Dengan skuad terbaik, Inter Milan mendominasi laga itu. Mereka berhasil melepaskan tendangan ke arah gawang 7 kali, sedangkan ”Zebra Kecil”, julukan Udinese, hanya 2 kali.
Namun, serangan juara Liga Italia 18 kali itu banyak berakhir dengan tendangan dari luar kotak penalti yang berhasil dihalau bek maupun kiper Udinese. Adapun Udinese mampu memaksimalkan setiap peluang dari serangan balik.
Inter Milan akhirnya kalah 1-3. Mereka hanya menciptakan gol lewat kapten, Mauro Icardi, pada menit ke-15. Sementara Udinese membuat gol dari Kevin Lasagna pada menit ke-14, penalti Rodrigo de Paul pada menit ke-61, serta Antonin Barak pada menit ke-77.
Tak hanya mengalami kekalahan, Inter Milan pun melorot dari puncak klasemen ke peringkat ketiga dengan 40 poin dari 17 laga. Sedangkan, Udinese naik dari peringkat ke-13 menjadi ke-11 dengan 21 poin dari 16 laga. ”Kami tampil fantastis pada babak pertama, tetapi tidak lebih baik pada babak kedua. Sementara Udinese bermain sangat kuat di babak kedua. Mereka mampu memaksimalkan sejumlah kesalahan kami pada babak kedua,” kata Icardi dikutip Football-italia.
Posisi Inter Milan dikudeta Napoli dan dilompati Juventus. Tiga jam setelah laga Inter Milan kontra Udinese, Napoli menang 3-1 atas Torino di Kota Turin. Gol Napoli diciptakan Kalidou Koulibaly pada menit ke-4, Piotr Zielinski pada menit ke-25, dan Marek Hamsik pada menit ke-30. Adapun gol Torino dibuat Andrea Belotti pada menit ke-63. ”Pemain saya tahu dengan hasil yang didapat Inter Milan. Mereka pun lapar ingin merebut kembali posisi teratas,” ujar Pelatih Napoli Maurizio Sarri.
Inter kian merana kala Juventus memastikan kemenangan 3-0 atas Bologna di kandang Bologna, Minggu (17/12) malam. Gol Juventus diciptakan oleh Miralem Pjanic pada menit ke-27, Mario Mandzukic pada menit ke-36, dan Blaise Matuidi pada menit ke-64.
Lebih kompetitif
Sebagian hasil pekan ke-17 itu membuat perebutan juara Liga Italia musim ini lebih kompetitif. Perbedaan poin tim-tim empat besar sangat ketat. Kendati memimpin, Napoli hanya terpaut satu poin atas peringkat kedua Juventus, unggul dua poin atas peringkat ketiga, Inter Milan, serta empat poin atas peringkat keempat, AS Roma.
Sejak pekan perdana hingga sekarang, Inter Milan, Juventus, dan Napoli bergantian menjadi pemimpin klasemen. Persaingan lebih ketat terjadi di pekan ke-15. Ketika itu, Inter Milan bisa merebut puncak klasemen dari Napoli yang telah berkuasa sejak pekan ke-4 hingga pekan ke-14.
Bahkan, sejak pekan perdana hingga kini, selisih poin antara peringkat pertama dan kedua tak pernah lebih dari dua poin. Adapun selisih poin peringkat pertama dengan ketiga maupun keempat paling lebar 5-7 poin. Artinya, tak ada tim yang benar-benar mendominasi.
Hasil itu jauh lebih ketat daripada musim lalu. Setidaknya, pada pekan ke-17 musim 2016/2017, pemuncak klasemen, Juventus, sudah unggul tujuh poin atas peringkat kedua, AS Roma. Ketika itu, Juventus sangat mendominasi dan akhirnya juara.
Situasi itu pun disadari Pelatih Inter Milan Luciano Spalletti. Jika lengah, timnya tak hanya kehilangan poin, tetapi juga posisi puncak. ”Liga musim ini sangat ketat. Margin antartim sangat sempit. Situasi terkecil pun bisa membuat perbedaan,” ujarnya.