JAKARTA, KOMPAS — Tim angkat besi Indonesia akan menjalani tahun yang sibuk sepanjang 2018. Selain menghadapi Asian Games, tim ”Merah Putih” juga berburu poin menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Bina Raga, dan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Djoko Pramono berharap, tim angkat besi Indonesia dapat bekerja sama dengan baik untuk kepentingan bangsa dan negara.
Dalam rapat kerja nasional PB PABBSI, di Jakarta, Jumat-Sabtu, 15-16 Desember, Djoko Pramono mengatakan, tim angkat besi Indonesia sudah memulai pelatnas sejak Oktober 2017.
”Meskipun belum ada panggilan (dari pemerintah), pelatnas sudah kita mulai supaya tidak ada yang terlambat,” kata Djoko.
Meskipun belum ada panggilan (dari pemerintah), pelatnas sudah kita mulai supaya tidak ada yang terlambat.
Dalam rakernas dipaparkan, kesibukan tim angkat besi tahun depan akan dimulai dengan adanya uji coba kejuaraan Asian Games 2018, 11-18 Februari. Uji coba, menurut rencana, diikuti 14 lifter nasional, terdiri dari tujuh lifter putra dan tujuh putri. Ajang yang bakal diikuti sejumlah lifter Asia itu diselenggarakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
Selanjutnya, dua lifter putra dan dua lifter putri akan mengikuti Kejuaraan Dunia Angkat Besi Yunior di Tashkent, Uzbekistan, 8-14 Juni mendatang. Pada 18 Agustus-2 September, tim angkat besi akan berjuang habis-habisan demi medali emas Asian Games. Perjuangan tim ”Merah Putih” akan berlanjut di Kejuaraan Dunia 2018 di Lima, Peru, 24 November-5 Desember. Ajang itu merupakan babak kualifikasi Olimpiade 2020.
Djoko mengatakan, tantangan tim angkat besi menembus Olimpiade sangat berat. Hal tersebut terutama karena saat ini Dewan Olimpiade Internasional (IOC) sangat ketat mengawasi penggunaan doping. ”Sekarang belum ada atlet angkat besi Indonesia yang tersangkut kasus doping, tetapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Ini harus jadi pemelajaran bersama agar jangan sampai mengambil tindakan yang merugikan,” ujarnya.
Menurut dia, tim Indonesia cukup diuntungkan dengan adanya larangan berlomba bagi negara-negara yang tersangkut doping. ”Namun, apakah kita senang menjadi juara karena lawan terkena kasus doping?” ujarnya.
Karena itu, menurut Djoko, persiapan tim angkat besi menghadapi Asian Games, Kejuaraan Dunia, dan Olimpiade harus baik untuk mencetak rekor.
Selain program pelatnas tim angkat besi, PB PABBSI tahun depan juga menyelenggarakan penataran wasit dan tim teknis menuju Asian Games, Kejuaraan Satria Remaja Nasional dan Internasional, Kejuaraan Nasional Angkat Besi, penataran pelatih, dan identifikasi bakat atlet.
Tambah atlet
Kepala Bidang Angkat Besi PB PABBSI Alamsyah Wijaya mengatakan, tim angkat besi Indonesia berencana menambah jumlah atlet pelatnas. Dari 11 atlet senior, nantinya akan ditambah lima atlet yunior sehingga total menjadi 16 orang.
”Masalah utama kita adalah atlet yang ada sekarang semakin berumur, tetapi pelapis-pelapisnya belum kelihatan,” ujar Alamsyah. (DNA)