Presiden Tegaskan Komitmen
Pada Sabtu (2/12), Presiden Joko Widodo meresmikan empat dari 13 arena kejuaraan yang berada di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Empat arena itu adalah stadion akuatik, stadion panahan, lapangan hoki, dan lapangan sepak bola ABC.
Sebagai penanda peresmian lapangan hoki, Presiden menandatangani prasasti kemudian memukul bola menggunakan stik. Presiden juga menyaksikan pertandingan ekshibisi antara DKI 1 dan DKI 2.
Presiden lalu menuju ke lapangan sepak bola ABC, stadion panahan, dan stadion akuatik. Di stadion akuatik, Presiden menyaksikan atlet-atlet Indonesia, termasuk I Gede Siman Sudartawa, peraih medali emas renang gaya punggung 50 meter SEA Games 2017, menjajal kolam renang.
”Perbedaan (arena) dulu dan sekarang sangat mencolok. Coba tanyakan kepada atlet dan pelatih. Saya kira arena yang sekarang yang terbagus,” kata Joko Widodo.
Presiden mengatakan, masih ada arena yang belum selesai, seperti untuk kejuaraan sepeda BMX, sepatu roda, dan squash. Namun, pembangunan akan dikebut sehingga selesai sesuai target waktu.
Presiden juga menegaskan komitmen pemerintah dengan memastikan anggaran untuk melaksanakan pesta olahraga antarnegara se-Asia yang digelar setiap empat tahun itu tersedia. ”Ada event, pasti ada anggaran. Disiapkan (anggaran) tahun ini dan tahun depan di Kementerian Keuangan,” kata Presiden.
Belum ramah difabel
Berdasarkan pantauan, lapangan hoki dan lapangan sepak bola ABC sudah selesai direnovasi. Lapangan hoki dilengkapi dengan kursi tribune penonton dengan kanopi. Lapangan juga sudah dilengkapi lampu besar. Sementara di lapangan sepak bola ABC terdapat tiga lapangan untuk latihan. Dua lapangan berumput asli, satu lapangan berumput sintetis.
Namun, lapangan hoki belum ramah terhadap orang dengan kebutuhan khusus. Untuk menuju tribune penonton, pengunjung harus melewati anak tangga. Tidak ada lintasan khusus bagi pengguna kursi roda. Penanda bagi pejalan kaki tunanetra di trotoar juga nihil.
Menurut Presiden, fasilitas dan sarana prasarana yang kurang ramah terhadap atlet difabel nanti akan diperbaiki Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang mendampingi Presiden mengatakan, arena yang kurang ramah untuk atlet difabel akan segera diperbaiki. Di Wisma Atlet Kemayoran, misalnya, nantinya disiapkan kamar untuk menampung 1.000 atlet berkebutuhan khusus. Lift akan diperbaiki agar aman digunakan atlet dengan kursi roda.
Dalam peresmian ini hadir juga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) Erick Thohir.
Basuki mengatakan, pihaknya membangun 13 arena dan wisma atlet untuk Asian Games dan Asian Para Games 2018. Dari 13 arena yang dibangun, empat di antaranya sudah selesai. Adapun sembilan arena lainnya diupayakan selesai pada Februari 2018.
Secara keseluruhan, pembangunan arena dan wisma atlet menelan biaya Rp 6,2 triliun. Renovasi stadion akuatik, stadion panahan, lapangan hoki, dan lapangan sepak bola ABC menelan biaya Rp 370 miliar. Arena akan digunakan untuk uji coba kejuaraan pada Desember ini.
Basuki menjelaskan, selain membangun infrastruktur kejuaraan dan wisma atlet, pemerintah juga menata kawasan. Nantinya, Kompleks GBK tidak hanya dipakai untuk berolahraga, tetapi juga menjadi ruang terbuka hijau yang dapat dinikmati masyarakat.
Penataan kawasan GBK itu pernah disampaikan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi GBK pada 2 Desember 2016. ”Yang dilakukan di kawasan ini adalah penataan kawasan kota, termasuk penataan lanskap kawasan,” kata Presiden.
Kemarin, Presiden kembali menegaskan hal itu. ”Kawasan Senayan ini, kawasan Gelora Bung Karno ini, harus menjadi sebuah ruang publik bagi masyarakat. Artinya, tidak hanya untuk olahraga, tetapi juga bisa menjadi ruang publik,” tutur Presiden.
Ketua Inasgoc Erick Thohir merasa senang dengan progres pembangunan infrastruktur Asian Games. Wisma atlet dan arena di Kompleks GBK akan dipakai uji coba kejuaraan untuk menguji segala aspek penyelenggaraan. Inasgoc juga akan bekerja sama dengan dinas-dinas terkait untuk memastikan pergerakan atlet dari wisma atlet ke sejumlah arena kejuaraan tidak lebih dari 40 menit. (INA/DNA)