SOLO, KOMPAS — Pelita Jaya Jakarta tak terkalahkan pada laga Seri III Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Pertalite 2017/2018 di Sritex Arena Solo. Evaluasi di setiap pertandingan menjadi kunci kemenangan juara bertahan IBL tersebut.
Pada laga terakhir Seri III IBL, Senin (25/12), Pelita Jaya menaklukkan Stapac Jakarta, 76-67. Wayne Lyndon Bradford menjadi pencetak angka terbanyak bagi Pelita Jaya dengan sumbangan 22 poin. Kemenangan pada laga terakhir ini menjadikan Pelita Jaya sebagai satu-satunya tim yang belum terkalahkan.
”Evaluasi pemain dan strategi permainan dilakukan setiap selesai pertandingan. Tujuannya supaya lawan tidak mudah mendeteksi kelemahan kami,” kata Pelatih Pelita Jaya Johannis Winar.
Johannis juga mengapresiasi semua pemain, khususnya pada dua laga terakhir. Mereka mengalahkan tim-tim papan atas dengan pertandingan cukup sengit. Sebelumnya, Minggu (24/12), Pelita Jaya mengalahkan Satria Muda Pertamina, 81-73.
Pergantian pemain yang konsisten juga memperbesar peluang kemenangan Pelita Jaya. Hampir semua pemain mempunyai porsi waktu bermain yang sama sehingga energi tidak mudah terkuras. Selain itu, kehadiran dua pemain asing, Bradford dan Chester Jarell Giles, mampu mendongkrak perolehan poin.
”Beruntung kami mempunyai pemain asing yang bagus. Selain cerdas, mereka cepat bergaul dengan pemain lokal,” ujar Johannis.
”Namun, harus ada evaluasi. Itu soal turn over (TO) kami yang masih tinggi. Karena pada pertandingan pertama, kami TO-nya 22, tetapi hari ini TO kami jadi 23 karena menerapkan strategi full press court,” kata Johanis.
Sementara menurut asisten pelatih Spatac Jakarta, Antonius Ferry Rinaldo, kekalahan timnya karena para pemain telat mengubah strategi. ”Tim kami terlambat. Sekalipun strategi full press court-nya sudah berhasil, itu hanya mampu memperkecil kekalahan kami,” ujarnya.
Kapten tim Stapac, Rizky Effendi, menilai, kekalahan kedua ini menjadi pelajaran untuk laga berikutnya. Pada pertemuan di Seri I, Stapac kalah 57-85 dari Pelita Jaya. ”Dengan kekalahan pada dua pertemuan ini, sedikitnya kami sudah bisa siap untuk pertarungan ketiga, atau ketika bertemu pada babak play off nanti,” ujarnya.
Terkait dengan penyelenggaraan laga saat Natal, Manajer Pelita Jaya Fictor Gideon Roring menegaskan, agar pertandingan pada hari Natal menjadi yang terakhir di IBL. ”Saya memang yang menentang pelaksanaan pertandingan pada malam Natal dan hari Natal sebab hal ini sangat bertentangan dengan budaya kita,” ujarnya.