LAUSANNE, KAMIS — Cabang olahraga angkat besi terancam dicoret dari Olimpiade Paris 2024 karena skandal doping luar biasa yang menjerat atlet. Komite Olimpiade Internasional (IOC) memberi waktu enam bulan, mulai Desember 2017 hingga Juni 2018, agar Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) dapat menuntaskan persoalan ini.
”Kami membuat angkat besi tunduk pada ketentuan Olimpiade dan meminta IWF membuat laporan selambat-lambatnya Juni 2018,” kata Presiden IOC Thomas Bach, Kamis (7/12).
”Tidak perlu mengulang seberapa serius masalah ini karena analisis dan pengujian ulang menunjukkan bahwa sekitar 10 persen sampel ditemukan positif (doping). Oleh karena itu, keputusan kami tidak berubah. Angkat besi pada Olimpiade 2024 harus tunduk pada persyaratan tertentu, yang berarti rencana yang telah dipresentasikan hari ini dapat diterapkan,” kata Bach.
Bach menjelaskan, cabang angkat besi tetap dimainkan pada Olimpiade Tokyo 2020. Namun, terdapat pengurangan nomor lomba dan jumlah atlet. Negara dengan pelanggaran doping terbanyak dipastikan kehilangan kesempatan tampil di Tokyo.
Presiden IWF Tamas Ajan mengatakan, pihaknya benar-benar berkomitmen untuk menangani kasus doping. ”Kami akan melanjutkan upaya-upaya untuk memastikan lifter tampil bersih pada kejuaraan,” katanya.
Berdasarkan uji doping terhadap peraih medali Kejuaraan Dunia 2015, sebanyak 24 sampel dinyatakan positif doping. Dalam pengujian ulang Olimpiade 2008 dan Olimpiade 2012, sebanyak 49 sampel dinyatakan positif. Atlet dari sembilan negara, termasuk China dan Rusia, mendapat larangan satu tahun berlomba.
Salah satu atlet yang terjerat kasus doping adalah lifter kelas 53 kilogram, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, Nastassia Novikava (Belarus). Novikava dijatuhi sanksi pencabutan medali. Medali itu kemudian diberikan kepada lifter Indonesia, Lisa Rumbewas, yang menempati peringkat keempat.
Ditemui di Jakarta, Senin (4/12), Lisa gembira bisa menambah koleksi medali Olimpiade. Atlet asal Papua itu menjadi satu-satunya atlet putri Indonesia yang mendapatkan tiga medali berturut-turut sejak Olimpiade Sydney 2000. (AP/DNA)