logo Kompas.id
OlahragaKualifikasi Individu Tantangan...
Iklan

Kualifikasi Individu Tantangan Berat Menuju Tokyo 2020

Oleh
· 2 menit baca

ANAHEIM, MINGGU — Dua hari menjelang Kejuaraan Angkat Besi Dunia 2017, Dewan Eksekutif Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) menyetujui rekomendasi dari Komisi Program Olahraga untuk menerapkan kualifikasi individu menuju Olimpiade Tokyo 2020.Selama ini, kualifikasi angkat besi pada pesta olahraga multicabang antarnegara sedunia yang digelar empat tahunan itu menggunakan sistem perhitungan poin untuk menentukan kuota atlet per negara yang berhak tampil. Periode kualifikasi Olimpiade juga akan diperpendek menjadi 18 bulan.Perubahan sistem ini dilakukan untuk melindungi integritas olahraga dan memastikan kompetisi angkat besi yang terbaik dan bersih di Tokyo 2020."Pertemuan hari ini menandai dimulainya babak baru angkat besi internasional," kata Presiden IWF Tamas Ajan setelah pertemuan Dewan Eksekutif IWF, di Anaheim, California, Minggu (26/11).Ajan mengakui, kasus penggunaan doping pada olahraga angkat besi terlalu tinggi. "Dengan persetujuan rekomendasi Komisi Program Olahraga, kami mempunyai rencana strategis yang jelas mengenai bagaimana memastikan kompetisi angkat besi bergulir bersih," ujarnya, seperti dikutip Insidethegames.Dalam rekomendasinya, Komisi Program Olahraga juga meminta atlet berpartisipasi secara reguler dalam kejuaraan yang termasuk dalam kualifikasi Olimpiade agar atlet menjalani pengawasan doping secara teratur. Periode kualifikasi Olimpiade yang diperpendek membuat pengujian antidoping lebih mudah dan hemat biaya.Untuk mengurangi kasus doping, IWF juga bekerja sama dengan Pusat Etika Olahraga Kanada, Institut Organisasi Antidoping Nasional (INADO), dan Badan Antidoping Dunia (WADA) untuk melaksanakan uji doping tanpa pemberitahuan di negara-negara berisiko tinggi.Rekomendasi dari Komisi Program Olahraga IWF muncul setelah pertemuan tiga hari di Lausanne, Swiss, pada 11-13 November. Pertemuan itu membahas sistem kualifikasi Olimpiade, format kompetisi, ukuran arena, dan kategori berat badan.IWF berharap keputusan ini dapat meyakinkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mempertahankan angkat besi sebagai olahraga Olimpiade.Kredibilitas angkat besi tercoreng setelah terjadi skandal doping besar-besaran yang menyebabkan larangan berlomba bagi atlet-atlet dari sembilan negara, termasuk China dan Rusia. Sebanyak 24 atlet pada Kejuaraan Dunia 2015 dan 49 atlet dalam pengujian ulang sampel Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 dinyatakan positif doping.Tantangan bagi IndonesiaMenanggapi keputusan itu, Kepala Bidang Angkat Besi PB PABBSI Alamsyah Wijaya mengatakan, tantangan Indonesia untuk meloloskan atlet ke Olimpiade Tokyo 2020 semakin berat. "Artinya, atlet harus mengikuti banyak kejuaraan dalam waktu setahun. Atlet tidak boleh gagal berangkat ke kejuaraan karena dana tersendat," katanya.Sementara itu, Iran untuk pertama kali mengizinkan atlet angkat besi perempuan bersaing pada kejuaraan internasional.(Reuters/DNA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000