Peralatan Dinantikan
JAKARTA, KOMPAS — Kurang dari dua bulan, Indonesia akan menggelar uji coba kejuaraan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 pada 10-18 Februari. Namun, hingga kini belum ada kejelasan ketersediaan peralatan untuk uji coba kejuaraan itu.
Ajang uji coba kejuaraan (test event) merupakan kesempatan Indonesia untuk menguji kesiapan panitia penyelenggara Asian Games, peralatan dan arena pertandingan, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti akomodasi dan transportasi. Ada sembilan cabang olahraga yang diuji coba, yaitu atletik, basket, tinju, sepak bola, angkat besi, bola voli, taekwondo, pencak silat, dan panahan.
Wakil Ketua Bidang Kompetisi Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Regi Nelwan di Jakarta, Senin (25/12), mengatakan, dirinya cukup waswas menanti ketersediaan peralatan. ”Saya deg-degan menunggu. Takutnya nanti ajang uji coba berantakan, atau kalau memakai peralatan yang sudah ada, kondisinya kurang memuaskan. Jangan sampai nanti malah mempermalukan Indonesia selaku tuan rumah,” katanya.
Saya deg-degan menunggu. Takutnya nanti ajang uji coba berantakan, atau kalau memakai peralatan yang sudah ada, kondisinya kurang memuaskan.
Peralatan lama yang dimaksud merupakan pengadaan PBVSI tahun 2008 ketika Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Bola Voli Asia. Untuk Asian Games 2018, PBVSI dan beberapa cabang olahraga lain sudah mengajukan proposal pengadaan peralatan sejak 2016.
Pembahasan peralatan baru dilakukan Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) pada November. Berdasarkan penjelasan Inasgoc, kata Regi, kontrak pengadaan peralatan sudah mulai dilakukan, tetapi membutuhkan waktu beberapa bulan hingga peralatan tersedia.
Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) juga menanti kejelasan peralatan untuk Asian Games. Peralatan angkat besi diprediksi baru bisa datang pada April, atau setelah uji coba kejuaraan digelar.
Peralatan angkat besi dipesan khusus dari Swedia. Peralatan itu antara lain terdiri dari barbel set, dan timbangan. Sebelum dipakai, perlu ada pengaturan dan pemasangan logo Asian Games pada peralatan. Proses itu memakan waktu tidak sebentar.
”Kalau bulan ini barang baru dipesan, lalu bulan depan baru proses pembelian, maka kemungkinan besar peralatan baru bisa datang pada April,” kata Kepala Bidang Angkat Besi PB PABBSI, sekaligus manajer kompetisi, Alamsyah Wijaya.
Alamsyah mengatakan, nilai pengadaan peralatan angkat besi untuk Asian Games secara keseluruhan mencapai Rp 16 miliar. Karena peralatan belum tersedia, tim angkat besi Indonesia berencana meminjam peralatan dari PABBSI Jawa Barat. Peralatan itu cukup lengkap dan kondisinya baik karena baru dipakai untuk PON 2016. Namun, untuk mengangkut peralatan dari Kabupaten Bandung ke Jakarta membutuhkan biaya Rp 500 juta.
Pengadaan alat
Menanggapi persoalan peralatan, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengatakan, pengadaan alat latihan harian akan dialokasikan melalui dana pelatnas 2018 sebesar Rp 745 miliar. Sementara pengadaan alat untuk Asian Games dialokasikan dari dana yang dikelola oleh Inasgoc. Adapun Inasgoc menerima sekitar Rp 2 triliun dari APBN 2017 dan Rp 1,79 triliun dari APBN 2018.
”Lelang pengadaan alat latihan baru bisa dimulai setelah 3 Januari 2018. Hal itu karena dana perlengkapan alat masuk dalam APBN tahun 2018,” kata Gatot.
Alokasi dana alat latihan harian mengacu pada proposal pelatnas yang sudah diserahkan oleh pengurus cabang. Namun, Kemenpora belum tentu mencairkan seluruh anggaran yang diajukan dalam proposal itu. Pencairan dana mengacu hasil verifikasi proposal pelatnas yang dilakukan oleh tim ahli yang terdiri atas 11 orang. Mereka akan mengidentifikasi kesesuaian antara anggaran yang diajukan dengan prestasi atlet dan peluang meraih medali.
Untuk itu, kata Gatot, cabang diharapkan menggunakan peralatan yang ada untuk persiapan uji coba. Prosedur pengadaan alat latihan cukup rumit dan tidak selesai dalam satu minggu. Namun, pihaknya memastikan semua persoalan anggaran dan pelatnas akan selesai bulan Januari. Adapun verifikasi proposal pelatnas selesai 31 Desember 2017.
”Kemenpora akan menggelar rapat bersama Inasgoc, Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 (Inapgoc), dan perwakilan cabang hari Rabu untuk membahas pengelolaan anggaran, termasuk pengadaan alat latihan,” ujar Gatot.
Menurut Gatot, uji coba ini menjadi ujian kesiapan pemerintah dan panitia penyelenggara jelang Asian Games, 18 Agustus-2 September. Ujian kesiapan meliputi kualitas infrastruktur, pengorganisasian panitia, dan peningkatan prestasi. Uji coba akan dibuat semirip mungkin dengan Asian Games nanti agar cabang lebih mudah memetakan kekuatan lawan. (DNA/KRN)