21/11), Forbes melalui reporternya, Mike Ozanian, memprediksi bahwa Milan bisa saja dijual dengan harga murah dalam waktu dekat. Hal itu terjadi karena Milan diprediksi kesulitan melunasi utang yang dimiliki saat ini.Semua itu berawal ketika mantan Presiden AC Milan Silvio Berlusconi menjual Milan kepada pengusaha asal China, Li Yonghong, senilai 828 juta dollar AS atau sekitar Rp 11 triliun pada Agustus 2017. Waktu itu, Milan sedang menanggung kerugian sekitar Rp 1,1 triliun. Penjualan klub kepada Li Yonghong itu diharapkan bisa memecahkan masalah keuangan klub.Namun, Li Yonghong yang tidak punya dana segar lantas meminjam uang kepada Elliott Management, sebuah perusahaan pendanaan swasta di Amerika Serikat. Ia meminjam dana sebanyak 300 juta euro atau sekitar Rp 4,7 triliun. Bunganya cukup tinggi, mencapai 11,5 persen.Masalahnya, Milan harus melunasinya paling lambat pada Oktober 2018. Saat tenggat waktu itu, mereka harus sudah membayar total sekitar Rp 5,5 triliun, termasuk penghitungan bunga.Tuntutan Milan saat ini untuk menyiapkan dana dalam jumlah besar menjadi persoalan serius. Hal ini karena Milan sudah gencar membelanjakan uangnya untuk membeli 11 pemain baru pada awal musim kompetisi dengan nilai total 230 juta euro atau Rp 3,6 triliun.Investasi pemain baru mengakibatkan beban finansial klub semakin berat. Biaya untuk menggaji pemain bintang, seperti Leonardo Bonucci, Andre Silva, Hakan Calhanoglu, dan Lucas Biglia, serta seluruh kegiatan operasional tentu tidak sedikit.Maka, tak mengherankan ketika Li Yonghong kemudian mencari investor baru sejak akhir September lalu. Ia ingin memiliki mitra untuk diajak bekerja sama mengatasi masalah keuangan tersebut.MeragukanKasus keuangan Milan ini pun membuat banyak pihak kembali menyoroti proses transaksi pembelian klub. Pekan lalu, harian New York Times menurunkan laporan mengejutkan bahwa ternyata sosok Li Yonghong bukanlah pebisnis yang terkenal, baik di Italia maupun di China. Bahkan, ia tidak ada dalam daftar orang-orang kaya di China.Sumber keuangan Li Yonghong pun ikut diragukan. Kepada pihak Milan, ia mengatakan punya perusahaan tambang."Namun, perusahaan tambang itu dimiliki empat orang yang berbeda sejak tahun lalu. Kantornya pun sekarang kosong dan tertulis tanda bahwa tempat itu disewakan," tulis New York Times.Terkait dengan hal ini, Berlusconi menegaskan bahwa Li Yonghong adalah pembeli yang sudah diverifikasi. "Li Yonghong selama ini selalu memenuhi semua komitmen," katanya, seperti dikutip Football-Italia.Belum matangJika sisi keuangan mereka bermasalah, Milan juga punya masalah besar di lapangan. Di luar perkiraan, para pemain bintang yang direkrut tersebut ternyata tidak bisa serta-merta mendongkrak penampilan Milan musim ini. Bahkan, Milan saat ini masih tampak seperti klub yang sedang meraba-raba kekuatan mereka.Dalam 13 laga pertama awal musim ini, Milan baru menang enam kali, seri satu kali, dan kalah enam kali. Mereka bisa menang atas tim-tim lemah, tetapi kalah dari tim-tim kuat, seperti Juventus, Napoli, Inter Milan, dan Lazio.Saat ini mereka berada di peringkat ketujuh dan masih berseilisih 11 poin dari target mereka musim ini untuk bisa masuk ke posisi empat besar. Hal ini juga memberikan tekanan besar kepada Pelatih Milan Vincenzo Montella.Namun, manajemen klub masih berbaik hati memberi Montella waktu untuk mematangkan skuadnya. (Reuters/DEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000