Semangat Juang yang Patut Dicontoh
Setelah keluar dari Ruang Kedatangan Internasional, Terminal 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin (18/12) sekitar pukul 23.00, dua laki-laki muda melempar senyum kepada kerumunan orang di depan ruangan itu. Keceriaan terlihat di wajah mereka, melihat sambutan para pendukung yang telah menanti mereka.
Aura positif itu berasal dari dua sosok yang tengah populer di Tanah Air, yakni atlet bulu tangkis ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang baru tiba dari Dubai, Uni Emirat Arab. Mereka pulang membawa gelar juara Final Super Series di Dubai setelah mengalahkan pasangan China, Liu Cheng/Zhang Nan, 21-16, 21-15, pada partai final, sehari sebelumnya.
Berkat capaian itu, nama Kevin/Marcus pun kian mentereng. Prestasi itu memperpanjang torehan emas Kevin/Marcus sepanjang 2017.
”Minions”, julukan Kevin/Marcus, juara di tujuh turnamen level Super Series/Super Series Premier, termasuk Final Super Series sebagai pamungkas, dari sembilan kali mencapai final, yakni di All England, India, Malaysia, Jepang, China, Hong Kong, dan Dubai. Mereka hanya kalah di Korea Selatan dan Denmark.
Ganda putra peringkat satu dunia itu pun memecahkan rekor pasangan Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, yang merebut enam gelar juara selama 2015. Karena itu pula, mereka dinobatkan sebagai Atlet Putra Terbaik 2017 oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Melawan sakit
Prestasi yang dibuat Kevin/Markus tidak lahir begitu saja. Ada proses panjang yang menyertainya. Selain latihan keras, tekad baja dan semangat untuk terus berjuang serta menang menjadi faktor penting membuat mereka gemilang.
Itulah yang ditunjukkan keduanya di Dubai. Saat latihan sebelum laga pertama melawan pasangan Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, Marcus mengalami cedera otot leher. Otot leher atlet kelahiran Jakarta, 9 Maret 1991, itu tertarik sehingga menimbulkan sakit luar biasa. Kondisi itu sempat membuat mereka ingin mundur.
”Waktu itu, otot leher saya ketarik, bahkan tidak bisa nengok. Sakitnya dari leher sampai pinggang,” ucap Marcus.
Marcus pun berupaya melakukan terapi agar dirinya tetap bisa bermain. Tetapi, cedera itu tak benar-benar sembuh 100 persen. Plester pereda sakit menghiasi leher Marcus sepanjang pergelaran turnamen itu menjadi bukti sakit itu belum pulih.
Hasilnya memang tak mulus. Kevin/Marcus sempat tumbang dari pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 17-21 dan 17-21, pada laga kedua. ”Kekalahan itu karena mereka tidak mendapatkan ritme permainan terbaik dan tak bisa berkembang. Salah satu faktornya karena cedera Marcus,” kata pelatih Aryono Miranat.
Namun, berkat tekad pantang menyerah, Kevin/Marcus berusaha bangkit. Apalagi, cedera Marcus perlahan membaik. Perjudian mereka pun berbuah manis. Pada akhirnya, mereka keluar sebagai juara turnamen itu.
Marcus mengatakan, kejuaraan ini merupakan Final Super Series terakhir di Dubai. Untuk itu, dirinya tidak ingin ketinggalan menjadi juara di sana. ”Jadi, saya tetap berusaha memberikan kemampuan 100 persen walaupun cedera,” katanya.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Wiranto yang hadir di Bandara Soekarno-Hatta berharap capaian Kevin/Marcus bisa menginspirasi atlet-atlet lain, terutama pemain yunior. ”Semangat juang Kevin/Marcus harus menjadi contoh, tidak ada yang tidak mungkin kalau kita berusaha keras,” katanya.
(ADRIAN FAJRIANSYAH)