Inter Berkaca ke Juve
TURIN, JUMAT — Kiprah Inter Milan, pemuncak Liga Italia, musim ini identik dengan sepak terjang Juventus pada awal era bersama Antonio Conte pada 2011. Kedua tim sama-sama solid, penuh motivasi, dan tak terkalahkan. Duel kontra Juventus, Minggu (10/12) dini hari WIB, menguji transformasi Inter.
Duel dua raksasa yang dijuluki derbi Italia itu mengingatkan kita akan Liga Italia musim 2011- 2012. Sempat lama terpuruk akibat skandal calciopoli (pengaturan laga), Juve bangkit serta meruntuhkan dominasi Inter.
Kedatangan Antonio Conte sebagai pelatih baru saat itu menghadirkan suasana baru di tubuh ”Si Nyonya Besar”. Juve finis sebagai juara, melewati AC Milan dan Inter Milan, tanpa sekali pun menelan kekalahan musim itu.
Enam tahun berlalu, giliran Inter yang merunut jejak serupa. Di bawah asuhan pelatih Luciano Spalletti, tanpa gembar-gembor bahkan berstatus unggulan, Inter mampu mencuri perhatian.
”Nerazzurri” mengambil alih pucuk klasemen Liga Italia, pekan lalu, persis seperti dilakukan Juve pada musim 2011-2012. Serupa Juve pada masa itu, Inter memanfaatkan longgarnya jadwal karena absen dari kompetisi Eropa untuk fokus dan melesat di Liga Italia. Inter adalah satu-satunya tim di Liga Italia saat ini yang belum pernah kalah. Dari 15 laga, mereka menang 12 kali dan imbang tiga kali.
”Jelas, ada kemiripan antara Juve pada era Conte dan Inter-Spalletti,” tulis Sky Italia.
Seperti halnya Conte, Spaletti sangat ngototbersama Inter. Kengototan itu digambarkan Mauro Icardi, bomber andalan Inter. ”Jika kami mengulangi penampilan seperti musim lalu, ia (Spalletti) akan memenggal kepala kami semua,” ujarnya dikutip dari Football-Italia.
Icardi bercerita, Spalletti adalah pelatih berkarakter kuat. Wejangannya di kamar ganti nyaris selalu terpatri di kepala para pemain Nerazzurri. Lagi-lagi, hal ini juga terlihat di Juve pada musim pertama bersama Conte.
”Perkataannya selalu menancap di kepala kami. Itu membuat setiap anggota tim ini bisa mengerahkan kemampuan optimalnya. Ia memberikan perubahan besar dalam waktu sangat singkat di tim ini,” kata Icardi.
Ia memberikan perubahan besar dalam waktu sangat singkat di tim ini.
Pencetak gol terbanyak di Liga Italia musim ini, dengan total 16 gol, mengatakan, Inter harus tampil mati-matian mempertahankan posisinya di puncak Liga Italia. Jika imbang atau kalah dari Juve, mereka bakal kembali terdepak dari puncak.
Icardi kini memang tengah berapi-api. Dari 15 laga, ia mengemas 16 gol. Striker dengan insting predator di kotak penalti itu bakal menjadi ancaman terbesar pertahanan Juve.
Korban favorit
Striker asal Argentina itu tahu betul bagaimana membuat gol ke gawang Juve, tidak peduli tampil di Turin maupun Milan. Gawang Si Nyonya Besar adalah salah satu korban favorit Icardi.
Hampir setiap duel kedua tim, Icardi selalu menorehkan namanya di papan skor. Musim lalu, ia menjadi inspirator kemenangan 2-1 Inter atas Juve di Milan. Pada 2015, Icardi menyelamatkan Inter dari kekalahan di Turin. Saat itu, kedua tim imbang 1-1.
Total tujuh gol dicetak Icardi di sepuluh laga melawan Juventus. Tidak ada pemain aktif di Italia saat ini yang membobol gawang Juve lebih banyak daripada Icardi. Juve adalah korban favorit Icardi kedua setelah Fiorentina.
Meskipun demikian, tidak ada jaminan Inter bisa mengalahkan Juve. Sempat tertatih-tatih, Juve kembali menunjukkan kekuatan yang menjadi ciri khasnya selama enam musim terakhir, yaitu solidnya lini pertahanan.
Itu ditunjukkan Juventus saat melengserkan Napoli dari puncak klasemen, pekan lalu. Si Nyonya Besar bermain pragmatis dengan taktik parkir bus untuk menang tipis, 1-0, di Naples.
Kemenangan penting Juve itu sempat dicibir, salah satunya oleh Arrigo Sacchi, mantan pelatih AC Milan. ”Di Spanyol, kemenangan itu tidak akan dirayakan. Orang menonton sepak bola untuk melihat tim menyerang, bukan sebaliknya,” ujarnya.
Sebaliknya, bagi Pelatih Juventus Massimiliano Allegri, kemenangan ”jelek” itu justru menjadi sinyal positif timnya. Untuk kali pertama musim ini, Juve tampil disiplin dan rela tampil bertahan mati-matian. Hampir sepanjang musim ini, Juve sebelumnya lebih sering tampil menyerang, tetapi rawan kebobolan gol. ”Laga itu menunjukkan Juve sulit diprediksi. Mereka tim yang kaya kualitas dan bisa melakukan apa saja,” ujar Spaletti waspada. (AFP/JON)