”El Clasico” Ungkap Ketimpangan Barcelona-Real Madrid
Oleh
·4 menit baca
Laga el clasico yang berakhir dengan kemenangan telak 3-0 Barcelona atas Real Madrid, Sabtu (23/12), di Stadion Santiago Bernabeu, membuka tabir ketidakseimbangan dua kekuatan utama di Liga Spanyol itu. Real Madrid yang biasanya menjadi pesaing utama bagi Barcelona dalam perebutan gelar juara Liga Spanyol kini sedang terpuruk.
Masalah utama yang dialami Real Madrid adalah tumpulnya lini depan dan kurangnya penyerang berkualitas. Masalah itu muncul sejak sebelum musim 2017-2018 dimulai.
Pada bursa transfer musim panas, Madrid gagal membeli penyerang berkualitas bintang. Padahal, Madrid telanjur menjual Alvaro Morata ke Chelsea.
Manajer Madrid Zinedine Zidane yakin, lini depan timnya kokoh karena ada Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale. Namun, begitu Bale didera cedera panjang dan berulang, krisis lini depan dimulai.
Tanpa Bale, Benzema seolah berjuang sendirian. Dia pun sering kesulitan mendapat umpan matang di depan gawang. Benzema pun kembali ke tugasnya pada era Pelatih Jose Mourinho yang sering dikorbankan sebagai penghubung lini tengah dan depan dibandingkan sebagai striker. Tanpa Bale, Benzema sering menjemput bola ke lini tengah.
Hingga paruh pertama musim ini, Benzema baru mencetak dua gol di La Liga. Paruh musim lalu Benzema mencetak enam gol.
Di sisi lain, Cristiano Ronaldo juga terkena dampak sering absennya Bale. Ruang gerak Ronaldo di kotak penalti menjadi sangat sempit karena bek lawan tidak perlu menjaga Bale. Menurunnya ketajaman Benzema turut menyulitkan Ronaldo karena sebagian besar serangan bertumpu kepada Ronaldo.
Klub-klub La Liga sangat paham, menghentikan pergerakan Ronaldo akan mencegah Madrid memenangi laga. Oleh karena itu, Ronaldo selalu dijaga oleh dua hingga empat pemain. Kondisi itu membuat Ronaldo kesulitan dan baru mencetak empat gol di La Liga.
Krisis lini depan itu sulit dipecahkan oleh Zidane karena Madrid terbiasa menggunakan formasi 4-3-3. Posisi Bale coba diisi oleh Isco, Lucas Vazquez dan Marco Asensio, tetapi belum menjadi solusi jitu.
Saat formasi diganti menjadi 4-4-2 atau 4-3-1-2, para pemain Madrid sulit beradaptasi dengan cepat. Ketergantungan besar terhadap Ronaldo masih terjadi.
Madrid beberapa kali imbang dan kalah sehingga tersudut di posisi keempat dengan 31 poin. Madrid tertinggal 14 poin dari Barcelona di puncak klasemen. Ini menjadi sangat sulit bagi Real Madrid untuk menjadi juara La Liga musim ini.
Jika ingin bangkit, Madrid perlu membeli satu atau dua penyerang tajam pada jendela transfer Januari. Namun, biasanya pemain kelas dunia tidak ada di bursa musim dingin.
Barca berjaya
Masalah yang dialami Madrid sebenarnya juga dialami Barca. Kepindahan Neymar ke Paris Saint-Germain mengurangi daya gempur Barca. Kemampuan Paco Alcacer sebagai penyerang juga belum memenuhi harapan Pelatih Barca Ernesto Valverde.
Namun, Valverde bertindak cepat dengan mengubah formasi 4-3-3 menjadi 4-4-2. Adaptasi para pemain juga memerlukan waktu. Luis Suarez sempat kesulitan mencetak gol saat beradaptasi dengan taktik baru.
Barca beruntung Lionel Messi tetap produktif mencetak gol dan sering menjadi penentu kemenangan. Konsistensi Messi membuat Barca memenangi 14 laga dari 17 laga musim ini. Tiga laga lainnya imbang.
Kemampuan para pemain beradaptasi dengan taktik yang baru membuat Barca tetap kuat. Namun, kekuatan Barca akan diuji pada periode Januari akhir hingga Maret tahun depan saat jadwal La Liga bersamaan dengan jadwal Liga Champions dan Copa del Rey.
Keterbatasan jumlah penyerang yang andal akan menjadi masalah jika Messi atau Suarez terkena sanksi atau cedera.
”Keunggulan sembilan poin atas Atletico Madrid di posisi kedua belum menjamin kami bakal meraih gelar juara. Liga ini masih panjang dan kami harus terus fokus agar dapat menjadi juara,” kata Valverde.
Kuda hitam
Atletico Madrid yang juga mengalami krisis lini depan sejak awal musim bakal menjadi ”kuda hitam” pada paruh kedua. Mereka kini memiliki solusi dengan membeli Diego Costa dan Vitolo. Keduanya dapat langsung berlaga pada awal Januari.
Atletico memiliki tim yang tangguh di lini belakang dan tengah. Namun, kurang tajamnya Antoine Griezmann dan Kevin Gameiro membuat Atletico beberapa kali ditahan imbang.
”Kehadiran Costa dan Vitolo penting untuk meningkatkan daya serang kami. Semoga penampilan kami membaik,” kata Gabi, kapten Atletico.