JAKARTA, KOMPAS — Kepercayaan diri atlet-atlet bridge Indonesia untuk berprestasi di Asian Games Jakarta-Palembang 2018 semakin meningkat. Optimisme para atlet meningkat setelah mereka menyapu bersih medali emas pada uji coba kejuaraan bridge untuk Asian Games dan Kejuaraan Federasi Bridge Asia Tenggara (SEABF).
Pada saat uji coba kejuaraan yang berlangsung di Depok, Jawa Barat, 28 November-5 Desember, kontingen bridge Indonesia memenangi keenam nomor yang dipertandingkan. Keenam nomor itu adalah pasangan putra, pasangan campuran, tim putra terbuka, tim putri terbuka, tim campuran, dan tim campuran super. Uji coba ini diikuti kontingen dari 13 negara.
Para atlet bridge Indonesia juga menyapu bersih medali emas pada Kejuaraan SEABF ke-2 yang berlangsung di tempat yang sama, 6-12 Desember. Kejuaraan ini diikuti lima negara. Wakil Indonesia pada dua kejuaraan itu adalah Lusje Bojoh, Joice Tueje, Vita Lasut, Taufik Asbi, Robert Tobing, dan Bill Mondigir.
Ini baru pertama kalinya kontingen bridge Indonesia memenangi semua nomor yang dipertandingkan di Kejuaraan SEABF.
”Setelah selesai SEABF, kami langsung sambung dengan kejuaraan bridge yunior dwinegara, antara Australia dan Indonesia,” kata Eka Wahyu Kasih, Ketua Umum PB Gabsi, Selasa (12/12).
Setelah selesai SEABF, kami langsung sambung dengan kejuaraan bridge yunior dwinegara, antara Australia dan Indonesia.
Kejuaraan dwinegara yunior atas permintaan Australia itu juga digelar di Depok. ”Batasan usia yang diminta U-26. Sekalipun pada kategori yunior pada bridge juga ada U-21 dan U-16,” tambah Eka, yang juga Direktur Utama STIE Kasih Bangsa Jakarta.
Pencapaian para atlet bridge Indonesia pada uji coba kejuaraan Asian Games dan Kejuaraan SEABF itu membangkitkan harapan prestasi yang sama saat Asian Games tahun depan. Namun, para atlet dituntut untuk terus memperbaiki diri.
”Para pemain kita juga harus tetap waspada,” ujar Hengky Lasut, salah satu atlet bridge andalan Indonesia.
Persiapan atlet
Hengky menilai, ada beberapa negara kuat yang tidak menurunkan pasangan terbaik mereka pada uji coba kejuaraan Asian Games. ”Seperti tim campuran, tim campuran super, serta tim putra dan putri terbuka China, mereka hanya menurunkan tim kelas duanya saja,” ujar peraih medali emas di Kejuaraan Dunia Bridge ke-14, di Sanya, Hainan, China, pada 2014 itu.
Hengky mengatakan, tim utama China di keempat nomor tersebut tidak berangkat ke Indonesia karena menjalani uji coba di Eropa. Hal ini tidak berbeda jauh dengan Jepang yang juga menurunkan pemain lapis kedua di tim putra. ”Namun, kalau India, Taiwan, dan tim dari negara Asia Tenggara memang sudah menurunkan tim terbaik mereka,” ujar Hengky.
Ketua Harian PB Gabsi Handojo Susanto mengatakan, untuk mematangkan persiapan para atlet bridge Indonesia, mereka akan dikirim menjalani uji coba ke Eropa dan Amerika Serikat. Tim bridge menargetkan meraih dua medali emas dari enam nomor yang dipertandingkan pada Asian Games 2018.
”Jika dananya sudah turun pada Januari, minggu ketiga atau keempat, mereka sudah bisa langsung berangkat ke Eropa dulu,” ujar Handojo. (NIC)