JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Federasi Karate-Do Seluruh Indonesia meminta pemerintah lebih bijak dalam menentukan target perolehan medali di Asian Games 2018. Dalam pesta olahraga Asia ini, para atlet Indonesia ditargetkan merebut 20 emas.
Hal itu disampaikan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Federasi Karate-Do Seluruh Indonesia (PB FORKI) Zulkarnaen Purba, di sela-sela pelaksanaan uji coba karate di Gedung POPKI, Jakarta, Minggu (10/12). Menurut Zul, sapaan akrabnya, target 20 medali emas akan sulit dicapai jika melihat dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan pelatnas yang tidak maksimal. ”Karate dibebani satu emas di Asian Games, itu sudah sangat berat. Pada SEA Games lalu dari target dua medali emas kami mampu memperoleh tiga emas, itu karena pesertanya hanya 11 negara,” kata Zul.
Pada Asian Games 2018, peserta karate mencapai 40 negara sehingga medali emas akan lebih sulit dicapai dan pelatnas harus lebih baik. Padahal, dukungan yang diberikan pemerintah lewat Kemenpora tidak maksimal. ”Jangankan untuk pelatnas, untuk biaya akomodasi pun selalu terlambat. Itu belum termasuk uji coba yang semuanya serba tidak maksimal,” kata Zul.
Jangankan untuk pelatnas, untuk biaya akomodasi pun selalu terlambat. Itu belum termasuk uji coba yang semuanya serba tidak maksimal.
Karena itu, kata Zul, pemerintah harus siap jika target tak tercapai. ”Kami pun tidak berani menjanjikan medali emas lebih dari satu seperti yang ditargetkan kepada FORKI,” ujarnya.
Madju Dharyanto Hutapea, mantan Ketua Binpres PB FORKI yang kini menjadi pengamat olahraga, menambahkan, fokus pemerintah tidak bisa hanya pada pembangunan sarana-prasarana Asian Games. Fokus pada pembangunan arena agar benar-benar memenuhi standar internasional perlu agar anggaran yang dikeluarkan tepat guna,
Namun, hal lain yang tak kalah penting diperhatikan pemerintah adalah persiapan atlet. Setelah tidak ada lagi Satlak Prima, pemerintah bisa langsung berhubungan dengan cabang olahraga bersangkutan. ”Ini berarti pemerintah bisa langsung mengetahui keluhan setiap atlet dan pengurus cabang olahraga. Dengan begitu, bisa dipastikan, apakah target 20 medali emas itu realistis atau tidak,” ujar Madju.
Dengan begitu, bisa dipastikan, apakah target 20 medali emas itu realistis atau tidak
Wasit asing
Berbeda dengan sejumlah cabang olahraga lainnya yang mengundang beberapa negara Asia dalam pelaksanaan uji coba Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, karate mengutamakan peserta dari dalam negeri. ”Dalam uji coba ini, kami hanya memanggil para juara dari beberapa ajang tertinggi nasional, seperti Piala KASAD di Jambi, PON Jawa Barat, Piala Mendagri Lampung, Piala Panglima TNI U-21 dan Senior Jakarta, serta POMNas Makassar U-21 dan senior,” kata Lumban Sianipar, Sekretaris Jenderal PB FORKI.
Agar penilaian berlangsung adil, FORKI mengundang lima wasit dari luar negeri. ”Mereka akan memimpin pertandingan semifinal dan final, selain pertandingan babak penyisihan lainnya,” kata Iwan Setiawan, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PB FORKI.
Dari uji coba yang berlangsung 9-10 Desember, para pemenang umumnya adalah karateka pelatnas. Kontingen Sumatera Utara menjadi juara umum dengan membawa pulang 5 medali emas, 2 perak, dan 2 perunggu.
”Salah satu emas diraih Tri Winarni, karateka muda binaan FORKI Sumut,” ujar Delfinus Rumahorbo, salah satu pelatih di pelatnas. (NIC)