London, SelasaHarry Kane sedang naik daun. Ketajaman striker Tottenham Hotspur itu membangkitkan berbagai mimpi. Striker 24 tahun itu diharapkan bisa seperti para pemain legendaris yang setia pada satu tim di sepanjang kariernya, seperti Francesco Totti (AS Roma), Paolo Maldini (AC Milan), Steven Gerrard (Liverpool), dan Paul Scholes (Manchester United).
Kane pun ingin menjadi pemain berklub tunggal. ”Saya ingin menjadi pemain dengan satu klub,” ujarnya pada Daily Mirror, Oktober lalu.
Namun, itu bukan janji. Kane memberi syarat. ”Itu tergantung pada bagaimana klub ke depannya dan manajer, serta hal lainnya, tetapi saya katakan saya ingin bertahan di sini,” ujarnya.
Kebijakan klub menjadi penentu Kane akan terus bertahan di Spurs atau tidak. Satu faktor yang bisa mengganggu adalah kebijakan klub yang sangat ketat terkait gaji pemain.
Kane yang terikat kontrak hingga 2022 diyakini menerima gaji per pekan 120.000 poundsterling, sekitar Rp 2,193 miliar. Namun, di antara pemain kelas dunia, gaji Kane itu berada di urutan ke-38.
Kane yang mencetak 56 gol untuk klub dan tim nasional pada tahun kalender 2017 dan melampaui koleksi gol Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Robert Lewandowski pun dibandingkan dengan para pemain bergaji besar. Berdasarkan data The Times, Kane jauh di bawah Messi yang per pekan mendapat 500.000 pounds dari Barcelona, dan Ronaldo menerima 365.000 pounds dari Real Madrid.
Striker Manchester United, Romelu Lukaku, yang koleksi golnya di Liga Inggris di bawah Kane, per pekan menerima 250.000 pounds, sekitar 4,571 miliar. Lukaku musim ini menceploskan 10 gol, delapan gol di bawah Kane.
Jika Spurs masih kaku dengan standar gaji pemain, Kane bisa meninggalkan klub berjuluk ”Lili Putih” itu. Apalagi, dia diincar klub-klub kaya, termasuk Real Madrid yang pada 2013 merekrut Gareth Bale dari Spurs.
”Mungkin Harry Kane dengan mentalitasnya bisa menjadi pemain Tottenham seperti Francesco Totti di Roma,” ujar Manajer Spurs Mauricio Pochettino, Jumat pekan lalu.
Totti menghabiskan kariernya bersama Roma selama 24 tahun sejak debut pada 28 Maret 1993. Dia pensiun pada usia 41 tahun, dengan meraih satu gelar juara Liga Italia. ”Meraih satu gelar juara liga di Roma bagi saya sama nilainya dengan 10 di Juventus atau Real Madrid,” kata Totti dikutip BBC. (AFP/ANG)