Kontrol Emosi Menjadi Kunci
SEMARANG, KOMPAS — Permainan tenang dan kemampuan meredam emosi para pemain Pacific Caesar Surabaya menjadi kunci kemenangan atas Siliwangi Bandung, 80-63, di GOR Sahabat, Semarang, Minggu (10/12). Pasific pun memenuhi target meraih dua kemenangan di Seri 1 IBL ini.
Pada laga pertama, Pacific menang atas BSB Hangtuah. Namun, langkah mereka dijegal oleh Pelita Jaya pada laga kedua. Pacific harus menelan pil pahit setelah kalah dari Pelita Jaya 81-86. Kekalahan itu menjadi cambuk semangat bagi pemain Pacific untuk menang pada laga ketiga.
Duel antara Pasific dan Siliwangi dibuka dengan susul-menyusul angka. Pada kuarter pertama, Pasific menang tipis 23-22. Dua menit sebelum kuarter kedua berakhir, ketegangan mulai muncul dari pihak lawan. Beberapa pemain Siliwangi dinilai wasit melakukan pelanggaran sehingga Pacific mendapat tembakan bebas.
Pada kuarter kedua, lay up serta dua lemparan bebas David Seagers menutup kemenangan Pasific, 43-35. Keunggulan ini menambah kepercayaan diri para pemain Pacific sehingga bisa bermain tenang. Sebaliknya, para pemain Siliwangi menjadi kurang tenang, tembakan meleset, dan gagal mengoper bola. Siliwangi kalah 51-64 pada kuarter ketiga.
Meski berada di atas angin, Pasific tidak mengendurkan permainan. Mereka terus bermain agresif dan lawan tidak dibiarkan mencetak tembakan dari sudut mana pun. Pacific pun menutup kuarter keempat dengan 80-63. Pada laga ini, shooting guard Pacific, David Seagers, menjadi pencetak angka terbanyak dengan sumbangan 40 poin.
”Kami berusaha memberikan yang terbaik dengan mencetak poin tertinggi dan tidak emosi,” ujar David Seagers, kapten Pasific Caesar Surabaya.
Kami berusaha memberikan yang terbaik dengan mencetak poin tertinggi dan tidak emosi.
Pelatih Pasific Caesar Surabaya Kencana Wukir mengapresiasi kerja keras para pemainnya. Mereka berhasil memanfaatkan momentum dan tidak terpancing emosi lawan. Berusaha memberikan permainan yang sportif jadi motivasi yang terus diberikan. Kemenangan pada laga terakhir di Seri 1 ini sesuai target, meraih dua kemenangan sekaligus membayar kekalahan atas Pelita Jaya.
Persaingan
Tiga laga pada Seri 1 IBL menjadi gambaran untuk seri selanjutnya. Menurut Kencana, perjalanan panjang di Liga Bola Basket Indonesia ini butuh konsentrasi penuh dan persiapan optimal, terutama mental. Para pemain harus tetap memberikan performa terbaik meski bersaing dengan tim papan atas.
”Saya berusaha yakinkan pemain untuk tetap bermain positif. Kesalahan akan merugikan tim bukan perseorangan,” kata Kencana.
Pelatih Siliwangi Bandung Ali Budimansyah mengakui, permainan tim tidak konsisten. Pada kuarter pertama dan kedua, mereka masih tenang dan berusaha memperkecil defisit angka. Namun, memasuki kuarter ketiga, komunikasi antarpemain sulit terjalin. Posisi yang telah ditetapkan saat latihan tidak diterapkan di lapangan.
”Beberapa pemain main di luar (posisinya). Padahal, ketika latihan mereka bertugas jaga pertahanan,” kata Ali.
Pada pertandingan lainnya, Bank BJB Garuda Bandung menang 70-66 atas NSH Jakarta. Selain itu, Satria Muda Pertamina Jakarta meraih kemenangan kedua setelah menundukkan Satya Wacana Salatiga, 100-74.
Pelatih Bank BJB Garuda Bandung Andre Yuwadi mengatakan, peta kekuatan tim pada seri selanjutnya akan berbeda. Tiga laga pada seri pertama ini jadi gambaran untuk menyusun strategi. Kehadiran pemain asing cukup penting bagi setiap tim, baik secara teknis maupun nonteknis.
Pengaturan pertandingan
Putaran pertama IBL musim ini bergulir di tengah kasus pengaturan skor pada IBL musim lalu, yang belum sepenuhnya terungkap. Delapan pemain dan seorang ofisial sudah dihukum, tetapi diduga ada 13 pemain dan pelatih terkait kasus itu. Juga diindikasi ada sekitar empat pemain asing yang tampil di IBL musim lalu, yang terkait skandal pengaturan pertandingan itu.
Kasus ini perlu segera dituntaskan oleh PB Perbasi. Apalagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023 bersama Filipina dan China.
Ketua Umum PB Perbasi Danny Kosasih berjanji akan menyelesaikan dengan seadil-adilnya skandal itu. Perbasi tidak akan melihat asal pemain, lokal ataupun asing. (KRN/NIC)