PANGKAL PINANG, KOMPAS — Motivasi untuk menjadi pebulu tangkis dunia mengantar dua tunggal putri Pelatnas Cipayung melaju ke final Kejuaraan Nasional PBSI 2017 di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Sebaliknya, dua tunggal putra pelatnas justru tumbang dalam laga empat besar di GOR Sahabudin itu, Jumat (1/12).
Tunggal putri Ruselli Hartawan mengalahkan mantan pemain pelatnas yang mewakili Sumatera Utara, Yulia Yosephine Susanto, 22-20, 16-21, 21-18. Dalam pertandingan yang berlangsung 1 jam 25 menit itu, Ruselli tidak menang mudah. Sejak gim pertama, permainan sangat ketat. Di gim ketiga, skor ketat hingga 18-18 sebelum Ruselli menang.
Ruselli mengatakan, dirinya termotivasi untuk terus meraih hasil maksimal agar bisa bertahan di pelatnas. Apalagi, akhir tahun ini, ada promosi degradasi pemain utama dan pratama. ”Saya ingin bertahan di pelatnas. Sebab, di sana, kesempatan untuk mengasah kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan di klub. Kami banyak mendapatkan kesempatan bertanding di kejuaraan nasional maupun internasional,” ujar juara di Internasional Series Singapura 2017 dan Internasional Challenge Malaysia 2017 itu.
Dinar Dyah Ayustine juga menang atas mantan pemain pelatnas yang mewakili DKI Jakarta, Bellaetrix Manuputty, 9-21, 21-12, dan 21-13.
”Saya pun termotivasi menunjukkan kemampuan terbaik dalam kejuaraan ini. Selain mengejar prestasi, saya ingin bertahan di pelatnas,” tegas Dinar.
Di tunggal putra, Muhammad Bayu Pangisthu takluk dari mantan pemain pelatnas yang mewakili Jateng, Wisnu Yuli Prasetyo, 21-15, 13-21, 14-21. Adapun Krishna Adi Nugraha takluk dari wakil DKI Jakarta, Vicky Angga Saputra, 21-15, 13-21, dan 12-21.
Bayu mengaku kehilangan kepercayaan diri dalam laga semifinal. Salah satu penyebabnya, ia sudah lama tidak ikut kejuaraan, terakhir 3-4 bulan lalu. ”Saya banyak terpeleset dan melakukan kesalahan sendiri. Beberapa smes saya pun gagal. Akhirnya, saya semakin tak percaya diri,” katanya.
Ditaklukkan Korea Selatan
Di turnamen Grand Prix Gold Korea Masters, lima wakil Indonesia tampil di perempat final, tetapi hanya satu yang tersisa untuk tampil di semifinal. Empat wakil yang tersisih di Yeomju Gymnasium, Gwangju, Korea Selatan, Jumat (1/12), takluk dari atlet-atlet tuan rumah.
Tiga wakil takluk dari pemain tuan rumah berstatus unggulan, masing-masing dalam tiga gim. Mereka adalah Alfian Eko Prasetya/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran), Panji Ahmad Maulana (tunggal putra), dan Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri). Sebaliknya, ganda putri Indonesia yang menjadi unggulan kedua, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, kalah dari atlet tuan rumah berstatus non-unggulan.
Panji hampir membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan ke-11, Lee Dong-keun. Setelah memenangi gim pertama, mereka bermain ketat pada gim kedua. Namun, Panji yang mengalahkan unggulan ketiga, Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand), pada babak kedua, terhenti dengan skor 21-16, 19-21, 11-21.
Kekalahan tiga gim juga dialami Gregoria yang berhadapan dengan unggulan kelima, Lee Jang-mi, 15-21, 21-18, 15-21. Setelah menjadi juara dunia yunior, Oktober, perempat final Korea Masters menjadi hasil terbaik pemain berusia 18 tahun tersebut.
Kekalahan Alfian/Melati, wakil terakhir Indonesia yang tampil pada perempat final, dari Kim Won-ho/Shin Seung-chan (7), 21-18, 12-21, 18-21, memastikan ”Tim Merah Putih” tinggal berharap kepada Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja pada semifinal, Sabtu. Tantangan dari pemain Korsel, Seo Seung-jae/Kim Ha-na (4), akan dihadapi Hafiz/Gloria, salah satu pasangan baru Indonesia.