JAKARTA, KOMPAS — Capaian waktu perenang nasional pada Kejuaraan Akuatik CIMB Niaga Indonesia Terbuka cenderung menurun dibandingkan saat SEA Games Kuala Lumpur 2017. Minimnya latihan setelah ajang multicabang se-Asia Tenggara itu menjadi penyebab utama penurunan tersebut.
Peraih medali emas renang nomor 100 meter gaya dada putra SEA Games Kuala Lumpur 2017, Gagarin Nathaniel Yus, mengatakan, selepas SEA Games ia absen berlatih selama lebih dari sebulan. Itu masa liburan paling lama sepanjang kariernya sebagai perenang.
Dampaknya, meski meraih medali emas saat berlomba pada Kejuaraan Akuatik yang digelar di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, ia hanya menorehkan waktu 1 menit 2,92 detik. Pada SEA Games lalu, ia membukukan 1 menit 2,76 detik.
Sementara itu, pada nomor 50 meter gaya dada, ia meraih medali perak dengan catatan waktu 29,21 detik. Padahal, di SEA Games ia membukukan waktu 28,60 detik dan pernah membuat catatan terbaik 28,51 detik.
Gagarin mengakui, persiapan menuju kejuaraan ini baru dilakukan sebulan terakhir. Latihan dilakukan setiap pagi selama dua jam tetapi tidak rutin.
Minimnya porsi latihan juga terjadi pada perenang nasional Triady Fauzi. Selepas SEA Games, ia meluangkan waktu enam kali berenang jarak jauh dalam sepekan untuk menjaga kebugaran fisiknya. Namun, ia meninggalkan aktivitas melatih kekuatan otot. Meski menjuarai lomba,
kayuhan tangannya relatif melemah.
Hasil serupa didapatkan peraih medali emas nomor 50 meter gaya dada putra SEA Games 2017, Indra Gunawan. Di babak penyisihan kejuaraan ini, ia hanya membukukan catatan waktu 29.32 detik, jauh di bawah waktu terbaiknya, yaitu 27,82 detik.
Indra mengatakan, program latihan terhenti seiring dengan berakhirnya pemusatan latihan nasional (pelatnas). Hingga saat ini, para atlet pun belum mendapat kejelasan mengenai keberlanjutan pelatnas. ”Jika sudah ada kejelasan mengenai pelatnas untuk Asian Games 2018, saya baru kembali berlatih,” ujarnya.
Ketidakpastian itu juga yang membuat Indra mengikuti kejuaraan setengah hati. Setelah mengikuti laga penyisihan renang nomor 50 meter gaya dada, ia yang menempati posisi ketiga memilih mengundurkan diri. ”Apa yang didapat dari kejuaraan ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk latihan, jadi saya tidak ingin melanjutkan ke babak final,” ujarnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Harlin E Rahardjo mengatakan, pihaknya memberi waktu libur para atlet selama satu bulan setelah SEA Games. Periodisasi latihan dibuat selama menjelang Asian Games 2018 yang tahap awalnya dimulai pada Oktober lalu. ”Kami memang tidak mengharapkan atlet memecahkan rekor pribadi mereka, tetapi periode latihan ini harus terus dibangun hingga para atlet mencapai puncak penampilannya di Asian Games nanti,” ujarnya.
Ketidakjelasan jadwal pelatnas, kata Harlin, merupakan dampak dari pembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas beberapa waktu lalu. PB PRSI harus membatalkan program training camp di Perth, Australia, pada Oktober-November karena persoalan peralihan administrasi. Adapun pelatnas, paling lambat akan dimulai 1 Januari 2018. (DD01)