Empat Anak Indonesia Jadi ”Kids Mascot” Manchester United

Kompas/Adrian Fajriansyah

Tristan Lontoh (kanan) dan Rifky Tofani merupakan dua anak nasabah Bank Danamon yang terpilih menjadi kids mascot Manchester United ketika ditemui di Jakarta, Rabu (20/12). Tristan dan Rifky adalah dua dari empat anak Indonesia yang terpilih menjadi kids mascot Manchester United ketika bertemu Burnley pada lanjutan Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Selasa (26/12).

JAKARTA, KOMPAS — Empat anak Indonesia akan menjadi kids mascot Manchester United ketika melawan Burnley di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, Selasa (26/12). Empat anak tersebut merupakan anak-anak nasabah Bank Danamon yang terpilih lewat program Danamon Manchester United Red Match. Kesempatan ini diharapkan bisa memompa motivasi anak-anak tersebut menjadi atlet sepak bola di masa mendatang.

”Kami ingin memberikan anak-anak itu pengalaman bagaimana atmosfer laga sepak bola kelas dunia. Semoga itu bisa menginspirasi mereka menjadi atlet sepak bola. Apalagi, semua kids mascot terpilih itu menggemari dan menjadi murid di sekolah sepak bola (SSB),” ujar Kepala Komunikasi Perusahaan Bank Danamon Atria Rai saat konferensi pers menjelang keberangkatan Danamon Kids Mascot ke Manchester, di Jakarta, Rabu (20/12).

Kompas/Adrian Fajriansyah

Tristan Lontoh (tengah) dan Rifky Tofani merupakan dua anak nasabah Bank Danamon yang terpilih menjadi kids mascot Manchester United ketika mendapatkan cendera mata dari Kepala Pelayanan Bank Danamon Merci Santi Adriani di Jakarta, Rabu (20/12). Tristan dan Rifky adalah dua dari empat anak Indonesia yang terpilih menjadi kids mascot Manchester United ketika bertemu Burnley pada lanjutan Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Selasa (26/12). Empat anak itu terpilih melalui program Danamon Manchester United Red Match, yakni program gabungan Bank Danamon dan Manchester United dalam mengembangkan semangat sepak bola di Indonesia.

Atria mengatakan, Bank Danamon dan Manchester United (MU) telah menjalin kerja sama selama lebih kurang 11 tahun. Salah satu tujuan kerja sama itu yakni mendekatkan MU dengan pendukungnya di Indonesia. Apalagi, jumlah pendukung MU di Indonesia mencapai 54 juta orang atau tertinggi di seluruh dunia.

Selain berupaya mendekatkan diri dengan pendukungnya, MU ingin berkontribusi terhadap peningkatan prestasi sepak bola di Indonesia. Untuk itu, Bank Danamon dan MU menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang menyasar pada pembinaan atlet sepak bola yunior, antara lain Danamon Red Match Soccer Camp dan Danamon MU Red Match.

Bank Danamon dan MU menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang menyasar pada pembinaan atlet sepak bola yunior.

Kedua kegiatan itu baru dilakukan tahun ini. Danamon Red Match Soccer telah diselenggarakan di tiga kota, yakni Jakarta 12-13 Agustus, Bandung 16-17 Agustus, dan Surabaya 19-20 Agustus. Melalui program itu, sekitar 250 anak nasabah Bank Danamon yang berusia 7-12 tahun mendapat bekal ilmu sepak bola langsung dari empat pelatih MU Soccer School.

Kompas/Adrian Fajriansyah

Tristan Lontoh (paling kanan) dan Rifky Tofani (kedua dari kanan) merupakan dua anak nasabah Bank Danamon yang terpilih menjadi kids mascot Manchester United ketika ditemui di Jakarta, Rabu (20/12). Tristan dan Rifky merupakan dua dari empat anak Indonesia yang terpilih menjadi kids mascot Manchester United ketika bertemu Burnley pada lanjutan Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Manchester, Selasa (26/12).

Adapun Danamon MU Red Match baru akan berlangsung pada bulan ini. Melalui program itu, Bank Danamon memilih empat anak nasabah yang berusia 7-12 tahun untuk menjadi kids mascot skuad Manchester United ketika menghadapi Burnley di Old Trafford, Selasa (26/12). Empat anak itu adalah  Tristan Lontoh (9), Roger Fernando Loe (10), Ryan Farell Susanto (11), dan Rifky Tofani (11).

”Saya senang sekali mendapat kesempatan ini. Rasanya seperti mimpi. Dari usia enam tahun, saya sangat suka MU. Saya mengidolai David De Gea,” kata Rifky.

Dengan punya pengalaman menonton langsung, motivasi mereka untuk berlatih dan menjadi pesepak bola yang baik diharapkan semakin tumbuh.

Pelatih U-11 SSB Asiop Apacinti Aulia Siregar dalam acara itu menuturkan, idealnya, atlet sepak bola kategori anak-anak, yakni usia 7-12 tahun, memang harus diberikan porsi latihan yang menyenangkan. Dalam artian, program latihan yang diberikan kepada mereka tidak boleh terlalu keras, yakni hanya latihan dasar, seperti membawa, menahan, dan menendang bola. Tujuannya, agar mereka nyaman dengan latihan itu, mudah menangkap latihan yang diberikan, dan kian menggemari sepak bola.

”Di sisi lain, mereka pun perlu dapat pengalaman-pengalaman berharga dari dunia sepak bola, seperti menonton langsung aksi-aksi pemain sepak bola profesional, seperti MU itu. Dengan punya pengalaman menonton langsung, motivasi mereka untuk berlatih dan menjadi pesepak bola yang baik diharapkan semakin tumbuh,” katanya.