Pemain asal Argentina itu menjadi cadangan saat tim berjuluk ”Nyonya Besar” itu menghadapi Inter Milan dan Bologna dalam laga lanjutan Serie A. Dalam dua laga itu, performa Dybala sedang menurun dan naluri menyerangnya tumpul saat berada di area pertahanan lawan.
Meski mengawali musim ini sebagai pemain muda yang haus gol dan dapat mengemas 14 gol di semua kompetisi, Dybala kemudian mulai frustrasi. Ia sudah dua kali gagal mengeksekusi tendangan penalti ke gawang Atalanta dan Lazio. Sebelum mencetak satu gol ke gawang Genoa, Kamis kemarin, Dybala terakhir kali mencetak gol saat menghadapi Sampdoria, Minggu (19/11) atau sekitar satu bulan lalu.
”Saya ikut senang melihat Dybala kembali. Wajar jika seorang pemain dibanjiri kritik saat mulai tumpul,” kata striker Juventus dan juga rekan Dybala di timnas Argentina, Gonzalo Higuain.
Setelah Dybala mencetak gol ke gawang Genoa pada menit ke-47, Higuain mengubah skor menjadi 2-0 pada menit ke-76.
Awal musim ini, Higuain juga merasakan apa yang dialami Dybala. Ia sempat menjadi bahan olok-olok karena kesulitan mencetak gol dan dinilai tidak berguna untuk klub sebesar Juventus. Namun, Higuain kemudian bangkit dan kembali mendapatkan penampilan terbaiknya pada akhir September 2017.
Saat terpuruk, Higuain juga mendapat perlakuan sama dari Pelatih Juventus Massimiliano Allegri, yaitu disuruh duduk di bangku cadangan dalam dua laga beruntun. Pada laga kedua, saat melawan Olympiakos dalam laga Liga Champions, Higuain masuk pada babak kedua dan menyumbang satu gol. Akhirnya, Juventus menang, 2-0, setelah Mario Mandzukic menambah satu gol lagi. Higuain pun kembali merasa percaya diri.
Menenangkan diri
Allegri merasa seorang pemain bintang tidak akan pernah kehilangan kemampuannya. Namun, kadang kala sang bintang itu harus menenangkan diri. Salah satunya adalah berhenti sejenak dan menikmati laga dari bangku cadangan.
”Dybala hanya perlu fokus melakukan hal-hal yang sederhana. Dia tidak perlu membuktikan kehebatannya dalam setiap laga karena itu justru memberinya tekanan luar biasa,” kata Allegri seperti dikutip Football-Italia.
Ketika Dybala sudah dirasa siap untuk kembali menjadi pemain mula pada laga kontra Genoa, Allegri memberikan tantangan baru. Dybala yang biasa bermain sebagai gelandang serang, mendapat posisi baru sebagai striker dalam formasi 4-3-3. Seperti yang diharapkan Allegri, Dybala menyelesaikan tugasnya itu dengan baik.
Kepercayaan dari Allegri itu membuat Dybala sangat bahagia. Itu terlihat dari caranya merayakan suksesnya mencetak gol. Setelah mencetak gol, biasanya Dybala berlari sambil menutup bagian mulut dan hidungnya dengan telapak tangan seperti sedang memakai topeng.
Malam itu, Dybala menanggalkan ”topeng”-nya. Ia menepuk-nepuk dada kemudian menempelkan telapak tangannya di belakang telinga seolah-olah ingin mendengar komentar pendukung Juventus. Dybala ingin menyindir orang-orang yang sempat meremehkannya.
Dengan kembalinya Dybala dan meraih kemenangan atas Genoa, Juventus sebagai juara bertahan Piala Italia bakal melaju ke babak perempat final menghadapi Torino. Adapun Torino bisa lolos ke babak perempat final setelah menyingkirkan AS Roma, 2-1, pada laga lainnya, Kamis dini hari WIB di Stadion Olimpico, kandang Roma.
Duel-duel lainnya pada babak perempat final akan berlangsung mulai pekan depan dan pekan pertama Januari 2018, yaitu Lazio melawan Fiorentina, AC Milan melawan Inter, dan Napoli melawan Atalanta. (AP/AFP/REUTERS/DEN)