SOUTHAMPTON, MINGGU — Striker Olivier Giroud kembali menunjukkan arti penting dirinya bagi Arsenal. Striker pelapis ”The Gunners” itu menghindarkan timnya dari kekalahan saat bertamu ke markas Southampton, Minggu (10/12).
Arsenal datang ke Stadion St Mary di Hampshire sambil membawa trauma kekalahan 1-3 dari Manchester United, pekan lalu. Kekalahan akibat kelengahan barisan pertahanan dan penampilan cemerlang kiper MU David De Gea itu memutus tren positif The Gunners, yang kini berada di peringkat keempat Liga Inggris.
Bayang-bayang kekalahan dari MU itu mencengkeram The Gunners di St Mary. Baru tiga menit laga berjalan, kiper veteran Arsenal, Peter Cech, sudah dipaksa memungut bola dari gawangnya.
Serupa duel kontra MU, barisan pemain bertahan The Gunners seolah melamun di awal laga ini. Bek Arsenal, Per Mertesacker, terpeleset saat hendak membuang bola yang lantas direbut pemain lawan. Kecerobohan itu dimaksimalkan striker Southampton, Charlie Austin, menjadi gol.
Arsenal yang tersengat gol itu mencoba bangkit. Lagi-lagi, persis laga kontra MU, mereka tampil kurang efisien dan efektif saat menyerang. Aliran serangan lewat bola-bola pendek tidak mempan menghadapi pertahanan rapat lawan di kotak penalti.
Sepuluh tembakan ke gawang dan dominasi penguasaan bola hingga 67 persen gagal membawa hasil. Dalam kebuntuan, Manajer Arsenal Arsene Wenger mengubah taktik. Ia memasukkan striker jangkung, Olivier Giroud, menggantikan Alexandre Lacazette pada menit ke-72.
Kehadiran Giroud, pemain setinggi 1,92 meter, membuat Arsenal tidak lagi mengandalkan operan-operan pendek yang mudah dipatahkan lawan. Perubahan taktik itu berbuah manis dengan gol sundulan yang dicetak Giroud tepat dua menit sebelum berakhirnya laga itu.
Hasil imbang itu membuat Arsenal terhindar dari ancaman kekalahan beruntun di Liga Inggris. Mereka kini bertahan di peringkat kelima Liga Inggris.
Gol pada menit-menit akhir itu menegaskan reputasi Giroud sebagai spesialis penyelamat dari bangku cadangan. Agustus silam, golnya pada menit ke-85 membuat Arsenal menang dramatis, 4-3, atas Leicester City.
Setahun silam, pemain tim nasional Perancis itu membuat MU dan manajernya, Jose Mourinho, patah hati karena gol tandukan kepalanya pada menit ke-89. Padahal, ”Setan Merah” nyaris saja merayakan kemenangan dalam laga tersebut.
Wenger mengapresiasi perjuangan timnya yang pantang menyerah mengejar gol dalam laga itu. ”Saya kira, semangat pemain kami sungguh hebat. Kami bangkit setelah dipaksa membayar mahal kelengahan pada menit-menit awal laga ini,” ujarnya.
Meskipun mengapresiasi perjuangan pemainnya, Wenger kecewa dengan cara mereka memulai laga. Belajar dari kekalahan dari MU, ia mengingatkan pemainnya meningkatkan konsentrasi. Namun, kesalahan itu kembali diulangi. (AFP/JON)