Dengan kemenangan itu, City sudah mengoleksi 46 poin dan meninggalkan MU di posisi kedua dengan 35 poin. Ada jarak 11 poin di antara kedua tim yang membuat City merasa aman di puncak klasemen meskipun liga baru akan berakhir lima bulan lagi.
Berdasarkan sejarah Liga Inggris, tim-tim yang sudah memimpin puncak klasemen dengan selisih minimal enam poin di laga ke-16 saja sudah bisa menjuarai liga. BBC mencatat, Chelsea (musim 2016-2017) dan MU (musim 2006-2007 dan 2012-2013) bisa meraih trofi karena meninggalkan rivalnya dengan selisih enam poin setelah laga ke-16.
Apalagi, musim ini City baru kehilangan dua poin dan belum terkalahkan. Tim asuhan pelatih Pep Guardiola itu sudah menang 15 kali dan seri sekali saat ditahan Everton, 1-1.
Karena itu, ketika MU sebagai tim yang paling sering menjuarai Liga Inggris (13 kali) sampai bisa terlihat tidak berdaya di depan City, perburuan gelar musim ini dinilai sudah berakhir. Bahkan, Pelatih MU Jose Mourinho pun mengakui demikian.
”Ya, perburuan gelar mungkin sudah selesai. City adalah tim yang sangat hebat dan dilindungi keberuntungan. Rasanya dewa-dewa sepak bola ada di belakang mereka,” kata Mourinho.
Mantan kapten tim nasional Inggris Alan Shearer menilai bahwa tidak akan ada lagi tim yang bisa mengejar City. ”Liga masih lima bulan lagi, tetapi semua sudah selesai. City terlalu dominan terhadap semua tim,” katanya.
Menurut Shearer, keyakinannya bahwa City bakal menjuarai gelar juara liga sudah terlihat dari cara City memenangi setiap laga. Seperti saat menghadapi MU, City kembali memperagakan permainan dengan penguasaan bola yang sangat tinggi.
Pasukan tim ”Biru Langit” itu dengan ”kejam” mampu mengurung pertahanan ”Setan Merah”, terutama sepanjang babak pertama. Para gelandang City seolah tahu betul arah bola selanjutnya ketika tembakan mereka gagal.
Apabila MU mampu merebut bola, para pemain City bakal mengejar sampai mendapatkan kembali. Begitu seterusnya seperti mereka sedang bermain bola dalam setengah lapangan.
Para fans City pun sampai mengejek MU dalam laga itu. Mereka berkali-kali berseru, ”Parkir bus! Parkir bus!” ketika MU tertekan. Strategi ”parkir bus” atau mengumpulkan para pemain di lini belakang untuk bertahan sering dilakukan Mourinho.
MU hanya bisa mengandalkan serangan-serangan balik yang cepat. Mereka pun kesulitan membangun serangan karena kehilangan sosok Paul Pogba yang mahir mengalirkan bola dari lini tengah ke depan. Pogba absen karena menjalani sanksi larangan bermain akibat mendapatkan kartu merah saat MU menghadapi Arsenal.
Situasi itu tidak menguntungkan bagi striker MU Romelu Lukaku yang mengalami kebuntuan dalam beberapa laga terakhir. Ia jarang mendapat bola dan kalaupun dapat, bek City dengan mudah menghentikannya.
MU pun hanya bisa mencetak gol lewat Marcus Rashford ketika bek City, Fabian Delph, melakukan kesalahan. Adapun kedua gol City dicetak David Silva dan Nicolas Otamendi melalui bola-bola mati.
”Selama 25-30 tahun terakhir, tidak banyak tim yang datang ke sini (Old Trafford) dengan kemampuan mendominasi permaian seperti City. Saya juga melihat beberapa fans MU bertepuk tangan untuk Guardiola atau pemain City,” kata mantan bek MU, Gary Neville.
Meski demikian, Guardiola mengatakan, gelar juara belum bisa dipastikan pada Desember. ”Kami menang karena kami lebih baik. Kami unggul di setiap lini,” ujarnya.
Dengan 46 poin itu, City sudah menyamai poin yang diraih Southampton saat finis di posisi ke-8 akhir musim lalu. Kini, City tinggal menjaga konsistensi dan mengatur rotasi pemain agar juga sukses di Liga Champions.