Dua emas bagi Indonesia direbut dari nomor dua pedayung putri W2- atau dan nomor empat pedayung putra M4-. Emas pada nomor W2- direbut Julianti dan Yayah Rokayah. Adapun peringkat pertama nomor M4- direbut tim Indonesia 2 yang terdiri atas Ferdiansyah, Ali Buton, Rio Reski Darmawan, dan Ardi Isadi.
”Dua emas itu sesuai target karena mereka adalah atlet senior yang diandalkan untuk Asian Games 2018. Satu nomor lagi yang diharapkan mendapat emas, yaitu LM2X (kelas ringan double scull putra), hanya mendapat perunggu,” kata Muhamad Hadris, pelatih rowing Indonesia.
Pada nomor W2-, pasangan Julianti/Yayah memimpin lomba sejak start. Mereka mempercepat kayuhan pada 500 meter terakhir dan finis terdepan. Pasangan Wa Ode Fitri Rahmanjani/Syifa Lisdiana finis urutan ketiga.
”Kami berusaha memimpin sejak start dan memperlebar jarak pada 500 meter terakhir. Kami bertekad mengalahkan Vietnam karena mereka adalah musuh bebuyutan,” kata Julianti.
Pada nomor M4-, Ferdiansyah mengatakan, timnya belum puas dan akan berlatih lebih keras untuk tampil di Asian Games. Pada nomor ini, medali perak diraih tim Indonesia 1.
Indonesia secara total mengumpulkan 2 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Vietnam berada di posisi teratas dengan lima emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Dua perak Indonesia lainnya direbut Luckiyus Prasetyo dari kelas ringan single scull putra LM1X dan pasangan Romdhon Mardiana/Jefri Ardianto dari nomor M2-. Dua perunggu dipersembahkan pasangan Arief/Wiko (LM2X) dan Elly Rusdi (M1X).
Hadris mengatakan, beberapa atlet yunior menunjukkan kemampuan bersaing melawan seniornya dan atlet luar negeri. Hasil itu akan menjadi modal penting untuk menjalani seleksi pedayung Asian Games pada Januari 2018.
Kekurangan
Kejuaraan Rowing Asia digelar sebagai uji coba menjelang Asian Games. Namun, bangunan arena dayung tidak digunakan karena belum selesai dibangun. Hanya lintasan lomba yang digunakan.
Kondisi itu memaksa panitia menggunakan fasilitas ski air. Sebagai uji coba, ada beberapa kekurangan yang dikeluhkan peserta, antara lain terbatasnya toilet untuk atlet, terbatasnya alat latihan di darat, dan kurangnya fasilitas untuk mandi.
Fasilitas informasi bagi pers, lapangan parkir, dan penonton juga terbatas. Tempat penitipan perahu tidak akan memadai jika semua atlet Asian Games hadir.
Edy Suyono, Sekretaris Jenderal Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) mengatakan, semua masalah akan teratasi jika semua fasilitas dayung selesai dibangun sebelum Asian Games. Uji coba itu akan menjadi bahan evaluasi panitia.
Wakil Presiden Federasi Rowing Asia Nicholas Ee menyoroti banyaknya peralatan yang belum dipesan panitia Asian Games. Padahal, di Asian Games cabang rowing diikuti 24 negara. ”Jumlah perahu masih terbatas. Padahal, pemesanan perahu perlu waktu enam bulan sampai 12 bulan. Ini menjadi tugas berat bagi panitia,” kata Nicholas.
Namun, Nicholas memuji fasilitas rowing Palembang yang menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Panitia juga dinilai siap terutama karena mereka mampu berbahasa Inggris. Adapun Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Selatan Akhmad Yusuf mengatakan, pemerintah daerah Sumsel siap ikut mengatasi kekurangan yang ada. (ECA/RAM)