JAKARTA, KOMPAS — Atlet loncat indah yang berlaga di Kejuaraan Akuatik CIMB Niaga Indonesia Terbuka 2017 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, terkendala lantai menara yang licin. Kolam kering untuk latihan pun belum dilengkapi fasilitas penunjang.
Berdasarkan pantauan Kompas, Sabtu (9/12), atlet loncat indah putra yang berlaga di menara 5 meter, 7,5 m, dan 10 m, kerap meletakkan handuk di bibir menara. Handuk itu menjadi landasan tempat berpijak sebelum meloncat ke kolam.
Pelatih tim nasional loncat indah Harli Ramayani mengatakan, menara-menara itu telah dilapisi karpet. Namun, ketebalannya belum sesuai dengan standar Federasi Renang Internasional (FINA) sehingga memengaruhi kenyamanan dan keamanan para atlet.
Ketebalannya belum sesuai dengan standar Federasi Renang Internasional (FINA) sehingga memengaruhi kenyamanan dan keamanan para atlet.
"Standarnya itu menggunakan karpet setebal 6 milimeter dan permukaannya bergelombang," ujarnya.
Untuk latihan loncat indah memerlukan dua kolam, yaitu di kolam basah dan kolam kering (dry land). Selain kendala pada kolam basah, pada kolam kering juga belum diisi fasilitas penunjang.
Menurut Harli, kolam kering itu setidaknya membutuhkan tiga trampolin, tiga papan loncat dan alas busa tempat atlet loncat indah mendarat, serta kolam busa. "Saya berharap fasilitas-fasilitas di dry land itu cepat dilengkapi," ujarnya.
Atlet loncat indah putra dari India, Siddharth Bajrang Pardeshi, juga menyayangkan belum lengkapnya fasilitas pada kolam kering. Pardeshi yang meraih medali emas loncat menara Kejuaraan Akuatik CIMB Niaga Indonesia Terbuka itu berpendapat, semestinya para atlet dapat berlatih di kolam kering itu sebelum bertanding.
Paceklik emas
Hingga hari kelima penyelenggaraan Kejuaraan Akuatik CIMB Niaga Indonesia Terbuka, kemarin, tuan rumah baru meraih 1 medali emas, 3 perak, dan 1 medali perunggu. Sementara itu, Malaysia memimpin perolehan medali dengan 7 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.
Pada nomor loncat papan 3 meter, atlet loncat indah putri Malaysia, Jasmine Lai Pui Yee, meraih medali emas dengan skor akhir 244,95. Posisi berikutnya direbut Siti Kinasih dari Kalimantan Selatan dengan skor 173,55. Sementara itu, medali perunggu didapatkan Lili Agustina dari Sumatera Selatan yang mengantongi skor 144,10.
Pada nomor loncat menara putra, Siddharth Bajrang Pardeshi mengungguli tujuh peserta lainnya dengan skor 345,90. Medali perak diraih Jellson Jabillin dari Malaysia dengan skor 311,75. Atlet India lain, Puskar Meitei Chingshubam meraih medali perunggu dengan skor 297,35.
Atlet Indonesia, Muhammad Nasrullah (Jawa Timur), ada pada peringkat keempat dengan perolehan skor 265,80. Adapun empat atlet Indonesia lainnya, yaitu M Ridho Akbar (Sumatera Selatan), M Sandi Pratama Putra (Jawa Barat), dan Adil Ahmad Ibra (DKI Jakarta), terbenam di tiga posisi terbawah.
Meski belum mencapai hasil maksimal, Harli mengapresiasi pencapaian para atlet Indonesia. Keterbatasan fasilitas dan frekuensi latihan merupakan penyebab utama kekalahan tersebut.
Kejuaraan akuatik yang dimulai Selasa (5/12), itu akan berlangsung hingga Jumat (15/12). Ajang ini menjadi uji coba kejuaraan Asian Games 2018, menyeleksi atlet nasional yang akan diturunkan pada Asian Games 2018. Mulai Minggu ini akan dilombakan disiplin renang.