Mimpi Anak Awiyo ke Persipura
”Hanya sepak bola satu-satunya hiburan anak-anak di kampung ini karena jauh dari pusat keramaian di Kota Arso. Mereka sudah terlahir dengan talenta emas sebagai pesepak bola dan hanya perlu sebuah wadah untuk mengasahnya.”
Demikian kata Kepala Sekolah SD Tandan Sawita Papua Tri Wahyudi di sela kegiatan pembukaan Bhayangkara Papua Football Academy oleh Polda Papua di sebuah lapangan di Kampung Awiyo, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Jumat (8/12). Lokasi ini berada di areal kerja perkebunan sawit milik salah satu perusahan di sana.
Jumlah siswa di SD yang dipimpin Tri sebanyak 143 anak. Rata-rata mereka berasal dari sejumlah kampung di Arso Timur dan anak dari pekerja perusahaan perkebunan sawit yang memiliki luas areal sekitar 2.000 hektar.
Kegiatan yang berlangsung pukul 16.00 WIT ini diikuti sekitar 100 anak dari wilayah Arso Timur dan sekitarnya. Untuk pertama kalinya, ratusan anak ini masuk dalam sebuah akademi pelatihan sepak bola.
Raut wajah para anak ini tampak bahagia ketika mendapatkan seragam dan bola dari perwakilan Polda Papua dan BNI selaku sponsor. Menurut rencana, mereka akan dibina secara rutin di Polres Keerom.
Arso Timur adalah daerah kelima hadirnya Bhayangkara Papua Football Academy. Sebelumya, Polda Papua telah membuka akademi ini di Wamena, Timika, Jayapura, dan Merauke. Total sebanyak 700 anak dengan usia 6 hingga 12 tahun telah tergabung dalam akademi ini.
”Tujuan peluncuran akademi ini untuk menghindarkan mereka dari perbuatan negatif sejak dini dan juga melahirkan bakat baru dari Papua ke kancah sepak bola tingkat nasional dan dunia,” kata Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Andi Heru Santo.
Olahraga favorit
Perjalanan dari Jayapura ke Arso Timur memakan waktu sekitar 3 jam. Hal ini disebabkan kondisi jalan dari Arso, ibu kota Keerom, ke Arso Timur yang rusak parah dan berlubang.
Tak ada angkutan umum di sana. Terkadang warga hanya menumpang kendaraan milik perusahaan sawit apabila hendak berpergian ke pusat kota di Arso.
Di tengah era permainan gim daring yang digemari orang dewasa hingga anak-anak di kota besar, sepak bola dan kasti merupakan olahraga favorit bagi anak-anak di Awio.
Setiap sore, puluhan anak menghabiskan waktu di lapangan tempat pembukaan Bhayangkara Papua Football Academy untuk bermain bola dari pukul 15.00 WIT hingga pukul 18.00 WIT. Luas lapangan itu 100 meter x 70 meter.
Anak-anak akan bertambah semangat bermain sepak bola pada peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Sebab, pada momen tersebut, anak-anak mengikuti lomba pertandingan sepak bola dengan hadiah uang dari perusahaan sawit setempat sebesar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta.
Duma Irap, salah seorang anak, menuturkan, biasanya mereka menggelar pertandingan antardua kelompok hingga menjelang matahari terbenam. Jumlah anak di setiap kelompok sebanyak lima orang.
”Selain menonton TV, bermain sepak bola adalah kegiatan kami yang mengasyikan di Awiyo. Saya pun ingin menjadi pemain sepak bola di klub Persipura Jayapura,” tutur bocah berusia delapan tahun yang berposisi sebagai pemain tengah ini.
Aldi Kekri (10), salah satu anak di Awiyo, mengaku ingin menekuni sepak bola secara serius agar bisa menjadi seperti Kapten Persipura Boas Solossa yang berposisi sebagai penyerang.
”Kak Boas adalah idolaku. Ia meraih banyak prestasi yang mengharumkan nama Papua di Indonesia. Dengan masuk ke akademi sepak bola ini, saya bisa mewujudkan cita-citaku menjadi pemain Persipura,” kata Aldi.
Persipura adalah salah satu klub besar di kancah sepak bola nasional asal Papua dengan torehan empat gelar juara liga Indonesia. Tim berjuluk ”Mutiara Hitam” ini juga menjadi tim sepak bola Indonesia pertama yang menembus babak semifinal Piala AFC Cup tahun 2014.
Cegah narkoba
Arso Timur termasuk salah satu daerah di Keerom yang berbatasan langsung dengan negara Papua Niugini. Salah satu masalah kriminalitas yang rawan terjadi di daerah perbatasan adalah maraknya peredaran narkoba jenis ganja. Ganja ini biasanya diselundupkan dari negara tetangga, Papua Niugini.
Banyak jalan tikus dari sejumlah kampung sebagai jalur penyelundupan ganja dari Papua Niugini (PNG) ke Jayapura melalui Keerom.
Berulang kali aparat menggagalkan upaya penyeludupan daun ganja kering dari PNG ke Keerom dan menemukan lahan yang telah ditanami pohon ganja.
Kapolsek Arso Timur Inspektur Satu Amir Mahmud mengatakan, polisi rata-rata menggagalkan dua kasus penyeludupan ganja dari PNG setiap bulannya.
”Pengguna ganja di Arso Timur tak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Saya pernah menangkap anak yang berusia 12 tahun yang terbukti mengisap ganja,” ungkap Amir.
Kapolres Keerom Ajun Komisari Besar Muji Windi mengatakan, pihaknya telah menyita sebanyak lima kilogram ganja dan menangkap 10 warga dalam enam bulan terakhir.
”Dua di antara 10 warga yang ditangkap ini adalah pelajar SMP. Kami telah memberikan layanan rehabilitasi untuk keduanya,” kata Muji.
Ia berpendapat, kehadiran Bhayangkara Papua Football Academy diharapkan menjadi wadah untuk mencegah anak-anak Keerom terlibat dalam pergaulan yang negatif sehingga berujung penggunaan ganja.
Herlina Njai (33), salah seorang warga di Awio, mengatakan, akademi sepak bola dari Polda Papua berperan penting untuk menuntun anak-anak di Keerom agar tidak jatuh dalam jurang narkoba.
”Anak saya Marten yang berusia 8 tahun telah bergabung di akademi ini. Terima kasih telah memperhatikan anak-anak kami di daerah pedalaman,” tutur wanita berusia 33 tahun ini.